Banyak ayat-ayat al-Quran yang menceritakan tentang Hadrat Tuhan. Tuhan berfirman:
Allah adalah nur untuk semua langit dan bumi (Ayat 35: Surah an-Nur)
Ke mana saja kamu menghadap muka kamu di sana ada Wajah Allah. Sesungguhnya Allah itu Maha Luas, Maha Mengetahui. (Ayat 115: Surah al-Baqarah)
Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. (Ayat 4: Surah al-Hadiid)
Dan Dia beserta kamu walau di mana kamu berada. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Ayat 4: Surah al-Hadiid)
Bukan kamu yang membunuh mereka tetapi Allah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah yang melempar. (Ayat 17: Surah al-Anfaal)
kalimat yang sering diucapkan: - tiada daya dan upaya melainkan beserta Allah "adalah peringatan kepada Hadrat Ilahi: Hadrat-Nya Mendengar; Hadrat- Nya Melihat; Hadrat-Nya beserta makhluk-Nya; Hadrat-Nya menerangi langit dan bumi; Hadrat-Nya menghadap ke hamba yang menyembah-Nya; Hadrat-Nya bersemayam di atas Arasy dan lain-lain. Tidak ada satu kondisi, ruang atau zaman yang makhluk bisa terlepas dari Hadrat-Nya yang menguasai siapa: walau siapa sekalipun makhluk itu. Carilah satu tempat yang paling tersembunyi yang tidak terlihat oleh-Nya, jika kamu bisa melewati Hadrat-Nya. Lakukan satu perbuatan yang tidak membutuhkan daya dan upaya yang dari-Nya, jika kamu bisa bebas dari Hadrat-Nya. Tidak mungkin, sekali-kali tidak mungkin, karena Hadrat Allah meliputi seluruh alam, meliputi segala sesuatu, membatasi segala kejadian.
Dia yang telah menciptakan semua langit dan bumi dalam enam masa, kemudian itu bersemayam di Arasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya; dan apa yang diturunkan dari langit dan apa yang naik padanya. Dan Dia tetap bersama-sama kamu di mana saja kamu berada, dan Allah Maha Melihat apa saja yang kamu kerjakan. Kepunyaan-Nya segala kekuasaan di semua langit dan bumi; dan kepada Allah akan kembali segala urusan. (Ayat 4 & 5: Surah al-Hadiid)
Tidak ada satu suasana pun yang terlepas dari kehadiran atau Hadrat Tuhan, tetapi jarang sekali penghayatan terhadap yang demikian menguasai hati nurani manusia, meskipun mereka memiliki pengetahuan tentang. Manusia mengetahui bahwa Tuhan Melihat dan Mendengar tetapi mereka tidak malu melakukan maksiat di hadapan Hadrat Tuhan Yang Melihat dan Mendengar. Manusia tahu Hadrat Tuhan selalu bersama-nya, tetapi masih takut ketika mereka berada di tempat sunyi sendirian. Akal pikiran yang melahirkan pengetahuan tidak mampu berhubungan dengan suasana Hadrat Ilahi. Hatilah yang berhubungan dengan Hadrat Allah karena hati yang bisa diisi dengan iman. Semakin kuat iman semakin kuat suasana Hadrat Ilahi menguasai hati. Ketika sampai pada satu tingkat, hati menjadi identik dengan suasana Hadrat Ilahi. Lahirlah rasa malu dan gerun kepada Tuhan karena dia merasakan kehadiran Tuhan Melihat perbuatannya dan Mendengar perkataannya dan bisikan hatinya.
No comments:
Post a Comment