Tuesday, 19 March 2013

Nafsu pada tingkat yang paling rendah dan paling buruk dinamakan nafsu ammarah. Ammarah adalah sifat nafsu yang berbagi dengan sifat setan, yaitu nafsu yang warnanya diresapi oleh warna setan. Nafsu pada tingkat ammarah berkedudukan sama dengan setan. Inilah nafsu yang sesat.

Tidakkah kamu perhatikan orang yang mengambil nafsunya sebagai tuhan dan dia disesatkan Allah karena Allah mengetahui (kejahatan hatinya), lalu ditutup Allah akan pendengarannya dan penglihatannya tertutup . (Ayat 23: Surah al-Jaathiyah)

Bahkan mereka menyembah jin. (Ayat 41: Surah Saba ')
Kesesatan nafsu bisa sampai ke tingkat menyembah jin. Setan adalah bangsa jin. Jin yang berbangsa setan inilah yang dipertuhankan oleh nafsu manusia. Bila nafsu lari dari sumbernya, yaitu roh yang suci murni dan ia bersyarikat pula dengan setan dari bangsa jin, terjadilah kerusakan pada akidah dan akhlak manusia. Dari segi akidah manusia dapat menyembah nafsunya atau menyembah jin atau menyembah keduanya. Nafsu manusia dengan diri manusia (ego) adalah hal yang sama. Mempertuhankan nafsu dan menyembah ego diri adalah yang sama. Firaun dan Namrudz mengaku menjadi tuhan. Mereka menyembah nafsu. Qarun mengaku menjadi tuhan harta. Qarun juga menyembah nafsu. Sebagian manusia menyembah roh. Mereka juga menyembah nafsu. Banyak orang menolak peraturan Allah karena mau memuaskan nafsu mereka. Mereka juga termasuk di dalam golongan yang mempertuhankan nafsu. Pertuhanan nafsu yang paling halus adalah sifat riya, melakukan kebaikan untuk mendapat pujian orang banyak demi menaikkan ego nafsunya. Nafsu yang mempersekutukan dirinya dengan Tuhan itulah yang mengundangkan pertuhanan jin. Nafsu yang bisa masuk ke dalam alam khayal ciptaan setan mengambil bentuk-bentuk tuhan yang digubah oleh setan. Jin suka menjelma dalam bentuk hewan seperti ular, gajah putih, kera dan lain-lain. Penjelmaan jin dalam bentuk hewan itu dalam kondisi luar biasa, seperti ular berkepala tujuh, gajah bergading emas, kera sakti dan lain-lain yang menguatkan anggapan manusia jahil bahwa itulah tuhan. Mereka yang menerima tuhan-tuhan yang demikian menyebutnya sebagai dewa-dewi, ratu, putri dan lain-lain. Itu semua adalah jin yang mengenakan tipu daya kepada manusia yang jahil tentang Tuhan.

Kerusakan akidah yang terjadi pada umat manusia bersumber dari iblis yang memusuhi bangsa manusia sejak manusia pertama diciptakan oleh Allah Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan keturunan Adam as Al-Quran menceritakan:

(Iblis) berkata: "Berikan tempuh akan daku wahai Tuhanku, karena aku akan menyesatkan mereka sampai hari kiamat." Tuhan berfirman: "Kamu diberi tempuh." Iblis berkata: "Karena aku telah sesat, maka aku akan halang mereka dari jalan Engkau yang lurus. Aku datang ke mereka dari depan, belakang, kanan dan kiri dan Engkau mendapatikebanyakan mereka tidak mensyukuri Engkau. (Ayat 14 - 17: Surah al-A'raaf)
Hasil dari gerakan iblis dan kuncu-kuncunya, yaitu setan, dan tewasnya nafsu manusia kepada mereka, maka terjadilah apa yang diceritakan oleh al-Quran:

Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakit mereka dan bagi mereka siksa yang pedih akibat dusta mereka. (Ayat 10: Surah al-Baqarah)

Dan sesungguhnya Kami telah sediakan untuk neraka jahanam beberapa banyak dari jin dan manusia. Mereka memiliki hati tetapi tidak mengerti, memiliki mata tapi tidak melihat, memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Mereka adalah seperti hewan bahkan lebih hina dari itu dan mereka adalah orang-orang yang lalai . (Ayat 179: Surat al-A'raaf)

Kami jadikan manusia dalam bentuk yang paling baik kemudian kembalikan dia ke tempat yang paling rendah. (Ayat 4 & 5: At Tiin)

Terkunci Allah akan hati mereka dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka tertutup.
(Ayat 7: Surah al-Baqarah)
Manusia yang sudah parah terserang penyakit iblis akan mengikuti iblis ke posisi yang paling buruk.

Itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, maka ditulikan-Nya telinga mereka, dibutakan penglihatan mereka. Tidakkah mereka memperhatikan al-Qur'an? Bahkan dalam hati mereka ada kunci-kunci. (Ayat 23 & 24: Surah Muhammad)

No comments:

Post a Comment