Friday, 1 March 2013

Ketika mengalami suasana keesaan Tuhan itu bukanlah berarti sufi sudah menjadi Tuhan atau bersatu dengan Tuhan. Ia adalah satu suasana yang Tuhan gubah untuk memperkenalkan keesaan-Nya. Orang yang memasuki suasana tersebut akan kenal, memahami dan mengerti maksud Tuhan Maha Esa. Pengalaman yang demikian terjadi tatkala sufi hilang ingatan dan kesadaran kepada segala hal kecuali Allah Bila memori dan kesadarannya kembali pengalaman tentang keesaan Allah itu tidak hilang, tidak seperti orang gila yang melupakan segala pengalaman gilanya tatkala dia sadar kembali. Pengalaman hati membawa sufi bermakrifat dengan keesaan Tuhan. Apa yang diketahui oleh orang lain secara ilmiah, dalil dan bukti, dialami sendiri oleh sufi. Pengalaman keesaan yang dialami oleh hati itulah yang dinamakan wahdatul syuhud. Sufi yang mengalami wahdatul syuhud terpecah ke dua golongan. Kelompok yang pertama memahamkan apa yang dialami itulah kebenaran yang sejati, kebenaran yang paling tinggi. Hati telah mengalami satu wujud maka tentu sekali per wujudlah yang benar. Berdasarkan penyaksian atau pengalaman hati tentang satu wujud itulah terbentuk paham wahdatul wujud. Yang ada hanyalah Tuhan, penzahiran Tuhan atau wajah-wajah Tuhan. Alam dan makhluk adalah bentuk lahir yang dengannya Tuhan menyatakan Wujud-Nya. Alam dan makhluk jika dipandang dari satu segi adalah Tuhan dan jika dipandang dari segi yang lain adalah makhluk. Begitulah paham wahdatul wujud yang dibuat sebagai terjemahan ke pengalaman wahdatul syuhud. Sufi kaum kedua tidak menggubah terjemahan kepada apa yang mereka alami. Bagi golongan ini satu wujud adalah penyaksian atau pengalaman hati, tidak ada alasan mau mengatakan wahdatul syuhud itu sebagai wahdatul wujud. Golongan ini memahamkan bahwa menyaksikan keesaan Tuhan bukan berarti menjadi Tuhan atau bersatu dengan Tuhan. Memasuki suasana Keesaan Tuhan yang Tuhan gubah bukan berarti masuk ke Tuhan. Tuhan tidak dikandung oleh waktu, zaman atau ruang. Tidak ada satu perbatasan di mana bertempat Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada sesuatu apa pun yang bisa sampai kepada Dzat Tuhan. Meskipun Keesaan Tuhan dikenal dan dialami tidak mengubah bangunan virtual dan tidak mengubah ketuhanan Allah Orang pria yang bermimpi menjadi perempuan tidaklah benar-benar berubah menjadi perempuan. Tetapi pengalaman menjadi perempuan di dalam mimpi itu membuatnya mengenali perempuan dengan mendalam, tahu daya rasa dan selera perempuan dan sebagainya. Pengetahuan yang diperoleh secara pengalaman mengsahkan dan meyakinkan pengetahuan yang diketahui secara pembelajaran dan dalil. Pengalaman menjadi perempuan dalam mimpi dikatakan pengalaman hakikat yaitu pria tersebut mengalami hakikat keperempuanan melalui cara bermimpi. Pria tersebut mengenali perempuan secara sempurna.

No comments:

Post a Comment