Dia yang mengajarkan dan mengizinkan manusia memanggil-Nya Allah dan berbagai nama yang baik-baik. Dia juga mengizinkan manusia mengatakan bahwa Dia Mendengar, Melihat, Berkuasa, Hidup, berkehendak, Berkata-kata dan Mengetahui. Manusia hanya perlu beriman kepada-Nya dan katakan apa yang Dia izinkan untuk dikata. Izin menyebutkan Diri-Nya yang diberikan-Nya melalui Al-Quran adalah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang datang dari Allah SWT kepada Rasulullah saw itulah yang paling benar. Kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw kepada umat manusia itulah kebenaran yang tetap benar. Sebab itu tidak ada kebenaran yang melebihi kebenaran syariat. Kebenaran Hakiki hanya perlu diimani, terpercaya. Sebelum sampai ke Kebenaran Hakiki ditemukan kebenaran melalui pikiran, ilham dan kasyaf. Kebenaran yang diperoleh secara logis, dalil dan penyaksian hati adalah bayangan kepada Kebenaran Hakiki yang "Tidak ada sesuatu yang sebanding dengan-Nya". Jadi, meskipun diberikan-Nya izin untuk menyebut-Nya dengan berbagai nama dan menyebut-Nya dengan berbagai sifat namun, manusia berkewajiban mengawasi iktikad akal dan hati agar benteng "Tidak ada sesuatu yang sebanding dengan-Nya" tidak dirobohkan oleh akal dan hati. Logika, dalil dan penyaksian hanyalah kendaraan untuk sampai ke beriman dengan Yang Hakiki.
No comments:
Post a Comment