Ketika menyadari bahwa ada alam dengan Wujud Tuhan tidak sedikit pun bersamaan, tidaklah menyesatkan jika dikatakan yang ada alam adalah benar, nyata, stabil, ada kesinambungan keberadaannya dan dapat bertahan sampai ke akhirat. Wujud alam atau makhluk yang Tuhan ciptakan ini menjadi dasar kehidupan dunia yang sementara dan kehidupan akhirat yang abadi. Makhluk yang menerima nikmat wujud dan nikmat kesinambungan wujud diberikan juga kemampuan untuk menerima bentuk lahir dan menjadi nyata dan memiliki bakat-bakat yang bisa mempengaruhi. Jika ada orang mengatakan ada makhluk hanyalah khayalan lantaran ia tidak berhakikat, maka perkataannya itu juga benar. Wujud makhluk menjadi khayalan jika dibandingkan dengan Wujud Tuhan, tetapi tidak wajar membandingkan wujud makhluk dengan Wujud Tuhan karena Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu. Tuhan melampaui tingkat wujud. Istilah Wujud digunakan untuk menceritakan tentang Tuhan karena tidak ada istilah lain yang lebih sesuai. Kebenaran pada tingkat penciptaan tidak sama dengan kebenaran pada tingkat Pencipta. Bila dikatakan alam merupakan keberadaan yang benar tidak berarti menyamakan derajat kebenaran wujud alam dengan derajat kebenaran Wujud Tuhan. Alam sangat berbeda dengan Tuhan. Meskipun alam lain dari Tuhan namun keberadaan alam tidak membatasi Tuhan. Tidak mungkin terjadi pergeseran di antara Wujud Tuhan dengan wujud makhluk. Keberadaan makhluk tidak mungkin mengubah posisi Tuhan Yang Maha Esa.
Jika mau dibuat sedikit gambaran sekadar menggerakkan pemahaman (kondisi yang sebenarnya tidak mirip dengan gambaran ini), bisa diibaratkan perbandingan Wujud Tuhan dengan wujud makhluk seperti wujud manusia dengan keberadaan ilmu manusia itu. Meskipun manusia menciptakan jutaan benda di dalam ilmunya namun, keberadaan jutaan benda di dalam ilmu itu tidak mengubah dan mengganggu posisi manusia itu sendiri. Tidak mungkin benda di dalam ilmu berlaga dengan manusia yang memiliki ilmu itu. Keberadaan manusia dengan keberadaan di dalam ilmu merupakan keberadaan yang berbeda yang tidak mungkin bergandengan, bersaing atau berafiliasi.
Jika manusia mengeluarkan keberadaan di dalam ilmunya kepada kenyataan di luar maka benda-benda yang diciptakan oleh manusia akan berada di dalam ruang yang sama dengan manusia. Tuhan menciptakan makhluk tidak dalam kondisi yang demikian. Apa juga yang Tuhan berkehendak menciptakan sudah ada dalam Ilmu-Nya. Penciptaan makhluk dipagari oleh Ilmu Tuhan. Setelah Tuhan menciptakan makhluk menurut suasana Ilmu-Nya, makhluk akan mengambil ruang yang tidak bergandengan, bersaing atau berafiliasi dengan Tuhan, tidak seperti kondisi manusia menciptakan benda-benda. Keberadaan dan kehadiran makhluk tidak mengganggu keesaan Tuhan. Hanya Tuhan yang berkuasa berbuat yang demikian. Itulah keunikan dan kemutlakan Kuasa Tuhan. Bila diceritakan tentang hubungan Tuhan dengan alam yang bisa dikatakan adalah Tuhan tidak ada di dalam alam, tidak ada diluar alam, tidak bersatu dengan alam dan tidak berpisah dengan alam. Begitulah konsep ketuhanan yang menggabungkan penyangkalan dan pengisbatan.
No comments:
Post a Comment