Hati nurani atau rohani manusia ada hubungan dengan roh yang termasuk dalam kategori urusan Allah Roh urusan Allah menjadi nur yang memberi petunjuk kepada manusia. Hati nurani yang diterangi oleh nur ini akan terpimpin ke jalan Allah Roh urusan Allah itulah memungkinkan segala urusan sampai ke Hadrat-Nya. Praktek, doa, rayuan dan apa saja yang manusia lakukan sampai kepada Allah karena roh urusan Allah Bagaimana semua itu terjadi tidak dapat dijelaskan karena manusia diberi sedikit ilmu tentang roh urusan Allah itu. Dengan ilmu yang sedikit itulah manusia mencoba menggerakkan pemahaman tentang.
Tuhan mengajar manusia melalui nilai-nilai yang ada pada diri manusia sendiri. Manusia ada, hidup, mendengar, melihat, berbicara, berkehendak dan berpengetahuan. Melalui nilai-nilai tersebut Tuhan mengatakan Dia Wujud, Hidup, Mendengar, Melihat, Berkata-kata, berkehendak dan Berilmu. Karena manusia memiliki unsur seni yang diistilahkan sebagai roh, maka Allah menggunakan istilah roh juga agar mudah manusia memahami tentang roh urusan Tuhan. Tetapi manusia jangan lupa apa yang dinisbahkan kepada Tuhan melampaui segala sesuatu, melampaui bahasa dan pengetahuan, melampaui penyifatan dan ibarat dan tidak ada sesuatu yang serupa dengan apa yang dinisbahkan kepada-Nya. Tuhan bukakan ilmu tentang ini sedikit saja, hanya sekadar cukup untuk membuat manusia beriman tentang.
Roh manusia yang ada hubungan dengan tiupan Roh Allah adalah sesuatu yang sangat unik dan istimewa. Adam as yang diciptakan dari tanah keadaan seperti mayat sampai beliau as menerima tiupan Roh Allah Efek dari tiupan Roh Allah dinamakan Roh Insan yang padanya terkumpul segala bakat-bakat yang dibutuhkan manusia, seperti bakat-bakat mendengar, melihat dan lain-lain. Tiupan Roh Allah menjadikan manusia hidup dan memiliki daya dan upaya. Tiupan Roh Allah juga melahirkan nafsu dan akal yang berguna untuk mengarahkan perjalanan kehidupan dan penggunaan bakat-bakat yang ada dengan manusia. Bila kemampuan untuk hidup, bakat-bakat, nafsu dan akal berkumpul dan bersatu dengan jasad jadilah ia seorang manusia yang cukup sifat dan sempurna kejadiannya. Ia menjadi makhluk yang berjasad dan berhati nurani atau dikatakan juga manusia yang memiliki aspek lahir dan aspek batin. Aspek lahir manusia umpama mayat dan aspek batinnya umpama malaikat. Ketika Adam as di dalam surga aspek zahirnya tidak menyolok, kurang pengaruhnya. Pada tahap itu posisi Adam as sama dengan malaikat. Setelah Adam as dikirim ke dunia aspek zahirnya berada di dalam suasana yang sesuai dengannya. Aspek lahir menjadi kuat dan mencoba mempengaruhi aspek batin agar tunduk kepada keinginannya. Manusia pada aspek mayat tidak lagi menumpang aspek malaikat, bahkan ia mencoba menggunakan aspek malaikat untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Mungkin juga karena ia menyadari ia akan kembali menjadi mayat, sedangkan aspek malaikat akan terus hidup, maka apa saja yang dia inginkan harus diperoleh sekarang, jangan bertangguh-tangguh lagi.
Bakat-bakat manusia seperti mendengar dan melihat dimiliki oleh kedua aspek manusia yaitu zahir dan batin. Karena pengaruh lahir lebih kuat maka bakat aspek batin tidak mampu digunakan oleh manusia. Hijab zahiriah terlalu kuat sehingga manusia tidak mampu melihat hal-hal gaib, apa lagi hal-hal ketuhanan. Manusia seperti ini tidak dapat merasakan kehadiran Tuhan. Bila terhijab dari kehadiran Tuhan, amal ibadah yang dilakukan tidak mempengaruhi dan tidak mampu melindungi manusia dari terjerumus ke dalam kejahatan.
No comments:
Post a Comment