Wednesday, 13 March 2013

Pada roh yang ditentukan untuk manusia ada aspek yang disebut nafsu. Nafsu menjadi faktor yang membedakan manusia dengan malaikat. Nafsu melahirkan kemauan, perasaan, perhatian dan sejenisnya. Nilai-nilai yang ada pada nafsu mempengaruhi haluan roh menggunakan bakat-bakatnya. Jika tidak ada pengaruh nafsu, roh akan hanya menggunakan bakat-bakatnya untuk hal-hal kebaikan yang diridhai Allah Peranan nafsu menyebabkan bakat roh bisa digunakan untuk kebaikan atau kejahatan berdasarkan nilai-nilai yang menguasai nafsu. Tabiat nafsu yang beragam menyebabkan ia dikenal dengan berbagai nama, berdasarkan penilaian kebaikan atau kejahatan yang menjadi tabiat nafsu itu. Pada tingkat nafsu bersifat paling buruk ia dikenal sebagai nafsu ammarah. Pada tahap ia mampu membedakan yang baik dari yang buruk ia dinamakan nafsu Lawwamah. Pada tingkat nafsu Lawwamah, mengenali dan mengakui keburukan tidak menghilangkan sepenuhnya tabiat buruk itu dari nafsu. Bila kebiasaan buruk itu sudah hilang sepenuhnya dari nafsu ia dinamakan nafsu mulhamah. Nafsu mulhamah, meskipun sudah tidak memiliki tabiat buruk tetapi ia masih belum menetap dan bisa kembali dipengaruhi oleh kebiasaan merokok. Jika ia sudah menetap, teguh dan tabiat buruk tidak sampai kepadanya lagi, ia dinamakan nafsu muthmainnah. Nafsu yang berada dalam suasana muthmainnah adalah nafsu yang diridhai Allah dan dijamin surga untuknya. Nafsu yang bertaraf anggota surga ini akan mengarahkan bakat-bakat roh kepada hal-hal kebaikan saja.

No comments:

Post a Comment