Katakanlah: "Dia adalah Allah, Maha Esa. Allah adalah ketergantungan. Tidak Dia beranak dan tidak Dia diperanakkan. Dan tidak ada untuk-Nya setara sesuatu apa pun."(Ayat 1 - 4: Surat al-Ikhlas)
Allah tidak termasuk di dalam proses beranak dan diperanakkan. Proses beranak dan diperanakkan bukan sekadar kelahiran bayi dari ibunya, namun juga termasuk pertumbuhan pohon dari benihnya, perubahan sifat seperti dari air ke uap, pemecahan dari satu ke lebih dari satu, produksi cahaya dan suara dari diri, produksi bau, warna, keringat atau dll dan apa saja proses yang ada sumber dan ada hasilnya. Allah tidak dikurung oleh semua proses tersebut.
Dia adalah Allah, Maha Esa. Dia adalah Maha Suci, Maha Tinggi dan Maha Besar dari apa yang dipikirkan, digambarkan, dikhayalkan, diibaratkan, ditekakan, dirasakan dan dianggap. Bila Dia mengatakan yang Dia Melihat dan Mendengar maka Melihat dan Mendengar-Nya tidak sama dengan melihat dan mendengar yang tergambar dalam pikiran dan perasaan manusia. Meskipun dibentangkan 20 Sifat-sifat yang dikatakan sebagai sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, tetapi sifat-sifat tersebut bukanlah sifat-Nya Yang Hakiki. Dia tidak terkena batas wajib, mungkin dan mustahil. Wajib, mungkin dan mustahil adalah perbatasan dalam ilmu. Sifat-sifat yang 20 itu muncul ketika ilmu mencoba untuk memperkenalkan-Nya. Perkenalan melalui ilmu itu hanyalah sekedar untuk menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya bukan untuk menyatakan sifat-Nya Yang Hakiki. Dia lebih suci, lebih mulia dan lebih agung dari apa yang dikatakan oleh ilmu dan dari apa yang diperkenalkan oleh makrifat. Tidak ada ilmu dan tidak ada makrifat yang berbagi posisi dengan keesaan-Nya. Maha Esa berarti tidak ada ilmu dan tidak ada makrifat yang mengetahui dan mengenal-Nya. Akal bukanlah alat untuk mengetahuinya dan hati ini bukanlah alat untuk mengenali-Nya Yang Hakiki. Akal dan hati adalah alat untuk beriman kepada-Nya dan menaati-Nya. Bila akal dan hati sudah tunduk dengan segala kelemahan dan kerendahan, lalu menyerah kepada-Nya barulah akal dan hati itu dikatakan Islam.
No comments:
Post a Comment