Friday 19 April 2013

Jika hijab menutupi nafsu dan akal yang membungkus hati sehingga kebenaran tidak terlihat. Akal yang ditutupi oleh kegelapan nafsu, yaitu akal yang tidak menerima pancaran nur, tunduk kepada perintah nafsu. Nafsu tidak pernah kenyang dan akal selalu ada jawaban dan alasan alasan untuk tak taat pada Allah. Argumen akal menjadi benteng yang kokoh buat nafsu bersembunyi dengan berbagai alasan yang dibuat, aku sibuk jika harus dzikir tak ada, tempatnya tak suci mau ini tak bisa karena begini dan begitu, selalu membuat alasan alasan dan sibuk dengan banyak alasan waktu, mau sholat tempatnya ramai dll alasan, Jangan memandang enteng kekuatan nafsu menguasai akal dan indera. Al-Quran telah memberi peringatan tentang:

melihatkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara sesat? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka mendengar atau memahami (apa yang engkau sampaikan kepada mereka)? Mereka hanyalah seperti binatang ternak, bahkan (bawaan) mereka lebih sesat lagi. (Ayat 43 & 44: Surah al-Furqaan)

Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan pangkatnya dengan (alasan mengamalkan) ayat-ayat itu. Tetapi ia mati-mati cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya: ia mengulurkan lidahnya terengah-engah, dan jika kamu membiarkannya ia juga mengulurkan lidahnya terengah-engah. Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlan kisah-kisah itu agar mereka mau berpikir. (Ayat 176: Surah al-A'raaf)

Manusia yang menerima ayat-ayat Allah yang seharusnya menjadi mulia setelah berubah dari kehinaan karena mereka memperturutkan hawa nafsu. Ayat-ayat Allah swt yang diketahuinya memancarkan cahaya pada hati dan akalnya tetapi kegelapan nafsu membungkus cahaya itu. Di dalam kegelapan nafsu, akal mengadakan argumen bagi mendustakan ayat-ayat Allah swt yang dia sendiri mengetahuinya. Allah swt mengadakan perbandingan yang hina bagi orang yang seperti ini. Mereka adalah umpama anjing yang tidak bisa berpikir dan tidak bermartabat. Buruk sekali pandangan Allah terhadap orang yang mempertuhankan nafsunya. Nafsu yang tidak ingin kenyang adalah umpama anjing yang selalu menjulurkan lidahnya, tidak memperdulikan bahkan diusir berkali-kali.

Allah SWT mewahyukan ayat-ayat yang menceritakan tentang kehinaan manusia yang menerima ayat-ayat-Nya tetapi masih juga memperturutkan hawa nafsu, sehingga cerita yang demikian bisa memberi kesadaran kepada mereka. Jika mereka kembali sadar, mereka akan keluar dari kegelapan nafsu. Dipandu ayat-ayat Allah yang sudah mereka ketahui mereka akan temui jalan yang benar.

jalan kemulyaan di sisi Allah....

No comments:

Post a Comment