Saturday, 13 April 2013

Selama nafsu dan akal menjadi hijab, beriman kepada hal gaib dan menyerah diri secara menyeluruh tidak akan tercapai. Qada dan Qadar termasuk dalam hal ghaib. Hal ghaib disaksikan dengan mata hati atau basirah. Mata hati tidak dapat memandang jika hati dikemas oleh hijab nafsu. Nafsu adalah kegelapan, bukan kegelapan yang lahir tetapi kegelapan dalam kegaiban. Kegelapan nafsu itu menghijab sedangkan mata hati membutuhkan cahaya gaib untuk melihat hal ghaib. Cahaya gaib yang menerangi alam ghaib adalah cahaya roh karena roh adalah urusan Allah swt Cahaya atau nur hanya bersinar ketika sesuatu itu ada hubungan dengan Allah swt

Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi. (Ayat 35: Surah an-Nur)

Dialah Yang Maha Tinggi derajat kebesaran-Nya, yang memiliki Arasy (yang melambangkan keagungan dan kekuasaan-Nya); Ia memberikan wahyu dari hal perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya (yang telah dipilih menjadi Rasul-Nya ), supaya Ia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan, - (Ayat 15: Surah al-Mu'min)

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) - Al-Quran sebagai roh (yang menghidupkan hati) dengan perintah Kami; engkau tidak pernah tahu (sebelum diwahyukan kepadamu); apakah Kitab (Al-Quran) itu dan tidak juga mengetahui apakah iman itu; akan tetapi Kami jadikan Al-Quran: cahaya yang menerangi, Kami beri petunjuk dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) adalah memberi petunjuk dengan Al-Quran itu ke jalan yang lurus, - Yaitu jalan Allah yang memiliki dan menguasai yang ada di langit dan yang ada di bumi. Kepada Allah-lah kembali semua urusan. (Ayat 52 & 53: Surah asy-Syura)
Ketika cahaya roh berhasil menghalau kegelapan nafsu, mata hati akan menyaksikan yang gaib. Penyaksian mata hati membawa hati beriman kepada hal ghaib dengan sebenar-benarnya.

Allah telah menghamparkan jalan yang lurus kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia berfirman:

Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku telah ridhokan Islam itu menjadi agama untuk kamu. (Ayat 3: Surah al-Maa'idah)

Umat Islam adalah umat yang paling beruntung karena Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya atas mereka dengan menganugerahkan Islam. Allah menjamin juga bahwa Dia ridha menerima Islam sebagai agama mereka. Jaminan Allah itu sudah cukup bagi mereka yang menuntut keridhaan Allah untuk tidak menoleh ke kiri atau ke kanan, sebaliknya terus berjalan sesuai jalur yang telah dibangun oleh Islam. Islam adalah konstitusi yang lengkap mencakup semua aspek kehidupan baik yang lahir maupun yang batin. Islam telah menjelaskan apa yang harus dilakukan, apa yang harus tidak dilakukan, bagaimana mau bertindak menghadapi sesuatu dan bagaimana jika tidak ingin melakukan apa-apa. Segala peraturan dan kode etik sudah dijelaskan dari hal yang paling kecil sampai kepada yang paling besar. Sudah dijelaskan cara beribadat, cara berhubungan sesama manusia, cara membagi harta pusaka, cara mencari dan membelanjakan harta, cara makan, cara minum, cara berjalan, cara mandi, cara memasuki jamban, cara hukum qisas cara melakukan hubungan kelamin, cara menyempurnakan mayat dan semua aspek kehidupan diterangkan dengan jelas.

No comments:

Post a Comment