Monday 15 April 2013

Mata hati adalah mata bagi hati atau bisa juga dikatakan kemampuan mengenal yang dimiliki oleh hati. Kadang-kadang mata hati ini disebut sebagai mata dalam. Istilah 'mata dalam' digunakan untuk membedakan istilah ini dengan mata yang lahir, yaitu yang dimiliki oleh diri lahir. Diri lahir terbentuk dari daging, darah, tulang, sumsum, rambut, kulit dan lain-lain. Diri zahir ini mampu untuk melihat, mendengar, mencium, merasa dan menyentuh. Diri lahir memperoleh kehidupan dari perjalanan darah ke seluruh tubuhnya dan aliran nyawa dalam bentuk uap atau gas yang keluar masuk melalui hidung dan mulut. Jika darahnya dikeringkan atau dibekukan atau jika aliran uap yang keluar masuk itu diblokir maka diri lahir akan mengalami satu keadaan di mana sekalian bagiannya berhenti bekerja dan ia dinamakan mati! Diri lahir ini jika disusun dapatlah dikatakan bahwa ia terdiri dari tubuh dan nyawa serta indera-indera yang dapat mengenal sesuatu yang lahiriah. Pusat kontrolnya adalah otak yang mengontrol efektivitas indera-indera dan juga memicu daya timbang atau akal pikiran.

Diri batin juga memiliki susunan yang sama seperti diri zahir tetapi dalam keadaan gaib. Ia juga memiliki tubuh yang disebut kalbu atau hati. Hati yang dimaksud bukanlah sepotong daging yang berada di dalam tubuh. Ia merupakan hati rohani atau hati seni. Ini bukan kejadian alam kasar, sebab itu ia tidak dapat terdeteksi oleh indera lahir. Ini termasuk di dalam hal-hal ghaib yang diistilahkan sebagai Latifah Rabbaniah atau hal yang menjadi rahasia ketuhanan. Apabila di dalam keadaan suci bersih itu dapat mendekati Tuhan. Ia juga yang menjadi tilikan Tuhan. Hati seni ini juga memiliki nyawa yang dibahasakan sebagai roh. Roh juga termasuk di dalam golongan Latifah Rabbaniah. Ini adalah urusan Tuhan dan manusia hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang.

Katakan: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu pengetahuan melainkan sedikit saja". (Ayat 85: Surah Bani Israil)
Tubuh seni atau hati seni juga memiliki sifat yang berkemampuan memicu pemahaman dan pengetahuan. Ini disebut akal yang juga termasuk di dalam golongan Latifah Rabbaniah yang tidak mampu dijelaskan. Akal jenis ini berguna bagi pengajian tentang ketuhanan. Tubuh lahir memiliki indera-indera untuk mengenal hal lahiriah. Indra-indra tersebut disebut penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan penyentuhan dan alat-alat yang bersangkutan adalah mata, telinga, hidung, lidah, tangan dan lain-lain. Tubuh seni atau diri batin juga memiliki indera yang mengenal hal ghaib dan indera ini dinamakan basirah atau mata hati. Ini berbeda dari sifat melihat yang dimiliki oleh mata lahir. Mata lahir melihat hal lahir dan mata hati syuhud atau menyaksikan kepada yang ghaib.

No comments:

Post a Comment