Tuesday, 19 March 2013

Roh Insan yang sangat suci hanya menyatakan saat ia dibaluti oleh jasad dan bakatnya hanya menonjol ketika ia ditempatkan di dalam dunia. Ketika Adam as mendiami surga bakat kekhalifahannya tidak menyata. Setelah dimasukkan ke dalam dunia barulah nyata Adam as sebagai khalifah Tuhan. Keturunan Adam as juga menanggung kewajiban kekhalifahan itu di dalam dunia ini juga. Di dalam dunia yang sangat luas ini Adam as dan keturunannya ditempatkan pada satu tempat yang bernama bumi. Kehidupan di dunia dengan kehidupan di bumi adalah hal yang sama untuk Adam as dan keturunannya. Kehidupan dunia ini adalah satu-satunya kesempatan untuk manusia. Manusia tidak diberi kesempatan yang kedua kali.

Dan barangsiapa yang buta di sini, maka di akhirat pun dia buta dan lebih sesatlah jalannya. (Ayat 72: Surah al-Isra ')
Bukan buta mata di kepala tetapi buta mata pada hati. Jika ketika hidup di dalam dunia tidak menemukan jalan kembali ke Tuhan, sudah mati pun tidak menemukan jalan. Kesesatan jalan di akhirat lebih menakutkan daripada buta mata di dunia. Apa juga yang manusia mau usahakan maka dunia inilah kebunnya. Kehidupan dalam dunia inilah yang menentukan nasib manusia ketika sakratul maut, dalam alam kubur, di Padang Mahsyar, di Hisab, pada jembatan menyeberangi neraka dan pada kehidupan yang abadi. Perbedaan di antara dunia dan akhirat hanya satu saja, yaitu di akhirat ada kesempatan untuk melihat Tuhan secara terang-terangan, sementara di dunia melihat Tuhan melalui hijab-hijab. Urusan Islam, iman, tauhid dan makrifat selesai di dalam dunia ini juga. Apa yang diperoleh di dunia ini itulah yang akan dibawa ke akhirat.

No comments:

Post a Comment