Rasulullah saw dan para sahabat beriman kepada hal gaib seperti beriman kepada Allah dan sifat-sifat-Nya berdasarkan kenyataan yang dibawa oleh al-Quran. Wali-wali Allah yang sempurna juga beriman menurut iman Rasulullah saw dan para sahabat. Jumlah wali-wali yang sampai ke tingkat ini setelah melewati kewalian sufi adalah sedikit. Selain mereka, ulama dan orang-orang Islam yang awam juga beriman cara demikian. Iman pada kewalian sufi pula bersumber kepada penyaksian, disebut iman syuhudi. Sufi yang beriman secara syuhudi mungkin bercampur dengan orang banyak dan mungkin juga tinggal sendirian. Meskipun sufi jenis ini bercampur dengan orang banyak tetapi tidak secara keseluruhan dirinya. batinnya atau hatinya masih memandang ke atas, mencari-cari atau menanti-nanti. Lahirnya sibuk dengan manusia tetapi batinnya karam dengan Tuhan. Kondisi sufi yang demikian berbeda dengan kondisi Rasulullah saw Beliau menghadap ke makhluk secara keseluruhan, terlibat jiwa dan raga dalam berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah Sufi yang masih memandang atau mencari-cari ke atas menunjukkan dia belum bebas sepenuhnya dari pengaruh kefanaan dan mabuk dan dia belum mencapai tujuan, sekalipun dia sudah bisa bergaul dengan orang banyak. Sufi yang sudah sampai ke penghujung perjalanannya menetap dalam kehidupan harian secara menyeluruh, berhadap kepada kehidupan dunia secara keseluruhan jiwa raga, tanpa mencari-cari 'yang di atas' atau mengorek kembali pengalaman yang telah dilalui dalam kewalian sufi dahulu.
No comments:
Post a Comment