Saturday 6 April 2013

Orang yang sedang dilatih pada jalan spiritual akan mengalami ujian yang mengubah suasana hatinya. Hal biasa jika doa mereka menjadi tidak makbul sesudah makbul, perkataannya tidak terlaksana sesudah ia mudah menjadi kenyataan. Ada orang yang diberi kemampuan untuk mengobati penyakit. Apa saja penyakit yang diubatinya akan sembuh. Kemudian keadaan berubah. Apa saja penyakit yang diubatinya tidak akan sembuh. Sesudah itu dia masuk ke suasana di mana kadang-kadang sembuh dan kadang-kadang tidak sembuh, ada doanya yang makbul dan ada yang tidak dikabulkan, ada firasatnya yang menyata dan ada yang tidak. Latihan yang demikian perlu untuk meyakinkannya bahwa dia tidak akan terlepas dari ketergantungan dengan Allah SWT dia berada di makam mana sekali pun. Timbullah keyakinannya bahwa pada setiap makam spiritual harus ada pengharapan dan ketakutan kepada Allah Hamba Allah yang dijaga akan ditetapkan untuk menyaksikan kehambaannya pada setiap waktu, pada semua makam. Siapapun yang ingin sukses pada jalan spiritual dan mencapai ketetapan, harus melazimi kehambaan sepanjang masa dengan sebenar-benar kehambaan pada segala kondisi dan makam.

Orang yang belum mencapai makam penetapan perlu waspada dengan dirinya sendiri. Dirinya yang menjadi sumber bagi nafsu dan berbagai keinginan akan kembali kepadanya dan meninggalkannya beberapa kali. Setiap kali ia datang ia akan mencoba mengajukannya kepada apa yang telah ditinggalkannya sebelum tenggelam ke dalam lautan spiritual dahulu. Ketika ia muncul seketika itu, timbullah keinginannya kepada harta, perempuan dan posisi yang pernah dimiliki dan dikasihinya dahulu. Nafsunya meminta dipuaskan dan keinginannya meminta dipenuhi. Nafsu dan keinginannya meminta dia kembali ke alam yang telah ditinggalkannya. Karena itu, berhati-hatilah dengan diri sendiri. Jihad terhadap diri perlu dilakukan secara berkelanjutan. Jangan tertipu dengan trik hawa nafsu dan keinginan yang banyak muslihatnya. Berjihadlah sehingga ia tidak kembali lagi selamanya. Barulah diri itu bangkit kembali sebagai insan baru, bertenaga baru, berpandangan baru, memiliki selera dan keinginan baru, wawasan baru dan semuanya pada dirinya adalah baru yang melayakkannya bergelar hamba Tuhan.

No comments:

Post a Comment