Sufi berikutnya masuk ke dalam bidang kasyaf. Penyaksian mata hati dan pengalaman rasa merupakan bidang kasyaf. Hati menyaksikan dan merasakan suasana gaib dan hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan. Meskipun sufi menyaksikan dan merasakan hal ketuhanan tetapi ia bukanlah Tuhan. Apa yang dibukakan kepada sufi itu adalah ibarat kunci yang membuka pintu makrifat untuk sufi mengenal Tuhan. Kasyaf tingkat tertinggi hanyalah pengalaman rasa tanpa penyaksian tentang hal ketuhanan itu. Pengalaman rasa atau zauk tanpa penyaksian membawa sufi bermakrifat tentang Allah yang Maha Esa, tiada sesuatu yang menyerupai-Nya. Makrifat cara begini menanamkan pemahaman yang tidak mampu diuraikan.
Deskripsi yang lengkap tentang Allah hanya terdapat dalam wahyu. Apa yang dijelaskan oleh wahyu tentang Allah dapat dipahami oleh seseorang manusia menurut tingkat pemikiran, ilham dan kasyafnya. Orang yang memiliki ke tiga-tiga bakat-bakat fitrah itu secara sempurna akan mengenal Allah dengan sempurna. Wahyu menerangi kasyaf, kasyaf menerangi ilham dan ilham menerangi pikiran. Nur wahyu yang menerangi kasyaf, ilham dan pikiran itu membuka kekakuan pada lidah sehingga lidah dapat berbicara dengan fasih tentang Allah, menurut penilaian yang Dia izinkan.
No comments:
Post a Comment