Tuhan menciptakan makhluk dari tidak ada, meskipun makhluk menjadi ada setelah diciptakan namun, hakikatnya tetap tidak ada. Zat makhluk adalah 'adam (tidak ada). Meskipun sifat berubah namun zat tidak berubah. Kayu yang dijadikan lemari, kursi, pintu dan sebagainya adalah tetap kayu pada zatnya sekalipun sifat sudah berbagai. 'Adam (yang tidak ada) tetap' adam meskipun sudah menjadi ada. Keberadaan jutaan 'adam, yang tidak ada, tidak akan mengubah status Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan tetap Esa meskipun Dia membuat makhluk menjadi ada, karena pada sisi Tuhan makhluk tidak memiliki hakikat wujud. Bagaimana ini mungkin terjadi? Ia menjadi mungkin karena Tuhan membuatnya menjadi mungkin dan keberadaan demikian dinamakan wujud yang mungkin (mumkinul wujud). Hanya Tuhan yang berkuasa mengadakan yang mungkin itu. Sebab itulah klaim bahwa Diri-Nya adalah Tuhan memang benar. Yang bisa melakukannya hanyalah Tuhan. Yang selain Tuhan tidak ada kuasa untuk melakukannya. Semua pencipta-pencipta selain Allah, ketika membuat sesuatu ciptaan mereka akan berbagi ruang dengan ciptaan mereka dan jumlah ini menjadi bertambah. Hanya Allah yang berkuasa menciptakan makhluk tanpa mengubah status wujud-Nya Yang Esa. Hanya akal orang yang bingung atau orang yang dalam mabuk mencoba menguraikan teka-teki Wujud Tuhan dan wujud makhluk. Orang yang berakal sehat akan menyerah tanpa takwil, tanpa argumen bahwa: "Tidak ada sesuatu yang berbagi apa-apa dengan-Nya, baik dari segi wujud, sifat, perbuatan dan apa segi sekalipun. Dia tidak disekutukan oleh siapa dan dalam apa hal sekalipun ". Karena pada hakikatnya Dia tidak berafiliasi dengan sesuatu, maka mempersekutukan-Nya dengan sesuatu menjadi kesalahan yang paling besar, yang tidak Dia maafkan.
No comments:
Post a Comment