Manusia dapat mengalami suasana Hadrat Tuhan (kehadiran Tuhan) ketika bakat-bakat rohnya berfungsi. Roh manusia sangat istimewa. Roh yang Tuhan karuniakan kepada manusia menyebabkan manusia bisa mengenal Tuhan ketika Tuhan mengajar mereka mengenali-Nya melalui bakat-bakat dan nilai-nilai yang ada dengan mereka sendiri.
Keajaiban yang dimiliki oleh roh menyebabkan ada manusia yang salah mengerti tentang roh mereka. Mereka beranggapan roh itulah Tuhan, penjelmaan Tuhan atau Tuhan adalah batin (jiwa) kepada roh. Diri, roh dan Tuhan dikatakan yang sama. Paham ini adalah sesat dan kufur. Tuhan mengajar manusia mengenali-Nya melalui nilai-nilai yang ada dengan manusia bukan untuk menyesatkan manusia dengan akal dan khayalan mereka. Manusia memiliki sifat melihat. Tuhan mengatakan Dia Melihat. Penglihatan manusia dan juga penglihatan roh bukanlah Penglihatan Tuhan. Ke dua-duanya tidak sama dan tidak serupa. Penglihatan manusia dan juga penglihatan roh adalah ciptaan Tuhan. Tuhan bisa menciptakan pandangan untuk manusia dan roh karena Dia memiliki penglihatan. Karena Dia yang memiliki Penglihatan maka Dia tahu bagaimana mau menciptakan penglihatan. Tuhan berpengetahuan dalam menciptakan pandangan untuk makhluk-Nya. Jika Tuhan tidak memiliki Penglihatan maka Tuhan menciptakan penglihatan makhluk dalam kebodohan. Kondisi ini adalah mustahil untuk Tuhan. Tuhan Maha Tahu tentang apa yang diciptakan-Nya karena setiap nilai dan bakat yang diciptakan-Nya dimiliki-Nya sendiri secara Mutlak. Nilai Mutlak yang dimiliki oleh Tuhan menyebabkan Dia bisa mengadakan nilai-nilai tersebut yang tidak Mutlak. Oleh karena itu tiada alasan bagi manusia mengatakan Tuhan tidak melihat perbuatan mereka karena Tuhan memiliki Penglihatan Mutlak. Penglihatan Mutlak menyaksikan apa saja yang dipandang oleh penglihatan yang tidak Mutlak. Tidak mungkin penglihatan yang tidak Mutlak memandang tanpa penyaksian Penglihatan Mutlak.
Tuhan juga memiliki Roh Mutlak, karena itu Dia bisa mengadakan roh yang tidak Mutlak untuk manusia. Pendengaran, penglihatan dan lain-lain adalah bakat Roh Mutlak. Roh tidak Mutlak juga memiliki bakat-bakat mendengar, melihat dan lain-lain. Kondisi yang demikian menyebabkan orang sufi sering mengatakan insan diciptakan dengan bayangan ar-Rahman. Ungkapan itu melahirkan pemahaman yang insan adalah bayangan Tuhan. Sebenarnya bakat manusia tidak bisa dihubungkan dengan bakat Tuhan seperti menghubungkan bayang dengan yang empunya bayang. Wujud manusia dan sifat manusia tidak bertemu dengan Wujud Tuhan dan sifat Tuhan. Roh manusia bukanlah Roh Tuhan. Roh menggambarkan bakat-bakat yang banyak berkumpul dalam kesatuan. Bakat-bakat mendengar, melihat, berbicara, berkehendak, berkuasa, berpengetahuan dan hidup adalah bakat yang satu yaitu roh. Bila disebut roh ia meliputi semua bakat dan nilai. Bila Bakat-bakat yang demikian dilihat pada suasana ketuhanan, maka suasana tersebut dinamakan Kudrat. Istilah Roh Tuhan adalah satu bentuk pengajaran Tuhan kepada manusia melalui nilai yang ada dengan manusia sendiri, sehingga mudah manusia memperoleh pemahaman. Orang yang menyamakan rohnya dengan Roh Tuhan dan menyamakan dirinya dengan Tuhan wajib bertaubat sebelum nyawa sampai di halkum. Yakinlah hamba tetap hamba dan Tuhan tetap Tuhan, tidak ada kamil berkamil, satu bersatu, sama menyama. Bertobatlah dari iktikad yang salah!
No comments:
Post a Comment