Orang-orang yang meminati tarekat tasawuf sangat ingin mengetahui pengalaman spiritual dan penyaksian yang terjadi kepada orang sufi. Deskripsi mengenai hal tersebut sulit diperoleh. Buku-buku tasawuf hanya menceritakan tentang perjalanan spiritual secara umum. Kadang-kadang diolah dengan cara yang sulit dimengerti, dicampur pula dengan istilah-istilah yang belum pernah didengar. Banyak hal dibungkus dengan istilah Rahasia; Rahasia Tuhan, Rahasia Insan dan berbagai Rahasia lagi. Ada pula yang menceritakan pengalaman secara berteka-teki, digunakan uraian yang samar-samar. Semua itu dilakukan dengan alasan masyarakat tidak akan mengerti hal spiritual yang mendalam. Hal khusus hanya bisa dikatakan dalam acara yang menjadi anggota. Ada guru-guru yang tarekat melarang murid-muridnya berbicara tentang hal kerohanian dengan orang yang berlainan aliran tarekat.
Bila intisari pengalaman spiritual tidak diungkapkan, orang yang berminat dalam bidang tersebut mudah terdorong untuk membuat asumsi sendiri. Sebagian mereka mengira ilmu yang diajarkan secara sembunyi itulah ilmu yang benar dan ilmu yang diajarkan secara terbuka tidak sampai kepada kebenaran yang sejati. Dalam alam yang tersembunyi itulah muncul berbagai ajaran yang terdengar dari jauh sebagai ajaran sesat. Ketika dipanggil oleh pihak yang berkuasa praktisi ajaran tersebut menyangkal keterlibatan mereka dengan ajaran tersebut. Mereka mengaku menjadi pengikut Ahli Sunah wal Jamaah. Bila dibebaskan mereka kembali ke alam persembunyian mereka. Murid-murid mereka diberitahu bahwa ilmu mereka adalah ilmu wali-wali, hanya wali saja bisa mendengar pengajarannya, tidak bisa diungkapkan kepada orang yang tidak berjalan pada jalan wali, meskipun mereka adalah pihak yang berwenang. Alam persembunyian mereka tetap tinggal kokoh. Tidak dapat dipastikan berapa banyak tuhan-tuhan yang muncul dalam alam persembunyian tersebut. Akibatnya tarekat tasawuf yang benar dengan tarekat yang sesat sulit diidentifikasi. Di kalangan masyarakat pula mulai timbul anggapan miring terhadap orang-orang yang bertarekat tasawuf, terutama yang memakai jubah. Guru ajaran sesat digambarkan sebagai orang yang berjubah dan berserban. Orang alim pula digambarkan sebagai berpakaian 'bush jacket' dan 'coat'. Anggota tarekat yang benar tidak diterima dengan baik karena mereka memakai jubah. Inilah yang terjadi ketika tarekat yang sesat berlindung di balik jubah dan sorban, dan aktivitas mereka tidak diungkapkan.
Dalam menangani masalah penyakit aids, masyarakat diungkapkan secara luas kepada pengetahuan tentang penyebab dan tanda-tanda penyakit tersebut. Dalam menangani penyakit sosial yang melibatkan seks, sudah ada upaya penyebaran pendidikan seks secara terbuka. Penyakit aids dan praktisi seks yang salah langkah berpeluang menceritakan pengalaman mereka secara terbuka. Tindakan berani orang-orang yang bersalah dan menyesal itu sedikit banyak mempengaruhi orang banyak.
Di antara semua penyakit, termasuk penyakit aids, narkoba, seks dan semua penyakit, penyakit yang paling besar dan paling berbahaya adalah penyakit sesat akidah. Penyakit lain mungkin menerima pengampunan Tuhan, jika dikehendaki, tetapi penyakit sesat akidah tidak diampuni-Nya. Jika orang lain berpeluang masuk surga setelah dicuci di dalam neraka, tetapi orang yang sesat akidah tidak berpeluang meninggalkan neraka. Karena penyakit ini merugikan manusia di dunia dan di akhirat, usaha membenterasnya harus dilakukan sehingga ke akar rumput. Salah satu benteng persembunyian mereka adalah bagian kesamaran dalam ajaran tarekat tasawuf. Kubu ini harus diperuntuhkan dengan memperjelas apa yang samar sehingga tidak ada lagi alasan yang batal bersembunyi di balik yang benar. Pendukung ajaran tarekat yang benar berkewajiban melindungi akidah orang banyak dari fitnah yang ditaburkan oleh nabi-nabi palsu, wali-wali palsu dan guru-guru palsu yang berlindung di balik nama tarekat kewalian.
No comments:
Post a Comment