Tuhan melampaui segala sesuatu. Tidak ada satu pun perbuatan manusia yang mempengaruhi Tuhan. Tidak ada kebaktian manusia yang sampai kepada Tuhan. Tidak ada doa dan rayuan manusia yang bisa masuk ke dalam majelis keesaan Tuhan. Jadi, dalam menyembah Allah apakah manusia hanyalah sebuah robot yang berdiri, rukuk dan sujud? Apakah dalam melakukan kebaktian kepada Allah manusia hanyalah sebuah mesin yang bergerak? Apakah karena Allah melampaui segala sesuatu maka tidak ada cara apapun hubungan hamba dengan-Nya?
Seorang pria bekerja mencari batu-batu permata di dalam gua. Satu hari, ketika dia sedang asyik mengumpulkan batu-batu permata, tiba-tiba muncul seekor ular besar di hadapannya. Dia ketakutan dan lari sekuat-kuat tenaganya. Sejak kejadian itu setiap kali dia melihat ke gua dia akan 'melihat' ular besar. Kehadiran ular besar menguasai hatinya.
Dua orang pria bersahabat baik dan saling berkasih sayang. Suatu hari, salah seorang dari mereka meninggal dunia. Sahabat yang masih hidup itu sering mengunjungi anak sahabatnya yang telah meninggal itu. Lelaki itu 'melihat' kehadiran sahabatnya pada si anak itu.
Dalam sebuah negeri ada seorang perempuan pelacur yang sangat cantik, menawan, memberahikan dan mempesona apa pria yang memandang kepadanya. Tidak ada pria yang dapat menahan keinginannya saat melihat perempuan tersebut. Setiap hari perempuan itu akan menunggu pelanggannya dengan memamerkan wajahnya di jendela rumahnya. Pria yang melintasi rumahnya pasti akan berhenti saat melihat kepadanya. Perempuan itu tidak pernah kecewa menarik pria kepadanya. Pada suatu hari lalu seorang pria saleh di hadapan rumahnya. Pria salih itu adalah seorang rahib yang tidak pernah berbuat maksiat. Secara tidak sengaja pria saleh itu terpandang kepada perempuan tadi. Seperti besi di tarik oleh besi berani kaki pria saleh itu berjalan ke arah rumah perempuan tersebut dan masuk ke dalamnya. Perempuan itu bersedia melayaninya. Pria salih itu pun sudah ada keinginan terhadap perempuan cantik itu. Tetapi ketika pria saleh itu menyentuh perempuan itu, tangan pria saleh itu tiba-tiba bergetar. Tubuhnya menggigil dan wajahnya pucat. Perempuan itu merasa heran lalu menanyakan kondisi tersebut. Salih itu memberitahu perempuan itu bahwa Tuhan Melihat perbuatannya dan Mendengar perkataannya. Dia sangat takut Tuhan. Penyaksiannya terhadap Tuhan itulah yang menjadikan sekalian tubuhnya menggigil dan wajahnya pucat. Kehadiran Tuhan menguasai hatinya.
Al-Quran menceritakan tentang peristiwa yang di alami oleh Nabi Yusuf as
Dan sebenarnya perempuan itu telah berleinginan sangat kepadanya, dan Yusuf (mungkin timbul) keinginannya kepada perempuan itu, kalau tidak ia menyadari kenyataan Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu). Demikianlah (takdir Kami) untuk menjauhkan dari Yusuf hal yang tidak baik dan perbuatan keji, karena sesungguhnya ia dari hamba-hamba Kami yang ikhlas (dibersihkan dari segala dosa). (Ayat 24: Surah Yusuf)
Pada saat yang genting itu Nabi Yusuf as menyaksikan kehadiran Tuhannya. Kehadiran Tuhan yang dialami oleh hati itu diistilahkan sebagai Hadrat Ilahi. Hamba-hamba yang ikhlas dengan Allah, yang telah dipersucikan, dikaruniai makam ihsan, yaitu menyaksikan Hadrat Tuhan atau merasakan kehadiran-Nya. Rasulullah saw bersabda: "Sembahlah Tuhanmu seolah-olah kamu melihat-Nya. Sekalipun kamu tidak melihat-Nya, ketahuilah Dia melihat kamu ". Hamba-hamba yang ikhlas dan dipersucikan menyembah Allah dalam kondisi hati mereka merasakan kehadiran Allah Suasana hati yang demikian dikatakan hati menyaksikan Hadrat Ilahi. Itulah ihsan.
No comments:
Post a Comment