Thursday 4 April 2013

asupan makanan tubuh lahiriyah kita adalah makanan, orang sehari harus makan, kalau tidak ingin lapar, dan makan sekali tidak bisa dipakai untuk jangka waktu sebulan, sehari tetap manusia harus makan, kalau tidak ingin mati, jika setahun tidak makan dipastikan orang akan mati, kalau tidak percaya boleh dicoba, tapi saya tidak menganjurkan, begitu juga asupan ruh kita, ruhani kita, hati kita, juga harus diberi makan, dan makanannya ruhani itu adalah dzikir, sehari tidak dzikir sebenarnya ruhani, hati, jiwa, itu akan mengalami kelaparan, sebaaimana tanda orang kelaparan perut, orang akan merasakan tak tenang, dan ingin mencari makanan pengisi perut, sebenarnya hati juga mengalami kelaparan, dan juga kemudian timbul tidak tenang, dan ingin mencari pengisi nutrisi, asupan gizi, tapi kebanyakan orang mencari makananya pengobat keresahannya karena hati lapar itu cenderung pada yang bukan makanan yang sehat, dicobanya menambal rasa lapar rohani itu dengan memberi makanannya dengan datang ke tempat minum minuman keras, karaoke, tontonan dll, dan ketika rasa tenang dari laparnya rohani itu tidak juga dipenuhi maka akan dicari hal yang lebih exstrim yang dikira akan memenuhi asupan yang dibutuhkan ruh, ternyata bukannya akan membuat ruh dan hati tak tenang, tapi malah akan makin parah rasa laparnya, karena makanan ruh itu hanya ada satu agar tenang, yaitu dzikir, selain dipakai dzikir maka ruh tetap tak akan tenang hati akan lama lama mati, membatu, keras, seperti tanah tandus padang pasir, panas suka marah, keras angkuh dan sombong, jika dituang air nasehat hanya akan seperti menuang air seember dipasir panas gersang, langsung saja nasehat itu hilang kering, apa apa yang ditanam dari berbagai pohon ilmu, dan pengetahuan yang berbuah manis, semua akan mati, kering, dan hanya akan membahayakan orang, juga orang lain di tanah gersang hati yang mati, akan tak kerasan, sebagaimana seorang manusia tak akan kerasan di jemur di tengah padang pasir nan gersang.

No comments:

Post a Comment