Sunday 7 April 2013

Setiap orang MAJZUB memiliki jalannya sendiri yang berbeda dengan MAJZUB yang lain. Masing-masing ditarik ke jalannya oleh 'kekuatan ghaib' yang diistilahkan sebagai Atraksi Rahmani (ketuhanan), Pembimbing Hakiki ataupun Perintah Batin. Orang MAJZUB menerima Atraksi Rahmani tanpa mereka dapat menahannya. Atraksi tersebut membawa mereka ke jalan khusus yang Tuhan sediakan untuk mereka. Atraksi tersebut juga memerintahkan mereka melakukan sesuatu hal tanpa terikat dengan hukum logika. Atraksi yang langsung dari Tuhan itu juga mengemudi orang MAJZUB sehingga selamat sampai ke tujuan. Orang yang di dalam situasi demikian sering mendapat peringatan dari dalam diri mereka sendiri. Peringatan yang demikian dinamakan Suara Hakiki. Jika timbul cita-cita mereka untuk berhenti tatkala terjadi kasyaf suara dari dalam diri mereka akan memberi peringatan: "Apa yang kamu cari masih jauh di depan. Jadi jangan berhenti! "Jika terbuka kepada mereka rahasia alam maya, mereka diperingatkan oleh fakta alam maya:" Sesungguhnya kami adalah ujian, karena itu janganlah kamu kufur! "Hamba yang dipimpin itu menafikan apa juga yang ditemukan di sepanjang jalan. Apa yang mereka saksikan adalah gubahan Tuhan, hikmat kebijaksanaan-Nya dan tanda-tanda yang memberi pemahaman tentang Dia. Zat Ilahiat tetap tinggal terhijab, tidak dapat ditembus oleh siapa pun. Akhirnya hamba menemui kenyataan bahwa Dia yang sebenarnya mengenali Diri-Nya. Dia yang mencari, Dia yang dicari dan Dia yang menemukan. Tidak ada siapapun yang ikut campur dalam urusan-Nya.

Orang yang sedang dikuasai oleh Atraksi Rahmani akan kehilangan kekuatan akal pikiran dan kesadaran diri mereka. Pengaruh indera dan alam sekitar menjadi lemah kepada hati mereka. Rangsangan yang datang dari keinginan diri sendiri menjadi tumpul. Awalnya mengalami hal yang demikian, ketika akal pikiran, kesadaran dan kehendak diri masih memiliki kekuatan, mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Mereka merasakan kelainan tetapi tidak mengerti tentang. Meskipun begitu mereka terus juga berjalan menurut cetusan yang muncul dari dalam diri mereka. Setelah beberapa lama mereka mulai menyadari kehadiran 'supranatural' yang menguasai mereka, memberi petunjuk dan bimbingan. Varietas yang mereka alami mereka hubungkan dengan kehadiran supranatural tersebut. Mereka tidak tahu apakah hakikat kekuatan gaib itu tetapi mereka yakin bahwa itu adalah sesuatu yang suci dan berhubungan erat dengan pekerjaan Tuhan. Mereka yakin hanya dengan mengikuti petunjuk gaib itu mereka dapat menghampiri Tuhan. Kehadiran kekuatan gaib tersebut dirasakan bertambah kuat dari waktu ke waktu. Ini membuat mereka merasa tenang dan mereka merasakan jalan menuju Tuhan semakin terang.

Penguasaan petunjuk gaib ke atas diri mereka membawa mereka ke tingkat di mana mereka menyaksikan kelakukan dan perbuatan muncul dari diri mereka tanpa mereka berkehendak melakukannya, tanpa berpikir dan merencanakan dan juga tanpa menggunakan kekuatan diri sendiri. Segalanya terjadi secara spontan. Mereka tidak ikut campur dalam menghasilkan perbuatan diri mereka sendiri. Mereka hanya menyaksikan 'supranatural' menghasilkan perilaku dan perbuatan diri mereka. Mereka tidak ada keinginan untuk membantah hal yang demikian, bahkan hal tersebut membuat mereka memperhatikan sesuatu tentang Tuhan. Apa yang terjadi secara spontan itu membukakan pemahaman mereka tentang Tuhan. Dalam kondisi yang demikian akal mereka menjadi umpama bekas yang dituangkan dengan pemahaman. Banyak hal tentang ketuhanan yang mereka tidak pahami sebelumnya 'mengerti' pada tingkat ini. Hal yang demikian membuat hati mereka merasakan adanya hubungan di antara Tuhan dengan mereka. Jika keinginan kepada sesuatu yang lain menjadi lemah tetapi keinginan bertemu dengan Tuhan menjadi kuat. Hati mereka sudah ada rasa mencintai Tuhan. Mereka juga dapat merasakan kasihan belas Tuhan kepada mereka. Mereka mendapat penghayatan bahwa Tuhan tidak melupakan mereka, Tuhan selalu mengambil tahu tentang urusan mereka. Bertambahlah kesenangan mereka mengintai Tuhan.

No comments:

Post a Comment