Jalan sufi pada satu seginya menyamai jalan kenabian. Sufi melakukan amalan shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, berdoa dan berzikir. Praktik yang demikian diambil dari al-Quran dan as-Sunnah. Ia kemudian disusun untuk memudahkan pengikut satu-satu tarekat itu mengamalkannya untuk mendapatkan efek yang maksimal dari praktek tersebut. Selain praktek yang sesuai dengan ajaran al-Quran dan as-Sunnah, ada juga bagian yang benar-benar baru, tidak kedapatan di jalan kenabian. Bagian tersebut adalah yang mengandung fana, baqa, bersatu dengan Tuhan dan latihan spiritual yang melahirkan pengalaman tersebut. Bagian utama jalan kesufian adalah zikir dan tafakur. Bagian yang paling menonjol adalah pengalaman fana dan baqa. Bagian yang ada urusan dakwah, jihad dan berbakti kepada orang banyak diberi perhatian yang sedikit saja.
Perbedaan yang paling signifikan di antara jalan kesufian dengan jalan kenabian adalah pada jalan kesufian ada dua kondisi yang terpisah. Pada tingkat pertama sufi membenamkan diri mereka ke dalam Tuhan, mengalami fana dan bersatu. Kemudian sufi mengalami perpisahan dan baqa. Selanjutnya sufi kembali ke kesadaran normal dan kepada dunia untuk melayani masyarakat. Tingkat naik ke Tuhan dan turun ke dunia merupakan dua tingkat yang berbeda dalam perjalanan sufi. Pada jalan kenabian pula tidak ada fana dan baqa, tidak ada naik dan turun. Hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia bukanlah dua tingkat yang terpisah pada jalan kenabian. Kedua tingkat tersebut tidak datang secara terpisah. Wali pada jalan kenabian tidak hilang perhatian kepada makhluk ketika sangat dekat dengan Tuhan dan tidak membelakangi Tuhan ketika melayani makhluk. Pada jalan kenabian melayani sesama makhluk merupakan ketaatan kepada Allah, didorong oleh rasa kasih dan ingat kepada-Nya. Pada jalan kenabian makhluk tidak menghijab Tuhan dan kehadiran Tuhan dalam memori tidak melenyapkan makhluk.
No comments:
Post a Comment