Orang yang mengamalkan tuntutan Islam disertai dengan beriman kepada Qada dan Qadar, jiwanya akan selalu tenang dan damai. Putaran roda kehidupan tidak membolak-balikkan hatinya karena dia melihat apa yang terjadi adalah menurut apa yang harus terjadi. Dia pula mengamalkan kode yang terbaik dan dijamin oleh Allah swt Hatinya tunduk kepada fakta bahwa Allah yang memerintah sementara sekalian hamba berkewajiban taat kepada-Nya, tidak perlu ikut campur dalam urusan-Nya.
Mungkin timbul pertanyaan apakah orang Islam tidak bisa menggunakan akal pikiran, tidak bisa mengatur kehidupannya dan tidak bisa berusaha memperbaiki kehidupannya? Apakah orang Islam harus menyerah bulat-bulat pada takdir tanpa pemerintahan?
Allah menceritakan tentang urusan orang yang beriman:
Maka mulailah Yusuf memeriksa tempat-tempat barang mereka, sebelum memeriksa karung saudaranya (Bunyamin), kemudian ia mengeluarkan benda yang hilang itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kamiatur untuk (berhala) Yusuf. Tidaklah ia akan dapat mengambil saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali jika dikehendaki oleh Allah. (Dengan ilmu pengetahuan), Kami tinggikan pangkat siapa yang Kami kehendaki; dan setiap yang berilmu pengetahuan, ada lagi di atasnya yang lebih mengetahui. (Ayat 76: Surah Yusuf)
Dan kepunyaan-Nya-lah kapal-kapal yang berlayar di lautan laksana gunung. (Ayat 24: Surah ar-Rahmaan)
Nabi Yusuf as, dengan kepandaiannya, mengadakan manuver untuk membawa saudaranya, Bunyamin, tinggal dengannya. Kepandaian dan trik yang pada lahirnya diatur oleh Nabi Yusuf as tetapi dengan tegas Allah mengatakan Dia yang mengatur trik tersebut dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Kapal yang pada lahirnya dibangun oleh manusia tetapi dengan tegas Allah mengatakan kapal itu adalah milik-Nya. Ayat-ayat di atas memberi pelajaran tentang tata yang dilakukan oleh manusia.
No comments:
Post a Comment