Menundukkan nafsu bukanlah pekerjaan yang mudah. Seseorang itu harus kembali kepada hatinya, bukan akalnya. Hati tidak akan berbohong dengan diri sendiri sekalipun akal menutupi kebenaran atas perintah nafsu. Kekuatan hati adalah ikhlas. Maksud ikhlas yang sebenarnya adalah:
Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan Pemelihara sekalian alam". (Ayat 162: Surah al-An'aam)
Dalam ikhlas tidak ada kepentingan diri. Semuanya karena Allah swt. Selagi kepentingan diri tidak ditanam dalam bumi selagi itu ikhlas tidak tumbuh dengan baik. Ia menjadi sempurna ketika ada diri itu sendiri dibudidayakan. Bumi tempat menanamnya adalah bumi yang tersembunyi, jauh dari perhatian manusia lain. Ini adalah umpama kuburan yang tidak bertanda.
Jika seseorang mampu membenamkan dirinya, lahiriyah dan batiniahnya dari pandangan manusia, pendapat dan penilaian orang lain, bukan berarti seseorang harus pergi ke atas gunung atau ke dalam gua, jika manusia mampu adalah lahiriyahnya ketika dirinya bersikap berpakaian bukan karena manusia dan ketika beribadah dan melakukan amaliyah bukan karena manusia dan kepentingan yang ada di dirinya, tapi mutlak karena Allah, itu mungkin akan sangat sulit, karena setiap manusia juga punya kesenangan dan keperluan yang berhubungan dengan istri anak dan keluarga. itu juga sedikit banyak akan mempengaruhi sikap dan kecendrungan hati seseorang..... makanya dalam keikhlasan seseorang membutuhkan proses,
No comments:
Post a Comment