Wednesday, 27 March 2013

Tujuan tarekat tasawuf adalah membawa hati keluar dari hijab kegelapan dan masuk ke dalam cahaya yang terang benderang. Di dunia ini benda-benda nyata bisa disaksikan karena ada cahaya nyata seperti matahari, bulan dan lampu. Hal dunia yang abstrak dapat disaksikan melalui cahaya akal. Alam gaib pula disaksikan melalui cahaya latifah. Meskipun cahaya latifah muncul sebentar saja dalam pandangan mata hati namun ia cukup untuk menerangi perjalanan menuju stasiun spiritual yang berikutnya. Ketika seseorang mencapai baqa semua cahaya tidak memiliki warna, maka tidak ada penyaksian terhadap cahaya, tetapi hati masih dapat merasakan suasana yang terang benderang menerangi perjalanannya sehingga dia tidak merasa keliru atau ragu-ragu. Cahaya-cahaya alam spiritual mengemudi seseorang untuk sampai ke Hadrat Ilahi. Suasana Hadrat Ilahi adalah makam ihsan, yaitu merasakan kehadiran Tuhan dalam segala kondisi dan pada setiap saat. Orang yang sampai kepada pengalaman yang demikian mengerti maksud firman Allah:

Allah adalah Cahaya untuk langit dan bumi. (Ayat 35: Surah an-Nur)
Nur Allah adalah Hadrat-Nya atau kehadiran-Nya yang dapat dirasakan oleh hati yang terkait dengan rohnya yang asli. Nur Allah bukanlah cahaya yang bisa dipikirkan, digambarkan atau dikhayalkan. Maksud melihat Nur Allah adalah merasakan kehadiran-Nya. Apa juga cahaya yang disaksikan dalam alam ghaib adalah cahaya yang Dia gubah sebagai menarik hamba-hamba-Nya agar terus berjalan hingga sampai ke tujuan yang dituju. Tujuan yang terakhir hanya bisa ditemukan dan diakses melalui suluhan cahaya kebenaran yang sejati.

Dan demikianlah Kami wahyukan kepada engkau satu Roh dari urusan Kami. Padahal tidaklah engkau tahu apa itu Kitab dan apa itu iman. Tetapi Kami jadikan ia nur yang Kami beri petunjuk dengan ia barangsiapa yang kami inginkan dari hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya engkau akan memimpin ke jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah, yang kepunyaan-Nya apa yang ada di semua langit dan apa yang ada di bumi. Ketahuilah! Kepada Allah akan sampai segala urusan. (Ayat 52 & 53: Surah Asy-Syura)
Wahyu adalah cahaya kebenaran yang sejati, menjadi nur yang memberi petunjuk yang dengannya segala urusan sampai kepada Allah

No comments:

Post a Comment