Manusia harus sadar tentang bakat-bakat dan nilai-nilai yang Tuhan ciptakan sebagai bagian dari kejadian manusia itu sendiri. Pada kejadian manusia sudah ada bakat berkehendak dan membuat pilihan. Usaha dan ikhtiar tidak menyalahi takdir karena Tuhan telah menentukan sejak azali bahwa manusia memiliki bakat untuk berusaha, berikhtiar dan berkehendak. Tuhan juga mentakdirkan tindakan manusia memiliki efek. Pada kejadian manusia itu sudah ada bakat untuk melahirkan perbuatan. Perbuatan manusia termasuk di dalam ciptaan Tuhan tetapi bukan Tuhan yang menjadi Pelaku pada perbuatan manusia. Manusia, kehendaknya dan kekuasaannya melahirkan perbuatan adalah satu paket yang diciptakan Tuhan yang dinamakan manusia. Paham yang mengatakan Tuhan sendiri yang menjadi Pelaku pada segala perbuatan manusia, dikenal sebagai tauhid af'al, hanyalah kenyataan bayangan yang muncul dalam pengalaman spiritual sufi. Kebenaran bukanlah yang demikian. Ini tidak berarti manusia berkuasa penuh terhadap takdirnya. Kondisi manusia adalah tidak berwenang bulat-bulat dan tidak juga dipaksa sepenuhnya. Manusia bukan diikat dan bukan diberi kebebasan penuh. Kehendak dan kekuasaan manusia tidak bersifat Mutlak. Jadi ada hambatan dan kekurangan pada efek yang dihasilkan oleh kehendak dan kekuasaan manusia. Manusia hidup di dalam bidang yang dipenuhi oleh kehendak dan kuasa yang muncul dari berbagai makhluk dan kelompok manusia sendiri. Terjadi tabrakan efek kehendak dan kekuasaan seseorang manusia dengan yang muncul dari manusia dan makhluk lainnya. Tabrakan tersebut menyebabkan terjadi pertandingan dan yang lebih kuat efeknya akan menang. Jadi, usaha manusia tidak bisa dilihat dalam sekop dirinya saja. Usahanya mempengaruhi usaha orang lain dan begitu juga sebaliknya. Begitulah yang muncul dari makhluk yang bersifat tidak Mutlak. Agar tidak terjadi kacau pada perjalanan alam akibat perlombaan kehendak dan kekuasaan makhluk, manajemen dari Kuasa Mutlak adalah sesuatu yang wajib. Tuhan yang memiliki Kuasa Mutlak mengatur perjalanan alam ini.
Dalam kehidupan manusia juga ada dasar administrasi. Manusia umum mengadakan usaha dan manusia tertentu membuat administrasi. Akibatnya ada usaha yang berhasil dan ada juga yang gagal. Meskipun konsep administrasi ada dalam kehidupan manusia namun manusia tidak bisa menolak tindakan untuk berusaha. Begitu juga dengan konsep administrasi Tuhan. Meskipun Tuhan memiliki Kuasa Mutlak namun dasar usaha makhluk tidak bisa dinafikan. Tuhan mengajarkan manusia untuk beramal, berbuat yang baik, menjauhi yang jahat, tidak sengaja menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan lain-lain yang menunjukkan sertifikasi dasar berusaha dan bertindak. Namun manusia diperingatkan bahwa kemutlakan hanyalah hak Allah. Dengan demikian usaha tidak bisa dipisahkan dari iman yaitu sabar, syukur, tawakal dan ridha.
No comments:
Post a Comment