Friday 19 April 2013

Ikhlas menjadi kekuatan yang menghalau syirik. Jalan syirik adalah kepentingan diri sendiri. kepentingan nafsu dan ego kesenangan diri sendiri, bisa berupa sifat atau benda. Jadi diri sendiri harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya syirik. Bila kepentingan diri sendiri bisa ditundukkan barulah muncul keikhlasan.

Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak ingin melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)? (Ayat 21: Surah adz-Dzaariyaat)

Kita harus bisa menyelami persoalan yang lebih halus yaitu hakikat diri kita sendiri atau keberadaan kita. Kita dijadikan dari tanah, maka kembalikan ia (jasad) ke tanah, yaitu ia (jasad) harus dilayani sebagai tanah sehingga tidak mengenakan tipu dayanya sebagai sifat tanah itu akan bermanfaat jika bisa ditanami, bisa dimanfaatkan dan bisa berguna, sifat tanah yang harus diolah dan tak bisa berdiri sendiri ketika akan dimanfaatkan, ketika akan ditinggali, maka tanah harus dibangun rumah, ketika akan ditanami sesuatu maka harus diolah disiram dengan air, ketika akan dibuat kendi atau peralatan keramik maka harus diolah dan dibakar. Apabila kita sudah dapat membatasi pengaruh jasad maka kita hadapi pula roh kita. Roh datangnya dari Allah SWT, karena ruh adalah urusan Allah swt, maka kembalikan ia kepada Allah swt. Bila seseorang hamba itu sudah tidak terikat lagi dengan jasad dan roh maka jadilah dia bekas yang sesuai untuk diisi dengan Allah swt.

Pada awal perjalanan, seseorang pengembara spiritual membawa bersamanya sifat basyariah serta kesadaran terhadap dirinya dan alam nyata. Dia dikendalikan oleh kehendak, pemikiran, cita-cita, angan-angan dan lain-lain. Anasir-anasir alam seperti mineral, tumbuh-tumbuhan dan hewan turut mempengaruhinya. Latihan spiritual menghancurkan sifat-sifat yang keji dan memutuskan rantai pengaruh anasir-anasir alam.

No comments:

Post a Comment