Wednesday, 13 March 2013

Roh yang berhijabkan hijab ketuhanan itu merupakan ciptaan Tuhan yang paling murni, paling istimewa dan paling mulia. Setelah roh yang paling murni itu diciptakan berfungsi pula sebagai katalis atau penghijab kepada rancangan Tuhan yang lain. Jadi, roh yang paling murni itu adalah ciptaan kelas pertama dan kejadian yang lain adalah ciptaan kelas kedua. Roh yang paling murni atau latif itu lebih murni dari cahaya malaikat. Malaikat tidak bisa menyaksikannya. Peringkat roh yang paling latif itu satu tingkat lebih tinggi dari tingkat terakhir yang dipijak oleh Jibril pada malam Isra dan Mi'raj. Meskipun Jibril merupakan salah satu makhluk bangsa nur yang latif tetapi kelatifan nur Jibril lebih rendah dari kelatifan roh yang paling latif itu. Sebab itu Jibril tidak dapat memasuki bidang nur roh yang paling latif itu. Roh yang paling latif itu adalah roh Nabi Muhammad saw atau biasanya di kalangan ahli tasawuf disebut Roh Muhammad. Kelatifan roh beliau itulah yang menjadi hijab melindungi beliau melalui pergeseran alam gaib, sehingga beliau sampai ke Arasy yaitu bidang nur roh yang paling latif itu. Nabi Muhammad saw kembali ke tempat asal roh beliau, tempat yang tidak ada makhluk lain kecuali nur yang latif itu.

Tuhan berkehendak mengadakan pernyataan kepada roh yang paling latif itu dan untuk itu Dia ciptakan jasad Adam as Setelah jasad Adam as sempurna diciptakan, Tuhan 'hubungkan' roh yang paling latif itu dengan jasad tersebut. Hubungan itu menyebabkan Adam as menjadi hidup dengan memiliki rohnya sendiri, yang 'menumpang' bakat kehidupan kepada roh yang latif. Meskipun jasad Adam as dijadikan dari tanah tetapi rohnya terkait dengan roh yang paling latif, bahkan roh Adam as atau Roh Insan adalah bakat roh yang paling latif itu. Tidak putus hubungan roh individu dengan roh yang menjadi sumber keberadaan roh-roh.

Roh yang paling latif, roh Nabi Muhammad saw, sumber kepada Roh-roh Insan, berkedudukan sebagai khalifah Allah, utusan-Nya atau urusan-Nya yang melaksanakan perintah Allah Ia menyimpan segala informasi tentang segala yang Tuhan mau ciptakan. Roh urusan Tuhan itulah yang bertugas dengan tepat memastikan apa yang Tuhan kehendaki itu terlaksana dengan tepat.

Dan tidak Kami utus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
(Ayat 107: Surat al-Anbiyaa ')
Bakat kekhalifahan roh yang paling latif itu hanya menjadi kenyataan setelah Adam as diciptakan. Adam as dan keturunan beliau as menjadi bekas menerjemahkan bakat-bakat khalifah Allah yang menjadi urusan Allah Roh Insan yang diterangi oleh roh yang paling latif, yang hanya dihijabkan oleh hijab ketuhanan, diberikan kemampuan untuk mengalami suasana Hadrat Ilahi, merasakan kehadiran Tuhan dan mengenali Tuhan dalam aspek yang ada hubungan dengan makhluk dan Tuhan dalam aspek yang melampaui segala bentuk hubungan dengan makhluk. Roh Insan yang diterangi oleh roh yang paling latif mengenal Allah secara tasybih dan tanzih. Hadrat Ilahi atau hakikat yang dialami oleh Roh Insan diistilahkan sebagai Rahasia-rahasia Allah Rahasia-rahasia Allah yang dikaruniakan kepada Roh Insan tidak diketahui oleh makhluk yang lain. Dengan demikian makhluk yang lain harus akur dengan posisi insan sebagai khalifah Allah Karena Adam as yang menyatakan kekhalifahan itu maka siapa harus akur dengan posisi Adam as sebagai ciptaan Tuhan yang menanggung Rahasia Allah yang paling mulia. Siapa harus tunjukkan bukti penerimaan tersebut dengan cara sujud menghormati Adam as

No comments:

Post a Comment