Saturday, 6 April 2013

Orang yang sedang melakukan mujahadah bersungguh sungguh mendekatkan diri pada Allah perlu mendirikan benteng di sekeliling hatinya. Hati itu perlu dipelihara agar apa saja yang selain Allah tidak dapat masuk ke dalamnya. Hati harus dipertahankan dengan pedang tauhid. Apa saja yang ingin masuk ke dalam hati dan menantang posisi Allah harus dipancung dengan pedang tauhid sehingga bebaslah hati dari yang selain Allah Hati hanya dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah, ketaatan kepada Allah swt, penyembahan hanya untuk Allah swt, pemujian hanya untuk Allah swt dan tidak ada apa lagi yang menantang posisi Allah di hatinya. Bila kondisi ini sudah tertanam dalam hatinya Allah swt memasukkannya ke dalam pemeliharaan-Nya (kewalian). Tugas mengontrol hatinya diambil alih oleh tentara-tentara Allah yang bertugas melindunginya secara berkelanjutan dengan menggunakan pedang tauhid. Setan, hawa nafsu kebinatangan, pengaruh dunia dan makhluk yang merusak, angan-angan kosong dan apa saja yang tidak baik tidak mampu lagi menawan hati hamba yang dipelihara oleh Allah Berkah, kekeramatan dan kemuliaan yang diberikan kepadanya tidak menggoncangkan hatinya. Istri-istri, anak-anak dan kaum keluarganya dijaga agar tidak menjadi fitnah kepadanya. Apa saja yang dari dunia disaring terlebih dahulu sebelum sampai kepadanya agar yang datang itu tetap bersih dan tidak membahayakannya. Beban yang ditanggungnya akan diangkatkan sehingga tidak ada lagi penguasaan makhluk ke atasnya. Jadi dia hamba yang merdeka dari sekalian makhluk. Dia hanya memperlakukan dirinya kepada Tuhan. Dia masuk ke dalam perawatan ar-Rahim yang mendekapnya dengan rahmat, kasih sayang dan kesenangan-Nya. Penghidupannya adalah berenang dalam lautan takdir, bertindak secara spontan menurut firasat hatinya yang dipenuhi oleh nur suci.

Tanda seseorang itu telah sampai ke makam takdir dan berada dalam ketetapan adalah Tuhan mengembalikan keinginannya (dalam kondisi terpelihara) dan dia diperintahkan untuk mengambil bagiannya yang selama ini disimpan bagi keselamatannya. Bagiannya itu ditahan sementara karena dia masih di dalam perjalanan dan belum mencapai ketetapan. Tanpa ketetapan hati apa yang diinginkan dapat merusak hati itu sendiri. Bila dia sudah memperoleh ketetapan dia bisa menerima bagiannya tanpa dicederai oleh apa yang diterimanya itu. Apa yang dialokasikan kepadanya hanya dia yang berhak mengambilnya. Tidak ada orang yang dapat merebut haknya.

Allah menetapkan kondisi hamba-Nya itu sebagai manusia biasa yang bertubuh badan dan hidup di dalam dunia sehingga Dia dapat menyerahkan haknya yang Dia sebagai pemegang amanah telah menyimpannya demi kebaikan si hamba itu sendiri. Bila hatinya sudah teguh dan kuat, tidak dapat digugat oleh apa yang dialokasikan kepadanya, maka ia diserahkan kepadanya untuk dinikmatinya sebagai balasan terhadap perjuangannya menahan diri dan melawan hawa nafsu. Allah swt bukakan pintu-pintu kebaikan sehingga nyatalah posisinya pada sisi-Nya dan terbuktilah kebenaran janji-janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam mentaati-Nya. Allah swt bukakan keinginannya terhadap apa yang disediakan untuknya dan dia digerakkan sehingga meminta yang demikian. Permintaannya pasti dikabulkan karena Allah tidak ingin membatasi bagian yang Dia telah tentukan untuk hamba-Nya, juga supaya terbukti posisi hamba itu, ridha Allah kepadanya dan keberkahan doanya. Itulah nikmat yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang benar-benar ikhlas kepada-Nya, bersabar terhadap ujian-Nya dan ridha dengan takdir-Nya, sekalipun panjang masa perjuangannya dia selalu mengontrol diri agar tidak keluar dari batas yang Dia tentukan dan melalui berbagai tingkat kerohanian hingga mencapai makam penetapan dan pemeliharaan Allah swt Setelah melengkapi lingkaran perjalanannya dia kembali ke posisinya sebagai seorang individu untuk mengambil bagian dalam kehidupan dunia ini sehingga berakhir hayatnya.

Tarekat tes bala adalah sistem latihan spiritual yang Allah susun kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih untuk melaksanakan kewajiban sebagai khalifah atau wakil-Nya di bumi, menyeru umat manusia agar kembali ke jalan-Nya. Mereka mengajarkan manusia untuk mengenal Tuhan, mentaati peraturan-Nya, memakmurkan bumi ini dengan kebaikan dan memberantas kemunkaran. Tuhan Yang Maha Mengasihi tidak berhenti mengirimkan perwakilan-Nya kepada umat manusia supaya orang yang benar-benar ikhlas ingin mencari-Nya akan menemui-Nya melalui bimbingan wakil-Nya.

No comments:

Post a Comment