Tujuan latihan rohani apakah dengan cara berzikir atau tes bala bencana adalah untuk mengeluarkan apa saja yang selain Allah dari hati. Hati hanya layak diisi dengan Allah SWT, kecintaan kepada-Nya dan ketaatan kepada-Nya, sementara yang selain-Nya hanya layak duduk di pinggiran saja. Untuk mencapai tingkat ini diperlukan kesabaran. Kesabaran adalah sumber segala kebaikan dan melaluinya orang yang beriman dapat meningkat ke taraf menyerah diri dengan sepenuh kerelaan kepada Tuhan. Dari makam sabar orang mukmin melompat ke makam reda. Ketika di dalam makam kesabaran ada perjuangan menentang yang batal. Bila sudah sampai ke makam reda perjuangan tidak ada lagi karena yang batal sudah hancur. Tipu daya setan, dorongan hawa nafsu dan menarik dunia tidak ada kuasa terhadap orang yang reda sepenuhnya dengan aturan dan kehendak Allah Hati yang demikian dinamakan hati yang bertauhid.
Awalnya menerima ujian dari Tuhan si hamba banyak berdoa memohon Tuhan mengangkatkan kesusahannya dan memberikannya kesenangan. Tuhan tidak menerima banding dan dia dibiarkan berlangsung di dalam kesusahan. Dia menghadapi perjuangan batin yang hebat. Senjatanya adalah sabar. Dia bersabar dan terus bersabar sambil meletakkan harapan kepada Tuhan. Setelah beberapa lama, kesulitan dan masalah yang dihadapinya tidak juga terangkat dari bahunya, mulailah berubah pandangannya. Dia mulai mengevaluasi kembali apa yang menyusahkan dan menjadi masalahnya itu. Revaluasi membuatnya melihat bahwa hal yang dianggap sebagai kesulitan dan masalah itu sebenarnya bukanlah hal besar yang perlu ditakuti untuk bertemu dengannya. Kesulitan dan masalah itu timbul dari keinginannya terhadap sesuatu dan yang diinginkan itu bukanlah sesuatu yang berharga, terutama pada sisi Tuhan dan pada kehidupan akhirat. Dia menyadari bahwa dia hanya mengejar sesuatu yang tidak berharga, yang diinginkan oleh hawa nafsunya, dan dia lari dari sesuatu yang sangat menguntungkan. Berubahlah kondisi hatinya dan hilanglah keinginannya kepada apa yang dia inginkan selama ini. Bila dia bisa mengalahkan keinginannya maka menanglah rohaninya. Rohani mulai melek dan melihat ke perjalanan takdir Tuhan, tidak lagi melihat kepada kekuatan makhluk yang bergerak di dalam arus takdir. Dia melihat bahwa segala hal berada di dalam genggaman Tuhan. Tidak ada siapapun yang berkuasa mendatangkan kebaikan dan kemudaratan kecuali dengan izin Allah swt Fanalah dia dalam lautan takdir.
No comments:
Post a Comment