Sunday 31 March 2013

III. DALIL-DALIL BAI’AT

Bai’at menurut bahasa adalah “janji” (Muhithul Muhith:I/64). Adapun menurut istilah adalah “Mengikat janji atas sesuatu seraya berjabatan tangan sebagai tanda kesempurnaan perjanjian tersebut dan keikhlasannya. Bai’at pada periode pertama Islam yang ketika itu mereka membai’at khalifah dengan memegang tangan orang yang mereka serahi kekhilafahan, sebagai tanda penerimaan mereka kepadanya dan sebagai janji untuk mentaatinya dan menerima kepemimpinannya.” (Muhithul Muhith I/64)

B. Pahala Melaksanakan Bai’at dan Menepatinya

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

(59) إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا {الفتح:10}

(59) “Sesungguhnya orang-orang yang berbai’at kepadamu sesungguhnya mereka berbaiat kepada Allah, tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang mengingkari bai’atnya niscaya akibat pelanggarannya akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa yang menepati bai’atnya, maka Allah akan memberikan pahala yang besar.” (Q.S. Al Fath : 10).

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

(60) إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ واْلإِنْجِيْلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمْ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ{التوبة :111}

(60) “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka ber perang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi ) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janji nya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Tau bah : 111)

C. Ancaman tidak Berbai’at dan Mengkhianati Bai’atnya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(61) مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

(61) “Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)

Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)

D. Berbai’at karena Dunia

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(62) ثَلاَثَةٌلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالطَّرِيقِ يَمْنَعُ مِنْهُ ابْنَ السَّبِيلِ وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًالاَ يُبَايِعُهُ إلاَّ لِدُنْيَاهُ إِنْ أَعْطَاهُ مَا يُرِيدُ وَفَى لَهُ وَإِلاَّ لَمْ يَفِ لَهُ وَرَجُلٌ يُبَايِعُ رَجُلاً بِسِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ بِاللَّهِ لَقَدْ أُعْطِيَ بِهَا كَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ فَأَخَذَهَا وَلَمْ يُعْطَ بِهَا

(62) “Tiga macam orang yang Allah tidak akan berkata kata kepada mereka pada hari kiyamat dan tidak akan membersihkan (memaafkan), dan bahkan bagi mereka siksa yang pedih. Mereka itu adalah: 1) Orang yang mempunyai kelebihan air di tengah jalan tetapi menolak permintaan orang yang dalam keadaan bepergian, 2) Orang yang berbai’at pada seorang imam, tetapi tidaklah ia berbai’at kecuali karena dunia, jika diberi menepati bai’atnya dan jika tidak diberi (ditolak tuntutannya) ia tidak menepatinya, 3) Orang yang menjual barang pada orang lain setelah ‘Ashar dan bersumpah dengan nama Allah, sungguh akan diberikan dengan ketentuan begini dan begini, lalu ia membenarkannya dan hendak mengambilnya, tetapi ia tidak memberikannya.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/99, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204, At-Tirmidzi, Sunan At Tirmidzi IV/128 No: 1595. Lafadz Al-Bukhari)

E. Kewajiban Menepati Bai’at

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

(63) يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لاَ يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلاَ يَسْرِقْنَ وَلاَ يَزْنِينَ وَلاَ يَقْتُلْنَ أَوْلاَدَهُنَّ وَلاَ يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلاَ يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ{الممتحنة:12}

(63) “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak anaknya, tidak akan berdusta yang mereka ada adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dengan urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Al-Mumtahanah:12)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(64) كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ

(64) “Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)

Ubadah bin Shomit Radliallahu ‘anhu berkata :

(65) بَايَعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي الْمَنْشَطِ وَالْمَكْرَهِ وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ اْلأَمْرَ أَهْلَهُ وَأَنْ نَقُومَ أَوْ نَقُولَ بِالْحَقِّ حَيْثُمَا كُنَّالاَ نَخَافُ فِي اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ

(65) “Kami berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan semangat ataupun lemah (berat), dan untuk tidak menentang perintah kepada ahlinya serta untuk menegakkan (kebenaran) atau berkata dengan benar di manapun kami berada, tidak takut dalam membela agama Allah dari celaan orang-orang yang mencelanya.” (HR. Al Bukhari dari Ubadah bin Shamit, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/96, Muslim, Shahih Muslim: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/202, An-Nasai, Sunan An-Nasai VII/137-138. Lafadz Al-Bukhari)

F. Dua Orang Dibai’at menjadi imaam dalam Satu Masa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(66) إِذَا بُويِعَ لِخَلِيفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا الْآخَرَ مِنْهُمَا

(66) “Apabila dibai’at dua khalifah (dalam satu masa), maka bunuhlah yang lain dari keduanya. (yaitu yang terakhir).” (HR. Muslim dari Abi Sa’id Al Khudri, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/137)

G. Cara Melaksanakan Bai’at

1). Bagi Muslimin

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(67) وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنِ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ

(67) “Dan barangsiapa membai’at imam dengan berjabat tangan dan kesungguhan hati, maka haruslah ia mentaatinya semampunya. Maka jika datang orang lain akan merebutnya, maka pukullah leher orang tersebut.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/467, An-Nasai, Sunan An-Nasai VII/153-154. Lafadz Muslim)

2) Bagi Muslimat

(68) عَنْ عُرْوَةَ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ عَنْ بَيْعَةِ النِّسَاءِ قَالَتْ مَا مَسَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ امْرَأَةً قَطُّ إِلاَّ أَنْ يَأْخُذَ عَلَيْهَا فَإِذَا أَخَذَ عَلَيْهَا فَأَعْطَتْهُ قَالَ اذْهَبِي فَقَدْ بَايَعْتُكِ

(68) “Dari ‘Urwah bahwasanya ‘Aisyah menceritakan kepadanya tentang bai’atnya kaum wanita, ia berkata: “Tidaklah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menyentuh seorang wanita (yang bukan muhrimnya) dengan tangannya sedikitpun, apabila kaum wanita telah mengikrarkan bai’atnya, beliau menerimanya, lalu bersabda: “Pergilah sungguh saya telah menerima bai’atmu.” (HR. Muslim, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/142. Al Bukhari, Shahih Al-Bukhari IX/99, Abu Dawud, Sunan Abu dawud II/133. Lafadz Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(69) إِنِّي لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ إِنَّمَا قَوْلِي لِمِائَةِ امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لاِمْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ أَوْ مِثْلُ قَوْلِي لاِمْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ

(69) “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita (yang bukan muhrimnya), maka sesungguhnya ucapanku (dalam menerima bai’at) bagi seratus wanita itu sebagaimana ucapanku bagi seorang wanita.” (HR. An-Nasai dari Umayyah binti Rufaiqah, Sunan An-Nasai dalam Kitabul bai’ah: VII/149, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi IV/149 No: 1597)

H. Bai’at Anak yang Belum Baligh

Hirmasy bin Ziyad berkata :

(70) مَدَدْتُ يَدِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا غُلاَمٌ لِيُبَايِعَنِي فَلَمْ يُبَايِعْنِي

(70) “Saya mengulurkan tangan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam supaya beliau membai’atku, pada waktu itu saya masih kecil, maka beliau tidak membai’atku.” (HR. An-Nasai, Sunan An-Nasai dalam Kitabul Bai’ah: VII/150)

(71) عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ هِشَامٍ وَكَانَ قَدْ أَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَتْ بِهِ أُمُّهُ زَيْنَبُ بِنْتُ حُمَيْدٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَايِعْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ صَغِيرٌ فَمَسَحَ رَأْسَهُ وَدَعَا لَهُ وَكَانَ يُضَحِّي بِالشَّاةِ الْوَاحِدَةِ عَنْ جَمِيْعِ أَهْلِهِ

(71) “Dari Abdullah bin Hisyam, dia telah berjumpa dengan Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam. Ibunya yaitu Zainab binti Humaid pergi bersamanya untuk mendatangi Rasulullah Shallal lahu’alaihi wa sallam, lalu ia berkata: “Ya Rasulullah, terimalah bai’atnya.” Maka beliau bersabda: “Dia masih kecil,” seraya mengusap kepalanya dan mendo’akannya, beliau menyembelih kambing satu untuk semua keluarganya.” (Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/98).

Definisi bai’at

Bai’at secara bahasa berasal dari kata بَايَعَ-مُبَايَعَةٌ yang bermakna saling mengikat janji. Disebut mubaya’ah karena diserupakan seperti dua orang yang saling menukar harta, di mana salah satunya menjual hartanya kepada yang lain. (Lihat Lisanul ‘Arab 8/26, ‘Umdatul Qari 1/154, Tajul ‘Arus 20/370)
Adapun secara istilah, diterangkan oleh Badruddin Al-’Aini t:
عَقْدُ الْإِمَامِ الْعَهْدَ بِمَا يَأْمُرُ النَّاسَ بِهِ
“Seorang imam mengikat perjanjian (untuk taat) terhadap apa yang dia perintahkan kepada manusia.” (‘Umdatul Qari, 1/154)
Ibnu Khaldun mengatakan, “Bai’at adalah perjanjian untuk taat. Di mana orang yang berbai’at telah berjanji kepada amir (pemimpin)nya untuk menyerahkan pandangannya dalam menentukan urusan dirinya dan kaum muslimin, tidak menyelisihinya dalam hal tersebut, serta menaati apa yang dibebankan kepada dirinya berupa perintah baik di saat semangat maupun terpaksa.” (Muqaddimah Ibnu Khaldun, hal. 209)
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa inti dari bai’at tersebut adalah kewajiban orang yang telah berbai’at kepada orang yang dia telah berbai’at kepadanya untuk menjalankan serta taat terhadap apa yang telah menjadi ketetapan dan perintahnya.

Hukum bai’at
Bai’at merupakan perkara yang disyariatkan berdasarkan nash-nash yang terdapat di dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. Sebab bai’at merupakan salah satu cara dalam menampakkan bentuk ketaatan seseorang terhadap pemimpinnya. Di antara nash yang menunjukkan disyariatkannya adalah firman Allah l:
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (Al-Fath:18)
“Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka serta tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al-Mumtahanah:12)
Adapun hadits Rasulullah n, di antaranya adalah hadits Ubadah bin Ash-Shamit z, ia berkata:
بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ n عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي الْعُسْرِ وَالْيُسْرِ وَالْمَنْشَطِ وَالْمَكْرَهِ وَعَلَى أَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَعَلَى أَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ وَعَلَى أَنْ نَقُولَ بِالْحَقِّ أَيْنَمَا كُنَّا لَا نَخَافُ في اللهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ
“Kami telah membai’at Rasulullah n untuk selalu mendengar dan taat (kepada penguasa) baik di saat susah maupun mudah, semangat atau terpaksa, dan di saat mereka merampas hak-hak kami, dan kami tidak boleh melepaskan ketaatan kepadanya, dan agar mengatakan kebenaran di mana pun kami berada, kami tidak takut karena Allah kepada celaan orang yang mencela.” (HR. Muslim no. 1709)
Demikian pula ucapan Jarir bin Abdillah z: “Aku membai’at Rasulullah n untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan memberi nasihat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Bahkan dalil-dalil menunjukkan bahwa setiap muslim wajib berbai’at kepada pemimpin dan penguasa negerinya, serta diharamkan menyelisihinya dan keluar dari ketaatan kepadanya dalam perkara-perkara yang bukan merupakan bentuk maksiat kepada Allah l. Diriwayatkan dari Abdulah bin Umar c bahwa Rasulullah n bersabda:
مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa melepaskan ketaatannya maka dia bertemu Allah dalam keadaan tidak memiliki hujjah dan barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbai’at maka dia mati seperti mati jahiliah.” (HR. Muslim no. 1851)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ ثُمَّ مَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa keluar dari ketaatan dan meninggalkan jama’ah lalu dia mati, maka dia mati seperti mati jahiliah.” (HR. Muslim no. 1848)
Rasulullah n juga bersabda:
مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ فَاقْتُلُوهُ
“Siapa yang datang kepada kalian dalam keadaan kalian telah sepakat terhadap satu orang (untuk jadi pemimpin) lalu dia ingin merusak persatuan kalian dan memecah jama’ah kalian maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim no. 1852)
Masih banyak lagi dalil-dalil yang semakna dengannya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar t mengatakan: “Dalam hadits ini terdapat dalil wajibnya taat kepada imam (penguasa) yang telah disepakati untuk dibai’at, serta diharamkan melakukan pemberontakan terhadapnya, meskipun dia (penguasa tersebut) berbuat zalim dalam menetapkan hukum. Dan bai’at tidak tercabut karena adanya kefasikan yang diperbuatnya.” (Fathul Bari, 1/72)
Dalam berbai’at, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

Jabatan tangan yang disertai ucapan
Yaitu dengan mendatangi seorang yang dibai’at dan berjabat tangan dengannya lalu mengucapkan pernyataan bai’atnya. Ini yang biasa dilakukan oleh ahlul halli wal ‘aqdi dan orang yang memungkinkan untuk datang kepadanya. Allah l berfirman:
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Al-Fath: 10)
Demikian pula sabda Rasulullah n:
وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنِ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ
“Barangsiapa yang membai’at seorang imam lalu dia telah memberikan jabatan tangan dan kerelaan hatinya maka hendaknya dia taat kepadanya sebatas kemampuannya. Jika ada yang lain dibai’at, maka penggallah leher yang lain itu (yang memenggal adalah pemerintah yang sah, red.).” (HR. Muslim no. 1844, dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash c)
Kata shafqah berasal dari kata tashfiq bil yad yaitu menepuk dengan tangan. Sebab dua orang yang saling berbai’at meletakkan tangannya di tangan yang lainnya ketika bersumpah dan berbai’at. (Lihat ‘Aunul Ma’bud,11/214, An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, Ibnul Atsir, 3/38)

Ucapan tanpa jabatan tangan
Seperti ketika Rasulullah n mengambil bai’at dari para wanita. Aisyah x berkata setelah menyebutkan poin-poin bai’at:
وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ وَمَا بَايَعَهُنَّ إِلَّا بِقَوْلِهِ
“Demi Allah, tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita sekalipun dalam membai’at. Beliau tidak membai’at mereka melainkan hanya dengan ucapan.” (HR. Al-Bukhari no. 2564, Muslim no. 1866. Lafadz ini dari riwayat Al-Imam Al-Bukhari t)

Utusan amir
Ini berlaku bagi orang yang memiliki udzur untuk bai’at secara langsung, seperti orang yang terkena penyakit lepra. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin Asy-Syarid dari ayahnya, ia berkata: “Di antara utusan Tsaqif ada seseorang yang terkena penyakit lepra, maka Rasulullah n mengirim utusan kepadanya untuk mengatakan kepadanya: ‘Pulanglah, sungguh aku telah membai’atmu’.” (HR. Muslim no. 2231)

Mengirim surat
Sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah bin ‘Umar c tatkala menyatakan bai’at kepada Abdul Malik bin Marwan melalui surat yang dikirimkan kepadanya. (Diriwayatkan Al-Bukhari no. 7203)
Juga sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Najasyi, di mana beliau menulis surat kepada Nabi n dan menyebutkan: “Bismillahirrahmanirrahim. Kepada Muhammad Rasulullah, dari An-Najasyi Al-Asham bin Abjar. Salamun alaika, wahai Nabi Allah, dari Allah warahmatullahi wabarakatuh. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia yang telah memberi petunjuk kepadaku. Telah sampai kepadaku suratmu, wahai Rasulullah, tentang apa yang engkau sebutkan perihal Isa q. Demi Rabb pemilik langit dan bumi, sesungguhnya Isa tidak lebih dari apa yang telah engkau sebutkan. Dan kami telah mengetahui apa yang engkau utus kepada kami. Kami telah menjamu anak pamanmu (Ja’far bin Abi Thalib z, pen.) dan para sahabatnya. Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah yang jujur dan dibenarkan. Aku telah berba’iat kepadamu, dan berbai’at kepada anak pamanmu. Dan aku telah berserah diri kepada Allah Rabb sekalian alam.” (HR. Al-Baihaqi dalam Dala’il An-Nubuwwah 2/309, Ibnul Atsir dalam Usdul Ghabah 1/97, Ath-Thabari dalam Tarikhnya 2/132, dari Muhammad bin Ishaq. Namun riwayatnya mu’dhal)
Namun tidak disyaratkan setiap yang menyatakan bai’atnya untuk diharuskan mendatangi pemimpin lalu berbai’at di hadapannya. Bai’at ahlul halli wal ‘aqdi telah mewakili yang lainnya, dengan cukup menampakkan sikap mendengar dan taat. Al-Maziri t berkata:
يَكْفِي فِي بَيْعَةِ الْإِمَامِ أَنْ يَقَعَ مِنْ أَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ وَلَا يَجِبُ الْاِسْتِيعَابُ، وَلَا يَلْزَمُ كُلَّ أَحَدٍ أَنْ يَحْضُرَ عِنْدَهُ وَيَضَعَ يَدَهُ فِي يَدِهِ، بَلْ يَكْفِي الْتِزَامُ طَاعَتِهِ وَالْانْقِيَادُ لَهُ بِأَنْ لاَ يُخَالِفَهُ وَلاَ يَشُقَّ الْعَصَا عَلَيْهِ
“Cukup dalam membai’at imam dilakukan pihak ahlul halli wal ‘aqdi dan tidak wajib bagi seluruhnya. Tidak mesti setiap orang harus hadir lalu meletakkan tangannya di tangan (orang yang di bai’at). Namun cukup menyatakan komitmen ketaatan dan tunduk kepadanya dengan tidak menyelisihinya serta tidak merusak persatuan.” (Fathul Bari, 7/494)
An-Nawawi t berkata pula:
أَمَّا الْبَيْعَةُ فَقَدِ اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّهُ لَا يُشْتَرَطُ لِصِحَّتِهَا مُبَايَعَةُ كُلِّ النَّاسِ، وَلاَ كُلِّ أَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ، وَإِنَّمَا يُشْتَرَطُ مُبَايَعَةُ مَنْ تَيَسَّرَ إِجْمَاعُهُمْ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَالرُّؤَسَاءِ وَوُجُوهِ النَّاسِ
“Adapun bai’at, para ulama telah sepakat bahwa tidak disyaratkan sahnya bai’at dengan adanya bai’at dari seluruh manusia, tidak pula dari semua ahlul halli wal ‘aqdi. Hanyalah disyaratkan bai’at mereka yang mudah untuk mencapai kesepakatan mereka dari kalangan para ulama, para pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat.” (Syarah Muslim, An-Nawawi t, 12/77)

Shighat bai’at
Inti dari shigat bai’at adalah menyatakan untuk senantiasa mendengar dan taat selama dalam perkara kebaikan. Shigat yang disebutkan dalam bai’at sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dikehendaki dalam bai’at tersebut. Apakah bai’at untuk mendengar dan taat, bai’at untuk berjihad, bai’at untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan saling menasihati antara sesama muslim, bai’at untuk berperang hingga titik darah penghabisan, serta yang semisalnya, yang telah dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah n dan yang diamalkan oleh para ulama salaful ummah tatkala mereka berbai’at kepada imam di masanya.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari t dari Abdullah bin Dinar t, dia berkata: Aku menyaksikan tatkala kaum muslimin sepakat untuk mengangkat Abdul Malik, beliau menulis:
إِنِّي أُقِرُّ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ لِعَبْدِ اللهِ عَبْدِ الْمَلِكِ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى سُنَّةِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ مَا اسْتَطَعْتُ وَإِنَّ بَنِيَّ قَدْ أَقَرُّوا بِمِثْلِ ذَلِكَ
“Sesungguhnya aku menyatakan mendengar dan taat kepada hamba Allah, Abdul Malik, Amirul Mukminin, di atas ketetapan Allah dan Sunnah Rasul-Nya selama aku mampu, dan sesungguhnya anak-anakku telah menyatakan hal yang sama.” (HR. Al-Bukhari no. 7203 dan 7205)

Saturday 30 March 2013

Sosiologi Penyimpangan Sosial

Pengertian Perilaku Menyimpang [Penyimpangan Sosial]

penyimpangan sosial

Adalah suatu tindakan yang diekspresikan oleh individu atau kelompok secara sadar atau tidak sadar yang akhirnya dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan dalam masyarakat, merupakan hasil dari proses sosialisme yang tidak sempurna atau disebabkan karena gagalnya seorang individu untuk mengidentifikasikan dirinya agar pola perilakunya sesuai dengan keadaan masyarakat.



Ciri-ciri penyimpangan sosial menurut Paul B. Harton sebagai berikut :

a.Penyimpangan harus dapat didefinisikan

b.Penyimpangan bisa diterima juga bisa ditolak

c.Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak

d.Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal

e.Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

f.Penyimpangan sosial bersifat adaftasi (menyesuaikan)



Faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang :

Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna dibagi lagi menjadi

1.Sikap mental yang tidak sehat

2.Keluarga yang broken home atau disorganisasi keluarga

3.Pelampiasan rasa kecewa

4.Dorongan kebutuhan ekonomi

5.Pengaruh lingkungan dan media massa

6.Keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan

7.Proses belajar yang menyimpang

8.Ketidak sanggupan menyerap norma budaya

9.Adanya ikatan sosial yang berlainan

10.Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.



Beberapa contoh dari perilaku menyimpang

1. Tindakan kriminal dan kejahatan

Kriminalitas bukan bawaan sejak lahir, bukan juga pada warisan biologis. Tindakan kriminal dapat dilakukan secara sadar melalui perencanaan dan ditunjukkan untuk maksud tertentu. Tindakan kriminalitas merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai dan norma atau pelanggaran terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlak dalam masyarakat.

2.Kenakalan remaja ( juvenile deleguency )

Masalah kenakalan anak sering menimbulkan kecemasan sosial dan dapat menimbulkan kemungkinan “gap generation” sebab anak yang diharapkan sebagai kader penerus. Bangsa tergelincir kearah perilaku yang negatif. Perbuatan kenakalan remaja dapat berupa pengerusakan tempat/fasilitas umum, penggunaan obat terlarang, pencurian, perkelahian atau tawuran.

Adapun penyebab kenakalan remaja :

a.Lingkungan keluarga yang tidak harmonis ( broken home )

b.Di situasi yang menjenuhkan dan membosankan

c.Lingkungan masyarakat yang tidak menetu seperti lingkungan kumuh

3. Penyimpangan seksual

Adalah aktifitas sksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual tidak sewajarnya. Beberapa bentuk penyimpangan seksual diantaranya :

a.Homoseksual e. Voyeurisme

b.Transeksual f. Fetishisme

c.Sadomasokisme g. Paedophilia

d.Ekshibisme

Penyimpangan seksual seperti ini dapat menyebabkan berkembangnya virus AIDS.

4.Penyalahgunaan narkotika.

Penggunaan obat-obat jenis narkotika telah diatur dalam seperangkat peraturan yang bersifat formal. Jenis-jenis narkotika antara lain, opium, ganja, morfin, obat-obatan tergolong aditif atau bersifat cumbu hingga bisa menimbulkan ketergantungan. Bila dikonsumsi secara berlebihan hal itu tentu sangat berbahaya karena dapat merusak fisik maupun mental sipemakai. Bisa juga merusak organ-organ tubuh hingga tidak berfungsi sempurna. Akibatnya pikiran menjadi tidak rasional dan sulit membedakan perbuatan baik dan buruk.

5.Sadisme terhadap anak.

Penganiayaan terhadap anak merupakan bentuk perilaku menyimpang yang akhir-akhir ini semakin marak yang terjadi dalam masyarakat. Sadisme terhadap anak secara kualitas dan nkuantitas semakin meningkat, bukan hanya penganiayaan yang bisa mengakibatkan gangguan fisik, tetapi juga gangguan psikis (trauma) berkepanjangan. Perasaan kecewa dan friustasi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, sah satunya faktor ekonomi. Bagaimanapun bentuknya sadisme terhadap anak merupakan bentuk perilaku menyimpang, karena tidak sesuai dengan norma-norma, baik norma agama, norma sosial maupun norma hukum.



Cara-cara pengendalian sosial dan tidak berfungsinya lembaga pengendalian sosial

Suatu proses pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yang ada pokoknya berkisar pada cara-cara tanpa kekerasan (persuasif) ataupun dengan paksaan (represip). Dalam suatu masyarakt yang tenteram, cara-cara yang persuasif mungkin akan lebih efektif daripada penggunaan paksaan. Hal ini disebabkan sebagian besar kaidah dan nilai-nilai sosial telah melembaga atau bahkan mendarah daging dalam diri para warga masyarakat.



Untuk melaksanakan hal tersebut ada beberapa cara pengendalian sosial yang adapat dilakukan, antara lain saebagai berikut :

a.Cemoohan.

Jika salah seorang anggota masyarakat atau kelompok berbuat sesuatu yang dianggap menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku maka kelompok atau seseorang tersebut akan dicemooh atau diejek oleh anggota masyarakat yang lain dengan tujuan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma itu lagi. Cemoohan atau ejekan disini bertujuan untuk mengendalikan penyimpangan sosial.

b.Teguran.

Teguran merupakan satu bentuk pengendalian sosial. Teguran bisa berupa peringatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

c.Gosip atau Desas-desus

Gosip atau desas desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan kenyataan. Biasanya terjadi ketika kritik sosial secara terbuka, tetapi tidak dapat dilontarkan. Dengan gosip tersebut individu yang berperilaku menyimpang akan merasa malu dan bersalah sehingga akan lebih berhati-hati dalam bertindak.

d.Pendidikan.

Jika pengendalian sosial melalui pendidikan dilakukan secara efektif, maka bentuk-bentuk pengendalian sosial yang lain hanya sebagai pendukungnya. Pendidikan adalah proses yang diawali sejak sejak lahir, berlangsung sepanjang hidup, dan merupakan cara pengendalian sosial yang efektif.

e.Agama.

Setiap pemeluk agama yang taat akan menguasai kebenaran ajaran agamanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Jika melanggar ajaran agamanya ia akan merasa berdosa, tersingkir dan akan berusaha bertobat. Agama juga merupakan sarana pengendalian sosial yang efektif.

f.Ostrasisme ( Dikucilkan )

Ostrasisme dapat diartikan sebagai pengucilan. Misalnya ada seorang angggota masyarakat yang walaupun diperbolehkan bekerjasama dalam kelompok masyarakat, tetapi dia tidak diajak berkomunikasi. Tujuan Ostrasisme atau pengecualian ini agar anggota masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat lainnya tidak melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku.

g.Fraundulens.

Fraundulens adalah pengendalian sosial dengan jalan meminta bantuan kepada pihak lain yang dianggap dapat mengatasi masalah.

h.Intimidasi.

Salah satu bentuk pengendalian sosial adalah intimidasi, intimidasi dilakukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam atau menakut-nakuti.

i.Hukuman



Setiap masyarakat telah mengembangkan sistem penghargaan dan hukuman (sanksi) agar merangsang anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang berlaku. Sanksi positif dihubungkan dengan penghargaan-penghargaan yang diberikan pada seseorang yang dapat menyesuaikan dari sanksi negatif berupa hukuman-hukuman yang mungkin diterapkan apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri.



Perilaku menyimpang terjadi oleh adanya pertentangan antara perasaan, pikiran dan tindakan seseorang terhadap penerapan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat. Terbentuknya lembaga pengendalian sosial tidak hanya berfungsi memberantas atau memperbaiki perilaku yang menyimpang tetapi juga berfungsi mencetak terjadinya perilaku tidak menyimpang. Pengendalian sosial dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pengendalian internal merupakan pengendalian yang dilakukan oleh komponen masyarakat atau sendiri dibawah koordinasi para pemuka adat dan tokoh masyarakat serta pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pembudayaan norma dan nilai sosial dari generasi tua ke generasi muda.

Apabila pengendalian ini berhasil, maka sesungguhnya pengendalian sosial tidak memerlukan aparat formal.Seperti : kepolisian, kejaksaan, dan pengendalian. Hal itu dapat terjadi pada masyarakat yang masih primitif.

Zikir memainkan peran yang penting dalam melahirkan Roh Islam. Bagi orang yang menginginkan kebenaran dan melihat kebenaran, menjadi kewajiban baginya mahal Allah sebanyak mungkin.

Lantas apabila kamu telah menyelesaikan shalat (shalat di waktu perang) itu, maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri, dan sambil duduk, dan sambil (berbaring) pada rusuk-rusuk kamu. Tetapi apabila kamu telah tenteram, maka kamu dirikan shalat (seperti biasa), karena sesungguhnya itu adalah untuk Mukminin satu kewajiban yang ditentukan waktunya. (Ayat 103: Surat an-Nisaa ')

Yang mengingat Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit-langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami! Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau. Karena itu peliharakanlah kami dari siksa neraka ". (Ayat 191: Surat a-Li 'Imran)
Setiap Muslim seharusnya menemukan kehidupan berzikir; berdzikir sambil duduk dan sambil berbaring; bekerja di dalam berzikir; beristirahat di dalam berzikir dan tidur di dalam berzikir. Lidah berzikir, anggota tubuh berzikir dan hati berzikir. Tentara Islam yang sedang berperang dengan musuh pun dituntut berzikir, apa lagi kaum Muslimin yang berada dalam suasana aman. Muslim sejati selalu berdzikir, mengingat dan mentaati Allah swt

sampai seorang muslim itu merasakan ruh dzikir dan buah manis nya dzikir di setiap gerak dan laku, seorang yang menjalankan dzikir dan mendawamkan dalam menjalankannya seumpama orang yangmenanam pohon mangga, lama di siram, dan di rawat, dan selama belum berbuah yang pertama, maka rasa nikmat mangga itu belum bisa di rasakan bagaimana buah manis apa pahit, tapi setelah pertama kali buah mangga itu berbuah, maka setiap musim mangga itu dengan sendirinya berbuah, sebagaimana dzikir, selama belum di petik buah manis pertama kali maka seseorang harus telaten merawatnya, dan jangan sampai lantas meninggalkannya, karena kebanyakan kegagalan itu terjadi bukan di pertama perjalanan tapi di pertengahan.
Orang yang tidak pernah berzikir adalah orang yang sangat keras hatinya dan kuat dipengaruhi oleh setan, hawa nafsu dan dunia. Cahaya api setan, fatamorgana dunia dan karat nafsu membaluti hatinya sehingga tidak ada ingatannya kepada Allah Seruan, peringatan dan ayat-ayat Tuhan tidak diterima oleh hatinya. Beginilah kondisi orang Islam yang dijajah oleh sifat munafik. Orang yang masih memiliki kesadaran harus memaksakan dirinya untuk berzikir, sekalipun hanya berzikir dengan lidah sedangkan hatinya masih lalai dengan berbagai memori yang selain Allah Pada tahap pemaksaan diri ini, lidah menyebut Nama Allah tetapi hati dan ingatan mungkin tertuju pada pekerjaan, harta , perempuan, hiburan dan lain-lain. Beginilah tingkat orang Islam biasa. Orang yang berada pada tahap ini harus melanjutkan dzikirnya karena jika dia tidak berzikir dia kan lebih mudah dihanyutkan di dalam kelalaian. Tanpa ucapan dzikir setan akan lebih mudah memancarkan gambar-gambar tipuan ke cermin hatinya dan dunia akan lebih kuat menutupinya. Zikir pada tingkat ini berperan sebagai juru ingat. Sebutan lidah menjadi sahabat yang memperingatkan hati yang lalai. Terjadilah tabrakan antara energi zikir dengan energi setan yang menutupi hati. Energi setan akan mencoba untuk menghalangi energi zikir dari memasuki hati. Tindakan setan itu membuat orang yang ingin berzikir itu menjadi malas dan mengantuk. Dengan demikian perlu dilakukan mujahadah, memerangi setan yang mencegah lidah dari berzikir itu. Zikir yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan berhasil melewati benteng yang didirikan oleh setan. Energi zikir yang berhasil memasuki hati akan bertindak sebagai pencuci, menyucikan karat-karat yang ada pada dinding hati. Pada tingkat awal zikir masuk ke dalam hati sebagai Nama-nama dan Sifat-sifat Tuhan yang diucapkan. Apabila karat pada dinding hati sudah berkurang ucapan dzikir akan disertai oleh rasa kelezatan. Hati yang sudah merasakan nikmat zikir itu tidak perlu ke paksaan lagi. Lidah tidak perlu lagi berzikir. Zikir sudah hidup dalam hati secara diam, jelira dan melezatkan. Perhatian tidak hanya pada nama-nama dan sifat-sifat yang diingatkan malah ia lebih tertuju kepada Yang Empunya nama dan sifat. Inilah posisi orang yang beriman.
Zikir daimatau melanggengkan dzikir di setiap tarikan nafas sulit diperoleh. Kebanyakan manusia melakukan pekerjaan yang baik-baik yang seharusnya menjadi zikir tetapi dilakukan tanpa ingatan kepada Allah dan bukan dengan penghayatan mematuhi syariat-Nya. Kekuatan internal harus ditambahkan untuk memperoleh zikir daim. Untuk tujuan tersebut perlu dilakukan zikir sebutan yaitu dzikir nafi-isbat (ucapan kalimat "La ilaha illa Llah") dan dzikir nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Zikir yang seperti ini mempengaruhi menguatkan rasa kecintaan dan ingatan kepada Allah Ia membuka kesadaran-kesadaran internal seperti yang telah disebutkan pada judul yang membicarakan perjalanan Latifah Rabbaniah. Kekuatan kesadaran internal mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan ikhlas karena Allah yang dicintainya, yang hampir dengannya. Zikir nafi-isbat dan sebutan nama-nama dan sifat-sifat-Nya menjadi jalan kepada zikir dalam mentaati peraturan-Nya tanpa lupa kepada-Nya. Jadi, perlu dilakukan zikir secara sebutan untuk memudahkan zikir secara praktek atau perbuatan dan kelakuan. Mudah-mudahan terhasillah zikir yang berkelanjutan.

Zikir atau mengingat Allah harus dilakukan menurut penilaian kemampuan masing-masing. Zikir yang paling baik diucapkan adalah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw dengan sabda beliau saw yang artinya: "Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa. Itulah ucapan kalimat 'La ilaha illa Llah'. "
Dzikir adalah mengingat Allah sebaik dan seikhlas mungkin. Mahal nama-nama dan sifat-sifat-Nya adalah zikir. Melihat matahari, bulan dan bintang di langit sambil mengenang kebijaksanaan Allah merupakan zikir. Melihat kilat memancar dan mendengar guruh berdentum sambil mengenang keperkasaan Allah adalah zikir. Melihat fajar subuh, melihat dan mencium bunga yang indah lagi harum sambil mengenang keelokan Allah adalah zikir juga namanya. Jadi, dzikir adalah pekerjaan sepanjang waktu, setiap saat, semua suasana, pada setiap pengisap dan hembusan nafas dan pada setiap denyut nadi. Kehidupan ini merupakan zikir daim (zikir berkelanjutan) jika mata hati selalu memperhatikan sesuatu tentang Allah

Misalkan seorang sedang melakukan zikir hati dan perkataan; menyebut dan mahal nama-nama dan sifat-sifat Allah Tiba-tiba datang seorang anak di hadapannya. Anak kecil itu memegang sebotol racun. Anak kecil mau meminum racun tersebut. Pada saat itu anggota zikir tadi berkewajiban meninggalkan pekerjaan zikir yang sedang dilakukannya dan pindah ke zikir menyelamatkan anak kecil yang mau meminum racun itu. Transfer perbuatan tidak memutuskan zikir atau ingatannya kepada Allah Dia menyebut nama Tuhan karena ingat kepada Tuhan. Dia menyelamatkan anak kecil itu karena mentaati perintah Tuhan. Tuhan yang menakdirkan anak kecil itu mau meminum racun di hadapannya. Tuhan juga mengadakan syariat yang mewajibkan membuang kemudaratan. Taat kepada perintah Tuhan dan reda dengan takdir Tuhan yang datang dan bertindak menurut aturan syariat Tuhan merupakan zikir yang sangat mulia di sisi Tuhan. Zikir yang begini termasuk di dalam golongan zikir yang berkelanjutan atau dzikir daim, melanggengkan dzikir di setiap tarikan nafas.
Sesungguhnya Aku adalah Allah! Tidak ada Tuhan selain Aku! Dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku! (Ayat 14: Surah Taha)
Shalat mengandung perbuatan anggota lahir, kata yang kau ucapkan dan partisipasi hati yang benar menghadap kepada Allah dengan sepenuh jiwa raga. Mahal Allah melalui shalat merupakan zikir yang paling sempurna. Perbuatan menjadi zikir, kata menjadi zikir dan perasaan menjadi zikir. Sekalian maujud berada dalam suasana zikir. Zikir dalam shalat menggabungkan pengakuan bahwa yang diingatkan itu adalah Allah; bahwa Allah yang diingat itu adalah Tuhan; bahwa tiada Tuhan melainkan Dia; bahwa Allah adalah Tuhan yang disembah; bahwa menyembah Allah adalah dengan kata, perbuatan dan perasaan; bahwa apa saja yang dilakukan adalah karena mentaati-Nya dan karena ingat kepada-Nya.

Zikir yang di dalam shalat menjadi induk kepada zikir-zikir di luar shalat. Menyebut nama-nama Allah adalah zikir. Kata yang baik-baik diucapkan karena Allah adalah zikir. Nasihat menasihati karena Allah adalah zikir. Menyeru manusia ke jalan Allah adalah zikir. Semua itu merupakan zikir kata. Dzikir perbuatan pula meliputi segala bentuk praktek dan kelakukan yang sesuai dengan syariah demi mencari ridha Allah Berdiri, rukuk dan sujud dalam shalat adalah zikir. Melakukan pekerjaan yang halal karena Allah, karena mematuhi peraturan yang Allah turunkan, adalah zikir. Mengalihkan duri dari jalan karena Allah adalah zikir. Apa juga perbuatan yang tidak melanggar aturan syariat jika dilakukan karena Allah maka ia menjadi zikir. Tidak melakukan apa-apa pun bisa menjadi zikir. Orang yang menahan anggotanya, lidahnya dan hatinya bergabung perbuatan maksiat sebenarnya melakukan zikir jika dia melakukannya karena Allah Semua itu menjadi zikir jika dilakukan karena Allah, karena mematuhi perintah-Nya, karena mencari keridaan-Nya dan karena ingat kepada-Nya. Jadi, perbuatan dan perkataan terikat dengan praktek hati untuk menjadikannya zikir. Ia hanya dihitung sebagai dzikir jika ada zikir hati yaitu hati ingat kepada Allah, ikhlas dalam melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya Tanpa zikir hati tidak ada zikir-zikir yang lain, karena setiap praktek digantungkan kepada niat yang lahir dalam hati.
Pengalaman spiritual, seperti penyaksian terhadap cahaya-cahaya harus diperjelas agar tidak timbul anggapan bahwa Tuhan adalah cahaya dengan warna tertentu. Yang dialami oleh Syeikh Ahmad Sirhindi dimuat di sini untuk dijadikan iktibar oleh orang yang terpengaruh dengan ajaran sesat yang menyembah cahaya. Syeikh Ahmad Sirhindi, keturunan Umar al-Khattab, dilahirkan di India. Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam bidang tarekat tasawuf. Ia menceritakan pengalaman spiritual beliau.

Ketika Syekh memutuskan untuk mengikuti jalan kesufian ia telah pergi ke mursyid tarekat Naqsabandiah yang bernama Syeikh Muhammad al-Baqi. Syeikh Muhammad menjadi pembimbing Syekh melalui semua tingkat spiritual. Syeikh Muhammad mentalkinkan zikir Ilmul Zat, yaitu kalimat Allah kepada Syekh. Mursyid Naqsabandiah itu menjuruskan perhatian spiritual beliau kepada Syekh sampai Syekh mengalami gairah dan kelezatan yang amat sangat. Ia juga mengalami rasa kepiluan yang bersangatan sehingga ia menangis dengan keras. Setelah satu hari mengamalkan zikir Ismul Zat, Syekh dikuasai oleh rasa penyangkalan dan kelenyapan diri. Dalam suasana spiritual yang demikian beliau menyaksikan laut yang sangat luas. Ia menyaksikan segala sesuatu sebagai bayang-bayang dalam laut tersebut. Pengalaman demikian menjadi bertambah kuat, mendalam dan cemerlang sehingga memukau jiwa beliau. Ia mengalami suasana tersebut beberapa lama, kadang-kadang berlangsung sampai satu suku hari, kadang-kadang sampai separuh hari dan kadang-kadang sampai satu hari penuh. Syekh melaporkan pengalaman beliau itu kepada Syeikh Muhammad. Syeikh Muhammad menjelaskan bahwa apa yang telah dialami oleh Syekh itu merupakan sejenis pengalaman fana dan Syekh disarankan untuk menjaga penyingkapan itu.

Syekh melanjutkan latihannya. Dua hari kemudian ia mengalami fana yang lebih teratur. Ia melanjutkan latihan sebagaimana yang diajarkan oleh mursyidnya. Selanjutnya beliau mencapai fana dalam fana. Syekh melaporkan pengalaman beliau kepada Syeikh Muhammad. Mursyidnya itu menanyakan apakah Syekh menyaksikan seluruh alam ini sebagai satu keberadaan dan apakah ia menemukan keberadaan tersebut bersatu dengan Yang Satu. Syekh mengakui bahwa demikianlah yang ia alami. Mursyidnya menjelaskan bahwa fana dalam fana yang sebenarnya adalah walaupun disaksikan penyatuan tetapi seseorang itu masuk ke dalam suasana ketidak kesadaran sehingga fana itu sendiri tidak ada dalam kesadarannya. Syekh melanjutkan latihannya dan pada malam itu ia mengalami suasana fana seperti yang digambarkan oleh mursyidnya. Ia melaporkan pengalaman beliau kepada Syeikh Muhammad, termasuk pengalaman beliau sebelum memasuki fana. Ia melaporkan bahwa ia mendapat ilmu langsung dari Tuhan. Ia juga menemukan sifat-sifat yang menjadi miliknya adalah milik Tuhan. Setelah tingkat tersebut beliau maju lagi. Ia menyaksikan satu cahaya yang membungkus segala sesuatu. Cahaya tersebut berwarna hitam. Ia mengira apa yang ia saksikan itu adalah Tuhan. Mursyid beliau menjelaskan apa yang telah ia alami itu adalah menghadap ke Tuhan di balik hijab cahaya. Terlihat karena relevansi Zat Yang Maha Suci dengan alam materi, tetapi ia harus dinafikan. Setelah penolakan itu Syekh menemukan cahaya hitam yang membungkus segala sesuatu itu mulai mengecil hingga menjadi satu titik yang sangat halus. Mursyidnya menyuruhnya menafikan juga titik hitam yang halus itu supaya ia bisa sampai ke suasana keheranan. Syekh mematuhi instruksi mursyidnya itu dan titik hitam yang halus itu pun lenyap. Ia dikuasai oleh suasana keheranan. Dalam suasana penasaran itulah Syekh menemukan Tuhan hanya terlihat kepada Diri-Nya melalui Diri-Nya sendiri. Mursyidnya mengsahkan bahwa apa yang dialami oleh Syekh itu adalah suasana kehadiran yang dicari dalam tarekat Naqsabandiah. Ia dinamakan nisbat untuk tarekat Naqsabandiah. Ia juga disebut kehadiran Tuhan secara tidak rupa, bentuk, sifat dan lain-lain. Tahap inilah menjadi tujuan pencarian.

Maksud nisbat adalah hubungan dengan Tuhan yang tidak putus walau sedetik pun. Nisbat yang jarang terjadi ini dikaruniai kepada Syekh dalam dua bulan beberapa hari setelah ia ditalkinkan oleh Syeikh Muhammad. Setelah tahap nisbat satu lagi bidang fana dikaruniai kepada beliau. Ia meyakini bahwa fana pada tahap ini adalah fana hakiki. Dalam kefanaan yang demikian beliau menyaksikan hati beliau menjadi besar, menjadi tersangat besar sehingga seluruh alam termasuk al-Kursi dan Al-Arsy hanyalah seperti sebuah sawi dibandingkan dengan hatinya. Setelah ini ia menyaksikan dirinya dan segala sesuatu sebagai Tuhan. Kemudian ia melihat segala sesuatu dari alam ini menjadi satu dengan dirinya dan dirinya menjadi satu dengan segala sesuatu. Ia menyaksikan seluruh alam tersembunyi dalam sebuah partikel yang halus. Kemudian pengalaman beliau berubah pula. Ia menyaksikan partikel dirinya membesar sehingga beberapa alam bisa diisi di dalamnya. Ia menyaksikan dirinya atau satu partikel sebagai cahaya yang membesar, memasuki setiap partikel keberadaan sehingga semua rupa dan bentuk alam lenyap di dalamnya. Setelah itu ia menemukan dirinya atau satu partikel, menanggung alam atau menjadi pasak alam. Mursyidnya menyatakan suasana demikian adalah peringkat haqqul yaqin dalam tauhid, tingkat bersatu dalam kesatuan.

Setelah tingkat di atas, terjadi pula pengalaman yang berbeda dari pengalaman penyatuan. Sebelumnya Syekh menyaksikan segala sesuatu sebagai Tuhan tanpa ada perbedaan. Bila memasuki tingkat yang baru ini ia menemukan segala sesuatu di alam bukanlah bersatu dengan Tuhan, tetapi hanyalah bentuk khayalan. Penyatuan hanya terjadi dalam penyaksian mata hati semata. Ia masuk ke suasana keheranan yang menyeluruh. Pada saat itu ia teringat kata-kata Ibnu Arabi dalam kitab Fusus: "Jika kamu suka kamu bisa panggilnya yang diciptakan atau jika kamu suka kamu bisa panggilnya Tuhan dalam satu aspek dan makhluk dalam aspek yang lain. Kamu bisa juga mengatakan yang kamu tidak mampu membedakan keduanya ". Keterangan dari kitab Fusus itu menentramkan jiwa Syekh. Bila berkesempatan beliau melaporkan pengalaman beliau kepada Syeikh Muhammad. Mursyid itu memberitahu bahwa Syekh mengalami suasana kehadiran Tuhan tetapi secara tidak jelas. Ia diminta untuk melanjutkan latihan agar ada bisa dibedakan dari khayali. Syekh bertanya kepada mursyidnya mengenai keterangan Ibnu Arabi mengenai pengalaman yang telah dialaminya. Syeikh Muhammad menjelaskan bahwa Ibnu Arabi tidak menceritakan suasana yang sempurna yang berbeda dengan paham satu wujud, karena kebanyakan sufi tidak melewati tingkat menyaksikan tidak ada perbedaan di antara Tuhan dengan alam. Jika mereka melewati tingkat tersebut mereka akan menyaksikan perbedaan di antara Tuhan dengan makhluk.

Syekh melanjutkan latihannya. Dalam waktu dua hari beliau dikaruniai pengalaman yang memperlihatkan perbedaan di antara Wujud yang nyata dengan wujud khayali. Ia menemukan sifat, tindakan dan dampak yang muncul pada wujud bayangan (khayali) sebenarnya datang dari Tuhan. Beliau menyadari sepenuhnya bahwa sifat dan perbuatan tersebut sebenarnya bayangan atau khayalan sepenuhnya dan tidak yang maujud kecuali Tuhan. Mursyidnya menjelaskan bahwa ia sudah sampai ke tingkat mengalami suasana perbedaan setelah penyatuan, yaitu setelah menyaksikan Wujud Tuhan dan ada hamba bersatu sebagai satu wujud, ia melewati tingkat tersebut dan menyaksikan Wujud Tuhan sebenarnya berbeda dari wujud hamba. Tingkat ini merupakan tahap terakhir pencapaian manusia. Setelah ini seseorang akan memahami dan menyadari tujuan dia diberi bakat-bakat yang perlu. Inilah tingkat kesempurnaan.

Syeikh Ahmad Sirhindi meringkas perjalanan spiritual beliau. Bila ia dibawa ke tingkat kesadaran sesudah mabuk, baqa sesudah fana dan melihat ke setiap partikel keberadaan dirinya, ia tidak melihat sesuatu melainkan Allah dan ia temui 'cermin' untuk 'menanggung' Tuhan. Kemudian ia dibawa meninggalkan tingkat tersebut. Ia masuk ke dalam suasana keheranan. Bila ia kembali kepada dirinya ia temukan Tuhan dan segala yang maujud dalam dirinya. Kemudian ia dibawa lagi ke dalam suasana keheranan. Setelah itu kesadaran beliau dikembalikan dan ia menemukan Tuhan bukan satu dengan alam, tetapi tidak juga berpisah. Pada tingkat awal beliau menyaksikan Tuhan sebagai meliputi dan bergabung sesuatu, kemudian penyaksian yang demikian hilang sama sekali. Namun Tuhan tampak kepadanya dengan kondisi tersebut yang membuatnya merasa seakan-akan Dia. Selanjutnya beliau melihat alam tidak ada di samping Tuhan, padahal sebelumnya ia melihat alam di samping Tuhan. Ia kembali ke suasana keheranan. Kemudian kesadaran beliau kembali lagi. Ia kini memperoleh pengetahuan yang sangat berbeda dari pengetahuan beliau sebelumnya. Dalam pengetahuan beliau yang mutakhir ini diketahui hubungan Tuhan dengan alam berbeda dari apa yang ia mengerti dahulu. Hubungan Tuhan dengan alam tidak mampu diuraikan dan tidak dapat diketahui. Ia masuk pula ke dalam suasana keheranan. Ia merasakan kekerdilan diri. Bila ia sadar kembali ia mendapat pengetahuan bahwa Tuhan tidak ada hubungan dengan alam secara diketahui atau tidak diketahui. Ia diberi pengetahuan khusus tentang tidak ada hubungan antara Tuhan dengan makhluk meskipun ia menyaksikan keduanya. Pada tahap ini ia mendapat pengetahuan bahwa apa juga yang disaksikan, meskipun bersifat gaib, adalah bukan Tuhan. Ia adalah bentuk simbolis atau misal tentang hubungan Tuhan dan ciptaan-Nya yang melampaui apa juga pengetahuan dan penyaksian. Ia menemukan di akhir perjalanan beliau bahwa masih ada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat menyaksikan satu wujud. Penyaksian terhadap satu wujud merupakan satu pengalaman yang ditemukan dalam perjalanan spiritual. Setelah melewati tingkat tersebut seseorang akan menjadi sesuai dengan al-Quran dan al-Hadis secara sedikit demi sedikit. Di akhir perjalanannya efek penyaksian satu wujud hilang sama sekali dan dia menjadi sesuai sepenuhnya dengan al-Quran dan as-Sunnah.

Dari pengalaman Syeikh Ahmad Sirhindi dapatlah diyakini bahwa bimbingan guru yang arif sangat diperlukan untuk orang yang mau memasuki perjalanan spiritual. Tanpa bimbingan guru yang arif sulit untuk seseorang melewati hijab-hijab yang ditemukan di sepanjang perjalanan. Orang yang berhenti di tengah jalan menemukan buah yang belum masak. Mereka merasakan buah yang belum masak itu sudah cukup enak. Mereka tidak mengetahui bahwa buah yang sudah masak memungkinkan rasanya.

Beberapa orang sufi mungkin mengalami hal yang sama tetapi gagasan yang timbul dari pengalaman tersebut mungkin berbeda. Ibnu Arabi mengalami suasana satu wujud berpegang pada paham wahdatul wujud. Syeikh Ahmad Sirhindi juga mengalami suasana yang demikian tetapi ia berpegang pada paham wahdatul syuhud. Syekh telah melewati tingkat menyaksikan satu wujud dan beliau kembali ke jalan kenabian. Banyak juga sufi yang tidak terlepas dari dampak menyaksikan satu wujud, lalu mereka bermukim di makam yang berfahamkan wahdatul wujud. Sufi tersebut ditarik ke pemahaman demikian karena kefanaan dan mabuk. Orang yang dalam kesadaran tidak patut mengikuti paham yang demikian. Perlulah diketahui bahwa apa yang dialami dalam alam spiritual tidak semestinya kebenaran yang sejati. Alam demikian lebih merupakan Alam Misal yang menceritakan sesuatu tentang Kebenaran Hakiki yang melampaui misal. Misal dalam alam spiritual bisa dialami secara penyaksian atau zauk (rasa). Ketika melalui daerah-daerah Latifah Rabbaniah seseorang bisa menyaksikan cahaya-cahaya dan mengalami zauk Hakikat-hakikat Kenabian. Cahaya yang disaksikan dalam daerah latifah bisa memikat seseorang dan hakikat kenabian bisa membalikkan pandangan seseorang. Ada orang yang keliru dengan cahaya, mengira Tuhan sebagai cahaya cuaca subuh. Ada orang yang keliru dengan hakikat kenabian, mengira dirinya menyatu dengan nabi-nabi atau terus mendakwakan dirinya sebagai nabi Ada sebagian dari mereka yang mencoba untuk mengorek 'Rahasia'. Mereka menyatukan diri mereka dengan Nabi Adam as dan Nabi Muhammad saw Bagi mereka tidak ada bedanya diri mereka dengan Adam dan Muhammad. Pemahaman mereka sudah jauh menyimpang dari kebenaran. Perjalanan jasad dengan perjalanan roh lebih kurang saja. Manusia dari aspek jasad datang dari jasad yang satu yaitu jasad Adam. Meskipun menerapkan jasad yang satu tetapi sekalian jasad-jasad merdeka dari jasad yang satu itu dan juga setiap jasad tidak terikat dengan jasad yang lain. Setelah jasad Adam mengalami mati, jasad-jasad lain tidak ikut mati bersamanya. Jika jasad Saleh dipotong, jasad Yusuf tidak ikut terpotong. Setiap jasad bebas dengan perjalanannya, menanggung bahagia atau celakanya sendiri. Begitu juga dengan perjalanan rohani atau roh. Jika roh Nabi Muhammad saw bahagia, roh Abu Jahal tidak ikut bahagia. Jika roh dan jasad Ibrahim dimasukkan ke dalam surga, roh dan jasad Namrud tidak ikut masuk surga. Sekalipun sekalian roh-roh bersumberkan roh yang satu tetapi roh individu bebas dengan perjalanannya sebagaimana jasad bebas melakukannya. Paham menyatukan jasad atau roh seseorang dengan jasad atau roh orang lain adalah pemahaman yang keliru. Orang yang mengalami jazbah mungkin terbalik pandangannya dan mengalami suasana persatuan, tetapi penyatuan tersebut hanya terjadi dalam alam perasaannya, bukan itulah yang sebenarnya terjadi. Tanpa bimbingan guru yang arif orang tersebut akan terus berada di dalam gambaran imajinasinya atau di dalam alam bayangan.
Orang-orang yang meminati tarekat tasawuf sangat ingin mengetahui pengalaman spiritual dan penyaksian yang terjadi kepada orang sufi. Deskripsi mengenai hal tersebut sulit diperoleh. Buku-buku tasawuf hanya menceritakan tentang perjalanan spiritual secara umum. Kadang-kadang diolah dengan cara yang sulit dimengerti, dicampur pula dengan istilah-istilah yang belum pernah didengar. Banyak hal dibungkus dengan istilah Rahasia; Rahasia Tuhan, Rahasia Insan dan berbagai Rahasia lagi. Ada pula yang menceritakan pengalaman secara berteka-teki, digunakan uraian yang samar-samar. Semua itu dilakukan dengan alasan masyarakat tidak akan mengerti hal spiritual yang mendalam. Hal khusus hanya bisa dikatakan dalam acara yang menjadi anggota. Ada guru-guru yang tarekat melarang murid-muridnya berbicara tentang hal kerohanian dengan orang yang berlainan aliran tarekat.

Bila intisari pengalaman spiritual tidak diungkapkan, orang yang berminat dalam bidang tersebut mudah terdorong untuk membuat asumsi sendiri. Sebagian mereka mengira ilmu yang diajarkan secara sembunyi itulah ilmu yang benar dan ilmu yang diajarkan secara terbuka tidak sampai kepada kebenaran yang sejati. Dalam alam yang tersembunyi itulah muncul berbagai ajaran yang terdengar dari jauh sebagai ajaran sesat. Ketika dipanggil oleh pihak yang berkuasa praktisi ajaran tersebut menyangkal keterlibatan mereka dengan ajaran tersebut. Mereka mengaku menjadi pengikut Ahli Sunah wal Jamaah. Bila dibebaskan mereka kembali ke alam persembunyian mereka. Murid-murid mereka diberitahu bahwa ilmu mereka adalah ilmu wali-wali, hanya wali saja bisa mendengar pengajarannya, tidak bisa diungkapkan kepada orang yang tidak berjalan pada jalan wali, meskipun mereka adalah pihak yang berwenang. Alam persembunyian mereka tetap tinggal kokoh. Tidak dapat dipastikan berapa banyak tuhan-tuhan yang muncul dalam alam persembunyian tersebut. Akibatnya tarekat tasawuf yang benar dengan tarekat yang sesat sulit diidentifikasi. Di kalangan masyarakat pula mulai timbul anggapan miring terhadap orang-orang yang bertarekat tasawuf, terutama yang memakai jubah. Guru ajaran sesat digambarkan sebagai orang yang berjubah dan berserban. Orang alim pula digambarkan sebagai berpakaian 'bush jacket' dan 'coat'. Anggota tarekat yang benar tidak diterima dengan baik karena mereka memakai jubah. Inilah yang terjadi ketika tarekat yang sesat berlindung di balik jubah dan sorban, dan aktivitas mereka tidak diungkapkan.

Dalam menangani masalah penyakit aids, masyarakat diungkapkan secara luas kepada pengetahuan tentang penyebab dan tanda-tanda penyakit tersebut. Dalam menangani penyakit sosial yang melibatkan seks, sudah ada upaya penyebaran pendidikan seks secara terbuka. Penyakit aids dan praktisi seks yang salah langkah berpeluang menceritakan pengalaman mereka secara terbuka. Tindakan berani orang-orang yang bersalah dan menyesal itu sedikit banyak mempengaruhi orang banyak.

Di antara semua penyakit, termasuk penyakit aids, narkoba, seks dan semua penyakit, penyakit yang paling besar dan paling berbahaya adalah penyakit sesat akidah. Penyakit lain mungkin menerima pengampunan Tuhan, jika dikehendaki, tetapi penyakit sesat akidah tidak diampuni-Nya. Jika orang lain berpeluang masuk surga setelah dicuci di dalam neraka, tetapi orang yang sesat akidah tidak berpeluang meninggalkan neraka. Karena penyakit ini merugikan manusia di dunia dan di akhirat, usaha membenterasnya harus dilakukan sehingga ke akar rumput. Salah satu benteng persembunyian mereka adalah bagian kesamaran dalam ajaran tarekat tasawuf. Kubu ini harus diperuntuhkan dengan memperjelas apa yang samar sehingga tidak ada lagi alasan yang batal bersembunyi di balik yang benar. Pendukung ajaran tarekat yang benar berkewajiban melindungi akidah orang banyak dari fitnah yang ditaburkan oleh nabi-nabi palsu, wali-wali palsu dan guru-guru palsu yang berlindung di balik nama tarekat kewalian.
Zikir yang lebih mendalam membawa hati berhadap ke Hadrat Tuhan, menyaksikan Tuhan pada setiap waktu dan suasana. Apa saja yang dilihat dan dilakukan memperingatkannya kepada Tuhan. Inilah tingkat zikir daim yang dikaruniakan kepada mereka yang beriman dan bersungguh-sungguh mengabdikan diri kepada Allah Kehidupan mereka dipenuhi oleh zikir sepanjang masa. Tidur mereka juga menjadi zikir.

Zikir yang diucapkan dengan kata membantu hati mengingat Tuhan. Bagi sebagian manusia berzikir secara kuat lebih berpengaruh dari berzikir secara perlahan, terutama bagi mereka yang baru memulai praktek zikir. Zikir secara diam di dalam hati adalah pergerakan perasaan. Hati menghayati apa yang dizikirkan dan terbentuklah alunan perasaan sesuai dengan apa yang dihayati. Pada tingkat yang lebih mendalam dzikir bukan lagi sebutan atau memori ke Nama, tetapi hati menyaksikan keperkasaan dan Keelokan Tuhan. Bila hati sudah bisa menyaksikan Keelokan dan keperkasaan Tuhan, itu tandanya seseorang itu sudah ada hubungan kembali dengan roh suci yang mengenal Tuhan. Pancaran cahaya makrifat dari roh suci membuat hati melihat kenyataan sifat-sifat Tuhan.

Pada tingkat kesadaran yang lebih mendalam, ucapan serta memori dan perhatian yang berhubungan dengan Tuhan menimbulkan gairah atau zauk. Zauk itu terjadi karena kuatnya tarikan Hadrat Tuhan ke hati. Memori dan penyaksian terhadap Hadrat Tuhan akan memiliki dampak yang kuat pada hati. Hati yang menyaksikan Hadrat Tuhan Yang Maha Perkasa bisa menyebabkan seseorang menjadi pingsan karena takutnya hati kepada keperkasaan Allah Hati yang menyaksikan Hadrat Tuhan Yang Maha Lemah-lembut akan mengalami rasa kenikmatan dan kebahagiaan yang amat sangat.

Pada tingkat kesadaran yang lebih mendalam, hati diperkuat agar mampu menerima 'sentuhan' Hadrat Tuhan itu. Penyaksian terhadap Hadrat Tuhan tidak lagi melahirkan gairah atau zauk atau kegoncangan ke hati. Hati mengalami suasana Hadrat Tuhan dalam kondisi damai dan sejahtera. Pada tingkat ini hati akan mengenali Tuhan sebagai Raja Yang Mahakuasa. Berada pada sisi Raja tersebut membuat hati merasakan kesejahteraan dan keamanan yang tidak terhingga, hilang rasa takut dan dukacita.

Pada tingkat kesadaran yang paling dalam hati berhadap ke Hadrat Tuhan yang bernama Allah, yang menguasai semua Hadrat, yang melampaui segala nama dan sifat, segala pernyataan dan ibarat. Hati sampai ke tingkat jahil setelah berpengetahuan. Ilmu gagal menguraikan tentang Allah makrifat gagal memperkenalkan Allah Apa saja yang terbentuk, tergambar, berpikir, yang disaksikan dengan mata luar dan juga mata dalam dan segalanya tersungkur di hadapan hadirat Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia, Maha Perkasa. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang menyamai Allah, Dia Maha Esa. Hati yang berhadapan dengan Hadrat Allah benar-benar mengalami dan mengenali maksud keesaan Allah Hati pun tunduk, menyerah sepenuhnya kepada Allah, Tuhan Maha Mencipta. Barulah sempurna penyerahannya, baharulah lengkap perjalanan Islamnya.

Setelah itu rohnya menjadi seakan-akan roh yang baru, seperti baru lahir. Roh yang baru itu adalah Roh Islam yang telah mengenal Allah yang melampaui segala sesuatu tetapi memiliki Hadrat-Nya, Nama-nama-Nya dan Sifat-sifat-Nya, menyatakan kepada Roh Islam, yaitu Roh yang lebih murni dan seni dari semua roh- roh yang lain. Itulah roh yang telah menemukan Kebenaran Hakiki. Pada roh tersebut menyatu tahu dengan tidak tahu, kenal dengan tidak kenal, nafi dengan isbat. Roh Islam itulah yang benar-benar mengerti maksud nafi dan isbat pada kalimat Tauhid: "La ilaha illa Llah".

Dia turunkan Roh dari urusan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya untuk memberi peringatan tentang hari pertemuan. (Ayat 15: Surah al-Mu'min
Roh Islam yang mengenderai hati Islam dan memiliki nafsu Islam, akal Islam dan pancaindera Islam kembali kepada kehidupan dunia untuk mengajak dan membimbing orang lain kepada Yang Haq, Kebenaran Hakiki. Roh Islam mengeluarkan yang Islam saja. Jiwanya Islam, kata Islam, perbuatannya Islam, diamnya Islam, tidurnya Islam dan segala yang mengenainya adalah Islam. Roh Islam yang paling sempurna adalah roh Nabi Muhammad saw Beliau merupakan teladan Islam yang paling sempurna, dan paling baik.

Drama Pentas Sekolah

Untuk adik-adik kelas IX jelang ujian akhir nasional menuju kelulusan raja jempol coba share naskah drama berkaitan dengan akhir masa belajar di sekolah. Berikut ini naskah dramanya untuk pelaku sebanyak 7 orang dan bias juga sebagai drama pentas sekolah.



DBD ( Dia Bukan Dukun )


dia bukan dukun
Terlihat disebuah ruang kelas, Michel dan gengnya sedang mengobrol dengan seorang anak baru dikelasnya.

Michel : Heh, loe anak baru ya disini ! ( sambil menggebrak sebuah meja )

Sari : Iya, loh kemarin aku koq nggak lihat kamu ya ?

Amel : Dia kemarin nggak masuk, makanya kamu nggak tau..

Sari : Oh...kalau begitu perkenalkan nama aku Sari .( sambil menjulurkan tangannya )

Michel : ( malah cuek dan menoleh kearah lain melihat kearah lain, melihat hal

tersebut akhirnya Amel yang menjulurkan tangannya )

Amel : Aku Amel..(sambil menjabat tangan Sari )

Michel : Mel, loe nggak usah dech sok kenalan sama dia !

Amel : Emangnya kenapa ? orang Cuma kenalan aja kok

Michel : Oh... jadi sekarang loe udah mulai berani ya sama kita

Arga : Udah-udah masak gara-gara gitu aja ribut ! lagian Amelkan Cuma kenalan aja,

so nggak ada salahnya kan ...

Semmy : Ga, loe itu gimana sih ! udah tau Amel yang salah, masih saja dibelain. Loe itu

emangnya nggak ada setia kawannya dikit ya Ga ! ( sambil mendorong pundak

Arga )

Sari : udah-udah jangan berantem ( sambil melerai Semmy dan Arga )

Kriiing......! kriiiing....! kriiing...! bel sekolahpun berbunyi, menandakan waktu masuk sekolah.

Michel : Awas ya, kalau loe berani macam-macam sama kita ( sambil menuding ke arah

Sari dan berjalan menuju bangkunya )

Tiba-tiba Arga yang menjadi ketua kelas, berjalan ke depan kelas.

Arga : Assalamualaikum wr wb

All : Wa alaikumsalam wr wb

Arga : Hari ini pak Laksanto tidak masuk, tapi kita mendapat tugas untuk mengerjakan

LKS dihalaman 3-40 dan nanti langsung dikumpulkan dalam bentuk lembaran.

Michel : Yes....! ini kesempatan kita buat ngerjain sianak cupu itu...

Nelly : Bener thu Chel ! ( sambil bertos dengan Michel ) ( Michel dan Nelly lansung

menghampiri meja Sari )

Michel : Heh anak cupu, kerjain tugas gue juga donk ! ( sambil menyodorkan selembar kertas )

Nelly : Nih puny ague juga ! pokoknya nanti harus selesai.

Sari : Loh kok aku yang ngerjain, ini kan bukan kerja kelompok. Jadi aku ya ndak mau..

Michel : Jadi bener ni loe gak mau ?

Sari : Ya, iya lah..........

Michel : Sini lihat kertas loe ! ( langsung menyahut kertas Sari dan merobek-robeknya )

Amel : Kalian itu keterlaluan banget ya, kasihan kan Sari !

Nelly : Mel, udah berapa kalisih gue bilang gak usah belain si anak cupu ini !

Michel : Udah Nel, percuma aja ngomong sama pengkhianat ini, gak ada gunanya tau gak !

mending kita cabut ! ( Michel dan Nelly pun meningalkan mereka )

Amel : Sabar ya Sar..

Sari : Iya Mel..

Akhirnya setiap hari mereka semakin menjadi-jadi, mereka lebih semangat untuk mengerjai dan menjahili Sari, karena sifat Sari yang penakut dan tidak berani membalas, akhirnya pada suatu hari Sari mencoba memberanikan diri untuk berontak.

Sari : Mulai sekarang, aku udah ndak mau lagi kalian kerjain teus ! aku udah capek

kalian jahili terus !

Michel : Oh.. gitu ya.. emangnya loe mau apa ? mau ngancem gue gitu ? sadar donk !

( sambil mendorong bahu Sari )

Melihat tatapan Michel yang sangat sinis, membuat Sari takut dan membatalkan niatnya untuk memberontak.

Michel : Loe mau apa ngomong donk !

Sari : ( langsung berlutut dihadapan Michel ) ..maafin aku Chel, aku jajnji mau

ngelakuin apapun yang kamu mau, asalkan kamu mau nerima aku di geng kamu

Michel : ( berbisik kepada Neli ) Eh, Nel gimana mau nggak ?

Nelly : Terima aja deh Chel, lagi pula bentar lagi kan UN, jadi dia bisa kita manfaatin.

Michel : ( langsung menghadap Sari ) OK, asalkan loe terus tetep setia sama kita and gak

kayak penghianat ini ( sambil melirik Amel )

Narator : Akhirnya Sari pun bergabung dengan gegngnya Michel. Dan sampai mendekati

UN mereka mulai merenacanakan sesuatu agar mendapat nilai yang

memuaskan.

Arga : Eh temen-temen bentar lagi kan UN terus gimana kalau kita mulai sekarang kita

belajar bareng ?

Semmy : Repot banget sih pakek belajar bareng segala, tinggal ke dukun aja selesai !

All : Ha.......ke dukun ??

Semmy : Iya, ke dukun aneh banget sih dengernya ???

Michel : Sam, emang jaman sekarang masih ada dukun yang sakti mandraguna ? kalau

ada coba loe tunjukin dimana tempatnya !

Semmy : gue juga gak tau sih, ya besok aja kita cari bareng-bareng..

Amel : kalian ini ngomong apaan sih kok malah percaya sama yang namanya dukun,

lagi pula itu kan musyrik namanya !

Nelly : Iya sih, emang gak masuk akal, tapi boleh juga sih !

Sari : Memangnya kalian mau ngapain ke dukun ? kalian mau belajar bareng

dirumahnya mbah dukun ?

Michel : Aduh.. loe ini o’on banget sih, masak gitu aja nggak tau !

Arga : Tapi aku nggak setuju dech kalau pakek dukun-dukunan segala !

Amel : Iya nih aku juga !

Michel : Ya udah, yang nggak ikut kan kalian, terus masalah buat kita ?

Nelly : Sar, loe ikut juga kan ?

Michel : Ya tentu dong ! (sambil memeluk Sari dan mengatakan sesuatu ) loe masih

ingat kan sama janji loe !

Sari : I....i ya deh

Semmy : Ya udah, kalau gitu kapan kita nyari rumah dukunnya ?

Nelly : Bagaimana kalau minggu depan ? lagi pula UANnya kan masih kurang 3

minggu lagi.

Michel : Ya, gue setuju !

Semmy : Kalau begitu minggu depan habis pulang sekolah, ntar sekitar jam satuan kita

Ngumpul di rumah gue !

M & N : Ok !

Kriing.kriing..kriiing ! bel sekolahpun berbunyi menandakan waktu pulang sekolah.

Michel : Ya udah gue pulang dulu ya ...

Nelly : Iya gue juga

Sari : ( manyahut tasnya dan langsung berlari mengikuti M&N ) Eh. Aku ikut-ikut !

Semmy : Ga, loe gak pulang ?

Arga : Nggak dech, nanti aja

Semmy : Ya udah gue pulang dulu



Dan setelah mereka semua pulang, Arga dan Amel mulai merencanakan sesuatu.

Arga : Mel, gimana nih mereka tetap mau pergi ke dukun..

Amel : Iya gue juga bingung !

Arga : ( berfikir ) Emm..ya, aku punya ide !

Amel : Gimana-gimana ?

Arga : Jadi gini, gimana kalau kita kerjain mereka aja ?

Amel : ngerjain gimana maksudnya ?

Arga : ( mendekat dan berbisik kepada Amel )

Setelah selesai dengan rencananya merekapun langsung pulang. 1 minggu kemudian didepan rumah Semmy.

Semmy : Aduh.., lama banget sih nih anak ! ( sambil melihat jam )

Nelly : Apa jangan-jangan dia lupa ya ?

Michel : ya nggak mungkinlah, orang tadi pulang sekolah baru gue ingetin, masak uda

lupa !

Tiba-tiba terlihat dari kejauhan Sari sedang berlari dengan tergopoh-gopoh.

Sari : Hai teman-teman ( sambil terengah-engah )

Michel : Udah dech, buruan entar keburu sore lagi

Sari : Chel, istirahat sebentar....rr aja, aku kan capek habis berlari-lari!

Semmy : Emang loe mau apa, kalau entar nyampek sananya malam.

Sari : Ya nggak sih.

Semmy : Ya udah kalau gitu ayo cepat !

Akhirnya merekapun berangkat mencari alamat dukun yang sakti mandra guna, sementara Arga dan Amel sudah siap dengan rencananya

Arga : Mel, gimana loe udah siap kan sama rencana kita ?

Amel : Ok, gue siap.

Arga : Ya udah, kalau gitu loe langsung ngelaksanain rencana yang pertama.

Amel : Udah, aku taruh brosurnya dijalan yang pasti mereka lewati, kita tinggal

nungguin mereka datang.

Arga : Hahaha...sipp

Dilain tempat Michel dan gengnya kebingungan mencari alamat dukun itu..

Sari : Sem, kita harus nyari kemana ?

Semmy : Gue juga nggak tau (sambil celingukan berharap menemukan petunjuk )

Michel yang merasa ada sesuatu dibawah sepatunya langsung mengeceknya.

Michel : Apaan nih ? (melihat selembar kertas yang menempel di sepatunya, lalu

membacanya )

Michel : Hey guys ! lihat nih tadi gue nemuin brosur ini di sepatu gue. ( Semmy

menyahut brosur itu dan membacanya, Sari dan Nelly juga ikut membaca )

Michel : tempatnya dihutan sih, tapi gimana kalau kita coba saja

All : ( mengiyakan pertanyaan Michel )

Akhirnya mereka semua mengikuti jalan yang ada di brosur itu.

Semmy : Habis ini kemana nih ?

Sari : nggak tau nih alamatnya nggak jelas.

Nelly : Eh..eh liat tuh....! kayaknya disana ada orang.

Michel : mana sih.....! ( sambil mencari kebingungan )

Nelly : ( sambil menoleh dengan kaget ) loh-loh....tadi orangnya ada disitu

guys...beneran..

Michel : Ciyus loe !

Nelly : Iya ciyus miapa, Michel !

Michel : mie ayam aja dah....!

Semmy : Aduh...loe berdua gimana sih... kita lagi tersesat, eh loe malah bercandaan

disini..

Michel : terus masalah buat loe !

Semmy : kalau iya kenapa ?

Sari : eh-eh udah dong berantemnya...kalian gak takut apa, kalau ....kalau...tiba-

tiba...ada.. ( semua menoleh ke Sari )

All : kuntilanak.......lariiiii !!!

Sari : loh, kalian jahat banget sih ! masak aku ditinggalain ! emang ada apan sih ? (

sambil menoleh kebelakang ) ( spontan b. Jawa )

Michel : Aduh, ni anak malah ngomong jawa lagi, ngomong apaan coba ?

( sambil menarik tangan Sari )

Setelah berlari dengan kencangnya, lalu merekapun sampai didepan gubuk tua yang mengerikan.

Michel : Aduh, capek banget nih ! bener gak sih ini rumah dukunnya

Sari : Iya, bener gak sih Sem ?

Semmy : kayaknya sih, coba aja

Akhirnya mereka berempat tanpa ragu-ragu memasuki rumah tua itu.

Michel : Permisi....spada...ada orang gak sih didalam !

Dukun : masuk ! silahkan duduk, perkenalkan nama saya...panggilsaja om.

Nelly : waduh, ini dukunaxis banget ya ....

Dukun : Siapa nama kalian ?

Semmy : Gue Semmy dan ini temen-temen gue..yang agak songong ini Michel ( sambil

melirik ke arah Michel )

Michel : What songong ??

Dukun : Ssssttt...

Semmy : Terus yang culun itu Sari

Sari : ( mangangguk sambil tersenyum kecil )

Dukun : Nah, yang satu ini pasti Nelly !

Michel : Loh kok tau ?? cangih banget nih orang

Dukun : Ya tau lah, orang saya itu...emm....saya itu....

Sari : Peramal....iya kan mbah, mbah peramal kan ?? Upss maksud saya om

Dukun : Nah, itu maksud saya !

All : Oohh...

Dukun : Jadi, apa maksud kedatanga kalian kemari ?

Michel : Loh, katanya bisa meramal mbah ? eh maksud saya om

Narator : Karena sebelumnya Arga sudah mengetahui rencana dari teman-temannya, jadi

dengan mudahnya dia bisa menjawab pertanyaan teman-temannya dengan gaya

sok dukun.

Dukun : Oh jadi kalian meragukan saya! Baik ( langsung membaca mantra jampi-jampi ) saya

tau kalian kesini pasti mau meminta kunci jawaban buat ujian nasional kan?

All : Wah betul ya ! ( sambil menatap satu sama lain )

Dukun : Itu mudah kalian tinggal bangun dari tempat duduk kalian dan ikuti gerakan

saya!

Narator : Tanpa berfikir panjang mereka langsung menuruti permintaan si om dukun.

Lalu merekapun berjoget ala gangman style.



SKIP

Michel : Aduh, lama banget sih ! mana kunci jawabannya ?

Nelly : Iya nih, udah capek gini, mana kunci jawabannya ?

Dukun : loh, itu tadi baru pemanasan, belum keintinya

Michel : What ! terus intinya gimana ?

Sari : Kita harus ngelakuin apa algi Om..?

Dukun : Kalian harus mencari kuntilanak

Sari : Ha...! kuntilanak ? aku nggak ikut ah kalau pakek gitu-gituan.

Michel : Ngomong apa loe tadi ? ( karena melihat tatapan Michel yang sinis, Sari hanya

menunduk )

Semmy : Udah..udah ! Om dukun, nggak ada cara lain apa ?

Dukun : Tidak ada, hanya cara itu yang bisa. Kalian cari kuntilanak yang berkalung

botol. Didalam botol itu ada kertas kunci jawaban yang kalian inginkan dan

kalau sudah dapat bawa kemari !

Nelly : Gimana nih ! ( sambil menatap teman-temannya )

Semmy : Udah dech gak papa kita coba aja.

Sari : Emm..ya udah deh aku ikut kalian aja

Narator : Mereka semua berdiri dari tempat mereka duduk dan beranjak keluar dari

rumah itu.

Dukun : Etss..mau kemana ? ( sambil menggerakkan jarinya )

Semmy : Oo..................!!!!! tenang om kita udah nyiapin ( langsung memasukkan amplop

ke saku dukun itu )

Dukun : ( langsung mengambil amplop yang diselipkan disakunya tadi ) tebel banget ya

!! kira-kira isinya berapa ya ?? (membuka amplop dan mengambil uangnya )

sialan tu anak !! masak gue dikasih uang mainan.

Narator : Setelah keluar dari gubuk mereka berempat langsung membicarakan tentang

langkah berikutnya.

Nelly : Terus sekarang gimana ?

Semmy : Udah deh beres pokoknya besok kita kumpul disini jam 5 sore

Michel : Ok, jam 5 sore ya ! awas kalau telat !

Narator: Keesokan harinya mereka sudah berkumpul ditempat dan jam yang sudah

mereka janjikan.

Nelly : Udah jam berapa sekarang ?

Sari : Udah mau setengah enam nih.

Michel : Mana sih ni anak, katanya janji jam 5. Awas saja kalau sampai dia lupa ! gue

jodoin entar sama loe ! ( sambil menunjuk Sari )

Sari : aku lagi, aku lagi yang kena.

Semmy : guys sorry gue telat..hufft....hufft...

Nelly : Ya udah lah ayo berangkat..!

Semmy : Eh bentar bentar ni liat gue bawa ini ni buat nyari kuntilanaknya. ( sambil mengangkat

dua benda ditangannya )

Michel : Eh sem, dimana-dimana bawang putih itu buat ngusir vampire bukannya buat nyari

kuntilanak !

Semmy : Bukan yang ini, tapi yang yang ini ( sambil mengangkat kentongan )

Michel : Memangya loe mau ngeronda apa, pakek bawa kentongan segala ?

Semmy : Ya nggak gitu juga kalee....!!

Maksud gue bawa kentongan itu, setan kan nggak suka tuh kalau diganngu terus kalau

diganggu mereka pasti bakalan keluar. Jadi kita bisa gampang deh buat ngambil

botolnya.

Nelly : Loe mau cari mati apa ? gimana kalau nanti kita dikejar terus dibunuh !

Sari : Iya nih aku kan masih belum mau mati.

Semmy : Ya makanya itu gue bawa bawang putih, buat ngusir kuntilanaknya !

Michel : Aduh...harus gue bilang berapa kali lagi sih supaya loe ngerti !!! kan tadi gue bilang

kalau bawang putih itu buat ngusir vampire bukannya buat ngusir kuntilanak.

Semmy : Ya mau gimana lagi, gue kan juga nggak tau kuntilanak itu takutnya sama apaan ?

jadi, mumpung tadi ada bawang putih, ya gue ambil aja, kali aja kuntilanaknya

keturunan vampire.

Michel : Hmm....terserah loe aja deh !

Sari : Temen-temen jadi berangkat ngak sih ? inikan sudah mulai malam.

Nelly : Ayo Sar kita berangkat ! biarin aja supaya mereka berantem terus.

Semmy : Eh iya, iya, iya jangan marah gitu dong ! ayo berangkat !

Narator : Akhirnya mereka berempatppun berangkat menuju hutan untuk mencari

kuntilanak yang berkalung botol.

Semmy : ( tok tok tok tok tok ) Mbak, mabk kuntil keluar dong mbak ( sambil membunyikan

kentongannya berkali-kali )

Sari : Nel, aku takut nih Nel ( sambil mengenggam tangan Nelly )

Nelly : Iya nih gue juga takut !

All : Mbak kuntil ( secara bergantian )

Narator : Tiba-tiba saat mereka sedang mencari kuntilanak, kuntilanak itupun muncul

tepat dibelakang mereka.

Michel : Eh guy...gue merinding nih (sambil tetap berjalan )

Semmy : Iya gue juga

Sari : Loh, loh, loh aku kok nggak bisa jalan ya ??

All : (langsung menoleh ke arah Sari ) waaa..kuntilanak.....!!! (langsung berlari)

Sari : (menoleh ke belakang) waa....toloooong !!

Michel : ( langsung menarik tangan Sari ) ( setelah mereka berlari jauh mereka baru menyadari

bahwa Semmy tidak bersama mereka )

Nelly : Aduh, capek banget nih....(sambil terengah-engah )

Sari : Bentar-bentar, kayaknya ada yang kurang deh !

Michel : Hah, Semmy ??

Sari : Oh iya Semmy mana ya ?

Nelly : Terus gimana nih ? kalau dia ilang atau diapa-aapain sama kuntilanak yang tadi, bisa

gawat nih !!

Michel : Mending sekarang kita nyari Semmy deh !!

Sari : Iya, iya, ayo !!

Merekapun mulai mencari Semmy, sednagkan dilain tempat Semmy tidak menyadari kalau dia dari tadi diikuti kuntilanak.

Semmy : Huft, huft capek ! istirahat dulu ya teman-teman, loh teman-teman ? (sambil mencoba

untuk mencari Sari, Michel dan Nelly ) terus tadi yang lari sama gue siapa ?

( tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundak Semmy )

Semmy : Mati gue ! ( menoleh sedikit ke arah pundaknya ) mana tangannya pucat lagi ! noleh

nggak ya ? noleh nggak ya ? ( lalu dia teringat kalau tadi dia membawa bawang putih )

Oh, iya, tadi gue kan bawa bawang putih ( mengambil bawang putih )

Semmy : ( langsung membalik badan dengan pedenya sambil membawa bawang putih )

Nah kena loe ! gue bawa bawang putih !

Kuntilanak : ( langsung menyahut bawang putih dan melemparkannya ke tanah )

Semmy : Waduh, kayaknya gue udah kalah nih, mbak kunti pamit dulu ya !

( sambil bersalaman dengan kuntilanak )

( gubrak, setelah bersalaman dengan kuntilanak Semmy pun langsung pingsan )

Kuntilanak : Hah ! Sem...woy ! bangun-bangun !

Belum sempat Amel ( kuntilanak ) menyadarkan Semmy. Nelly, Sari dan Michel

berjalan menuju ke arah kuntilanak dan Semmy.


Kuntilanak : Aduh kayaknya ada yang datang ni, kabur dulu ah !

Nelly : Sem, Semmy...! loe dimana sih Sem !

Sari : Perasaan aku tadi dengar suaranya dari sekitar sini deh.

Michel : Buktinya disini ngak ada.

Sari : Ya, kan aku bilang disekitar sini. Mungkin aja ada di depan sana.

Michel : Ya udah ayo kita kesana !

Sari : Eh, eh...lihat ! itu Semmy bukan ?

Michel : Iya..iya ( sambil menghampiri Semmy )

Nelly : Sem, loe kenapa ? (sambil mengoyang-goyangkan tubuh Semmy ) guys gimana dia

Pingsan

Sari : Jangan-jangan dia ketemu sama kuntilanak tadi, terus dia di......

Michel : hush ngomong apaan sih loe. Semmy kan Cuma pingsan gak usah ngomong yang

bukan-bukan deh. ( tiba-tiba kuntilanak itu muncul dibelakang mereka )

Sari : nggak aku nggak mau kayak Semmy, aku pulang saja ( berdiri dan bertatapan dengan

kuntilanak ) hah...hah....kuntilanak......!!!

Nelly & Michel : ( menoleh ke arah Sari ) waaa......!!!

Sari : ( berjongkok ) mbak, mbak kuntil. Kami kesini Cuma mau kalungnya mabk kuntil

nggak mau yang lain mbak.

Michel : Ah...kelamaan ( langsung menarik kalung kuntilanak itu ) Larii......!

Nelly : Woy....ini gimana woy !

Sari : Ayo cepet ! ( sambil menyeret Semmy dan dibantu Nelly )

Kuntilanak : ( mengejar mereka )

Merekapun berlari menuju rumah mbah dukun.

Michel : Om..om dukun...! buka cepet pintunya ! ( sambil menggedor-gedor pintu rumah

dukun)

Dukun : Masuk....! ( mereka langsung masuk ke dalam rumah om dukun )

Dukun : Ada apa malam-malam datang kesini ?

Nelly : Liat nih temen aku sampai pingsan gini gara-gara Om dukun !

Dukun : Loh kok gara-gara saya ?

Sari : Iya om, jadi gini ceritanya. Tadikan kita lagi nyari kuntilanak, terus tiba-tiba udah ada

dibelakang kita, terus semua lari deh dan saat itu kita terpisah sama si Semmmy dan

setelah ketemu dia udah pingsan gini.

Dukun : Hemmm....ya memang harus ada yang berkorban seperti ini. Terus, apa kalian

mendapatkan botolnya ?

Michel : Pasti......ini botolnya.

Dukun : Ya udah, tinggal kalian buka saja.

( semmyppun sadar dan langsung ikut-ikutan melihat isi botol )

Semmy : ( sambil bangun ) udah mau dibuka ya botolnya ?

Nelly : Udah mau dibuka aja baru bangun, dasar !

Sari : Ayo Chel buka !

Semmy : Iya cepet ! udah penasaran tau.

Michel : Oke-oke ( sambil membuka botol ) ( semua menatap isi botol itu dengan tegang )

All : Hah...??? Belajar !

Michel : Om...maksud om dukun apa ini, hah ? ( sambil menggebrak meja dukun itu )

Dukun : Aahahaha.....hahahahaha..... ( tertawa terbahak-bahak )

Semmy : Kayaknya gue pernah dengar suara jenis ini deh !

Sari : Iya....kayak suaranya siapa ya ?

Dukun : Waduh, keceplosan deh.

Semmy : ( menarik kumis om dukun )

All : Arga !!! huuuhuu....dasar loe ya ! ( sambil mendorong-dorong dan menyiksa Arga )

Amel yang dari tadi mengintip di depan gubuk mencoba untuk kabur agar tidak ikut-

ikutan di gebukin seperti Arga
.

Amel : Waduh, kok jadi berantakan kayak gini sih ! kabur aja ah...

( sambil mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh teman-temannya. Tapi malah

tersandung baju kuntilanaknya sendiri dan terjatuh )

All : ( menoleh ke arah Amel yang berkostum kuntilanak )

Semmy : Nah, ini ni...kayaknya kuntilanak tadi, kuntilanak palsu deh, gue pengen tau siapa sih

sebenarnya dia itu.

Michel : ( mendekat ke kuntilanak dan menyibakkan rambutnya ). Amel.....! tega loe ya !!!

All : Serbu !!!

( akhirnya Amel juga ikut digebuki teman-teamnnya itu, Arga pun juga ikut digebukin

juga )

Tanpa nama : Hiii..hiii...hiii.. ( semua berhenti dari kegiatan masing-masing dan mulai tegang )

Michel : Mel....! jangan coba-coba..

Amel : Pisss...kali ini bukan gue beneran deh...

Arga : La ...terus...yang ini .....asli dong...

All : huwaaaa,......lariiiii.



Friday 29 March 2013

Dokter Gratis

Dokter gratis, dokter komputer gratis, dr.acer

dr.acer gratis

Kalau di Jakarta ada KJS ( Kartu Jakarta Sehat) untuk menfasilitasi para warga agar dapat berobat murah dan gratis, maka dalam bidang teknologi ada dokter teknologi gratis yang bernama dr.Acer. acer memang terdepan setelah meluncurkan produk gadget “Iconia PC Tablet dengan Windows 8” dan produk-produk lainnya, guna memberikan pelayanan bagi konsumen Acer,acer memberikan layanan konsultasi tentang berbagai masalah produk Acer melalui Live Chat dengan dr.acer.



Live Chat dengan dr.Acer merupakan solusi layanan pelanggan bagi spAcer yang ingin berkonsultasi langsung dengan Acer Indonesia namun belum sempat datang ke Acer Customer Service Center. Melalui Live Chat dengan dr. Acer ini, spAcer bisa bertanya apapun seputar produk dan layana Acer lewat sistem online chatting dengan mengambil tiket yang berfungsi sebagai nomor antrian. Setelah gilirannya datang, maka spAcer bisa berkonsultasi langsung dengan dr. Acer layaknya chatting dengan teman di Yahoo Messenger.



Untuk bisa mengikuti Live Chat dengan Dr. Acer, caranya cukup mudah, spAcer! Cek jadwal Live Chat dan klik link Live Chat ini, atau kamu bisa masuk ke blog Acer di www.acerid.com dan klik tombol Live Chat yang ada di sisi kanan atas. Setelah di-klik, kamu akan mendapat tiket dan setelah giliranmu tiba, kamu bisa chatting langsung dengan dr.Acer. [sumber : http://www.acerid.com/2013/03/konsultasi-langsung-dengan-dr-acer-lewat-live-chat/]



Jadi kawan pemilik produk acer,bila ada permasalahan laptop, PC,tablet dan lain-lain produk acer dari mulai trouble sparepart, software, aplikasi, driver dan lain-lain bias konsultasi dengan dr.acer, pasti akan mendapatkan jawaban dan solusi terbaik.

Sedikit info dari raja jempol semoga bermanfaat.

Thursday 28 March 2013

negara paling berpengaruh bagi manusia sebenarnya ruhaninya, sendiri, dan pintu masuknya adalah hati, hati harus dijadikan benteng agar kukuh kuat menerima serangan dari luar, yaitu tipu daya setan yang setiap waktu siap menyerang, dari segala penjuru, dan segala sisi, dari segala arah dan posisi, disamping penghianatan nafsu yang sering tergoda, oleh iming iming kedudukan dan segala yang disuka, senjata paling ampuh adalah waspada, ingat, eleng, tawakal pada Allah diteguhkan, yakin akan pertolongan Allah telah dites dan diuji, senjata doa telah tak ngadat ketika ditembakkan, sebab lubang mesiu dan perawatan selalu dijaga.