Saturday, 6 April 2013

Di dalam tarekat ujian bala si hamba tidak hanya menjadi sasaran panah bala, malah kadang-kadang dia juga menjadi busur panah yang mengirim bala kepada orang lain, seperti peran tanah, air, api dan angin yang memberikan bala kepada makhluk Tuhan. Bila Tuhan perintahkan air menghanyutkan apa saja, api membakar apa saja, angin menerbangkan apa saja dan tanah menguburkan apa saja tanpa kasihan belas atau tenggang rasa dan tidak ada keraguan. Suami dipisahkan dari istri. Anak-anak dipisahkan dari orang tua. Pemilik dipisahkan dari harta miliknya. Tanaman dipisahkan dari petani. Ternak dipisahkan dari peternak. Hamba Tuhan yaitu manusia, juga sering berfungsi sebagai alat yang memberikan bala kepada orang lain. Khaidir as diperintahkan menembus kapal dan membunuh anak-anak yang masih kecil. Ibrahim as diperintahkan menyembelihkan anaknya sendiri. Manusia lain juga biasa mendatangkan kesulitan kepada orang lain. Ada orang yang menabrak orang lain dan menyebabkan kematiannya, meninggalkan istri dan anak-anak tanpa tempat bergantung. Ada pula orang yang tertembak teman sendiri saat berburu. Ada juga kejadian seorang yang membawa anak tetangganya bermain di pantai dan si anak tersebut mati lemas. Menjadi alat yang memberikan bala kepada orang lain lebih berat daripada menjadi sasaran bala, namun bila Tuhan menghendaki, hal yang demikian tetap juga terjadi. Bila hamba reda menerima tes bala dari Tuhan dan reda juga menjadi alat menyampaikan bala maka Allah pun ridha kepadanya:

Wahai nafsu muthmainnah! Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan reda (dan) diridhai. Yaitu masuklah ke dalam (golongan) hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Ayat 27 - 30: Surah al-Fajr)
Hamba pilihan Tuhan dibawa ke suatu tujuan yang khusus untuknya. Jika muncul di dalam hatinya sesuatu yang dapat mengubah haluannya menuju tujuan yang ditetapkan oleh Allah swt, akan didatangkan ujian kepadanya agar kecenderungan yang mencoba memesungkannya itu segera hilang dan dia kembali ke haluan yang benar. Demikianlah hamba pilihan itu dijaga agar hatinya tidak terpengaruh dengan apa saja yang selain Allah swt Melalui proses yang demikian hatinya menjadi bersih dan langkahnya akan selalu berada di atas jalan yang lurus. Kesabarannya menghadapi tes menjadi bertambah kuat. Bila Allah ridha dengannya, Dia akan menjaganya dan menyelamatkannya dari kejahatan makhluk-Nya. Hati hamba itu menjadi kuat dalam mengontrol anggotanya. Derajat takwanya bertambah dan tenteramlah dia di sisi Tuhan Yang Maha Perkasa.

No comments:

Post a Comment