Friday, 1 March 2013

Bermukim di makam kalbu, mengalami berbagai hal ketuhanan, memasuki suasana bersatu dengan Tuhan, adalah pengalaman yang menyenangkan dan mengasyikkan. Hati merasakan kenikmatan dan kelezatan. Karena itu ada sufi yang enggan keluar dari makam tersebut. Bila kesadaran diri datang ke mereka, mereka akan kembali melakukan latihan untuk menghapus kesadaran tersebut. Mereka lebih suka berada dalam zauk terus menerus karena dalam zauk yang ada hanya Allah, jarak dengan-Nya dan persatuan dengan-Nya. Mereka percaya Kebenaran Hakiki adalah kefanaan dan penyangkalan diri. Dari kalangan mereka muncul ungkapan seperti: "Aku mau sampai ke 'adam hakiki (ketiadaan yang sebenarnya) dan tidak kembali lagi ke wujud". Kelompok ini selalu bekerja keras melatih diri dengan cara yang payah, beramal dengan cara yang sulit dan membebani sehingga mereka bisa berada dalam suasana penghapusan diri yang terus menerus. Mereka tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Beban pengalaman yang berat itu mendorong mereka ke satu-satu kegiatan menurut kecenderungan dan bakat masing-masing sebagai mengalihkan mereka dari beban pengalaman mereka yang berat itu. Ada di antara mereka mencurahkan perasaan kepada alam. Ada yang mendapat istirahat dan keringanan melalui tarian dan nyanyian. Ada yang berpegang pada paham satu wujud dan menyaksikan satu wujud dalam yang banyak. Semua itu merupakan rahmat dari Tuhan agar mereka mampu bertahan dalam beban pengalaman mereka dan dengan demikian mereka memperoleh sedikit istirahat.

No comments:

Post a Comment