Fitnah kehidupan harian lebih banyak mengenai anggota asbab dari anggota tajrid. Orang tajrid dipertahankan oleh perasaan reda dengan apa juga takdir yang menimpanya. Anggota asbab pula harus bertahan dengan keyakinan kepada hari akhirat. Beriman kepada akhirat menjadi benteng yang mempertahankan anggota asbab dari jatuh ke dalam jurang kehancuran, apakah kerusakan pada jiwa atau pada akidah saat menghadapi kegoncangan yang terjadi pada kehidupannya. Akhirat adalah pemisah di antara orang yang beriman dengan orang yang kafir. Di dalam dunia ini orang yang beriman bisa melakukan ikhtiar sebagaimana yang dilakukan oleh orang kafir, tetapi sering terjadi usaha orang kafir lebih mendatangkan keuntungan. Orang yang beriman harus meyakini bahwa pengadilan di dunia tidak final. Banyak dari balasan baik untuk orang yang beriman disimpan di akhirat, bukan karena Tuhan berkira dengan orang yang beriman tetapi karena balasan yang Tuhan sediakan itu tidak layak dimuat di dalam dunia. Dunia ini terlalu sempit untuk dimuat dengan balasan baik yang Tuhan sediakan untuk orang mukmin. Orang mukmin melakukan kebaikan dengan kekuatan rohani yang bersifat nur atau cahaya. Cahaya bisa meliputi ruang yang luas dan melintasi zaman. Cahaya dari sebagian bintang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk sampai ke bumi dan ada pula bintang yang cahayanya tidak akan sampai ke bumi. Cahaya rohani manusia lebih latif dari cahaya bintang. Ibrahim yang memiliki kekuatan rohani yang tinggi, berdoa kepada Tuhan agar Kaabatullah dikunjungi orang untuk mengerjakan haji. Kekuatan doa Nabi Ibrahim as yang timbul dari rohani yang disucikan itu menarik manusia berduyun-duyun ke Makkah, sehingga ke hari kiamat. Ruang yang ada dalam dunia ini tidak cukup memuat balasan kebaikan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as yang hanya sepotong doa, belum dicampur dengan kebaikan-kebaikan yang lain. Ruang yang cukup luas untuk memuat balasan orang mukmin di akhirat. Karena orang mukmin harus menunggu untuk mendapatkan balasannya maka Tuhan menggandakan balasan tersebut.
Kondisi orang kafir berbeda dari orang mukmin. Orang kafir berbuat kebaikan bukan atas dasar beriman kepada Allah maka tidak ada balasan kebaikan bagi mereka di akhirat. Balasan kebaikan orang kafir diselesaikan di dunia ini juga. Sebab itulah usaha mereka yang sedikit mendapat keuntungan yang banyak. Tuhan selalu memberi lebih banyak dari apa yang mereka usahakan supaya mereka tidak ada hak lagi untuk membuat klaim di akhirat.
No comments:
Post a Comment