Friday, 1 March 2013

Kelompok sufi yang maju, meninggalkan makam kalbu, memperoleh hubungan dengan Tuhan yang membawa mereka beriktikad bahwa Tuhan Berdiri Sendiri dan tidak menyerupai sesuatu. Mereka tidak terlibat lagi dengan paham melihat Tuhan dalam alam atau menyamakan alam dengan Tuhan. Iktikad sufi golongan ini sesuai dengan ajaran Rasulullah saw Beliau tidak mengajarkan wahdatul wujud tetapi beliau mengajarkan wahdatul ma'abud yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada dukungan al-Quran kepada paham wahdatul wujud. Al-Quran mengajarkan konsep ketuhanan: " "- tidak sesuatu serupa dengan-Nya. Rasulullah mengajarkan supaya menjadikan tuhan-tuhan palsu yang terdiri dari anasir-anasir alam dan manusia, termasuk diri sendiri Sama ada yang lahir atau batin. Rasulullah saw menentang perbuatan menyembah batu, Isa al-Masih, Uzair, bulan, dan lain-lain. Rasulullah mengatakan konsep ketuhanan yang demikian adalah syirik dan dosanya tidak diampun oleh Allah Rasulullah juga mengajarkan perbedaan di antara hamba dengan Tuhan. Kebenaran sejati yang diajarkan oleh Rasulullah adalah manusia adalah hamba ciptaan Tuhan bukan penzahiran Tuhan. Uni ada tidak diajarkan oleh Rasulullah saw Pada zaman para sahabat Rasulullah saw, paham wahdatul wujud tidak ada, bahkan bayangannya pun tidak ada. Pemahaman yang demikian hanya muncul pada zaman yang akhir-akhir ini.

Sufi yang telah menyelesaikan semua tingkat perjalanan spiritual dan mencapai tingkat tertinggi kewalian akan memperoleh keyakinan yang sama dengan pegangan ulama yang memperolehnya melalui kitab dan akal. Apa yang ulama putuskan secara mentalaah kitab dan menggunakan akal diperoleh oleh sufi melalui kasyaf.

No comments:

Post a Comment