Wednesday, 6 March 2013

Allah Maha Berdiri Sendiri. Dia tidak membutuhkan sifat Wujud untuk keberadaan-Nya. Dia tidak membutuhkan sifat Hidup untuk membuat-Nya Hidup. Dia tidak membutuhkan sifat Mendengar untuk menjadikan-Nya memiliki Pendengaran. Dia tidak membutuhkan sifat Melihat untuk Penglihatan-Nya. Dia tidak membutuhkan sifat Berkata-kata untuk mengadakan Kalam-Nya. Dia tidak membutuhkan sifat Iradat untuk Dia berkehendak. Dia tidak membutuhkan sifat Ilmu untuk pengetahuan-Nya. Dia serba cukup. Dia Wujud sendiri-Nya, Melihat sendiri-Nya, Mendengar sendiri-Nya, Hidup sendiri-Nya, berkehendak sendiri-Nya, mengetahui sendiri-Nya, Berkata-kata sendiri-Nya dan semuanya adalah sendiri-Nya tanpa bersandar ke atas sifat. Dia tidak membutuhkan sifat atau nilai-nilai tambahan untuk Kesempurnaan-Nya. Dia Berkuasa tanpa bersandar pada sifat Berkuasa. Dia Menciptakan tanpa membutuhkan sifat Berkuasa Mencipta. Allah serba cukup dengan Diri-Nya sendiri, dengan keesaan-Nya tanpa membutuhkan dukungan sifat dan alat.

Catatlah bahwa pikiran, perasaan, bahasa, kata, istilah, ungkapan, ibarat dan misal semuanya adalah makhluk, yaitu sesuatu yang termasuk di dalam ciptaan Tuhan, baik secara nyata atau abstrak. Apa yang Tuhan ciptakan tidak ada kekuatan untuk menggambarkan tentang Tuhan. Apa saja yang terlintas dalam pikiran dan perasaan, yang terucap oleh kata dan bahasa, yang digambarkan sebagai ibarat, misal dan sifat, semuanya bukanlah Allah Apa ini istilah yang digunakan semuanya juga bukan Allah Ahadiyyah, wahdat dan Wahadiyyah bukanlah Allah Tidak ada pernyataan, pernyataan pertama, pernyataan ke dua dan pernyataan ke tiga semuanya bukanlah Allah Zat, sifat, asma 'dan af'al semuanya bukanlah Allah Roh Kudus, Roh Idhafi dan Roh Rabbani bukanlah Allah Alam Lahut, Balhut dan Jamhut bukanlah Allah Alam Ghaibul Ghuyub, Alam Ghaib, Alam Kabir dan Alam Saghir bukanlah Allah Alam Arwah dan Alam Misal bukanlah Allah alam malakut dan Alam Jabarut bukanlah Allah Semuanya, sekaliannya, yang ribuan lagi istilah dan kata yang digunakan adalah sesungguhnya dan sebenarnya bukanlah Allah Semua itu hanyalah perihal tentang kondisi Allah, kesucian Allah, kebesaran Allah, kebijaksanaan Allah, keindahan Allah, kekayaan Allah, cahaya Allah, pernyataan Allah dan sesuatu tentang Allah tetapi bukanlah Dia.

Dan kepunyaan Allah misal (sifat) yang tertinggi, dan Dia Maha Kuasa, Maha Bijaksana. (Ayat 60: Surah an-Nahl)

Dan agar orang-orang (munafik) yang ada penyakit (ragu-ragu) dalam hatinya dan orang-orang kafir berkata: "Apakah yang dimaksud oleh Allah dengan perumpamaan ini?" Demikianlah disesatkan Allah barangsiapa yang dikehendaki dan diberi-Nya petunjuk kepada barangsiapa yang dikehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhan engkau itu melainkan Dia jua. Dan tidak ada yang demikian itu melainkan peringatan bagi manusia. (Ayat 31: Surah al-Muddaththir)
Apa ini yang dikatakan tentang Allah adalah misal dan sifat yang layak disebut manusia. Allah yang mengajarkan manusia apa yang layak dikatakan tentang Diri-Nya. Al-Quran mengatakan: "Katakanlah ..." Tuhan yang mengizinkan manusia mengatakan sesuatu tentang-Nya. Dia yang ajarkan dan izinkan manusia berkata:

Katakanlah: "Dia adalah Allah, Maha Esa. Allah adalah as-Samad."

No comments:

Post a Comment