Saturday 30 March 2013

Zikir memainkan peran yang penting dalam melahirkan Roh Islam. Bagi orang yang menginginkan kebenaran dan melihat kebenaran, menjadi kewajiban baginya mahal Allah sebanyak mungkin.

Lantas apabila kamu telah menyelesaikan shalat (shalat di waktu perang) itu, maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri, dan sambil duduk, dan sambil (berbaring) pada rusuk-rusuk kamu. Tetapi apabila kamu telah tenteram, maka kamu dirikan shalat (seperti biasa), karena sesungguhnya itu adalah untuk Mukminin satu kewajiban yang ditentukan waktunya. (Ayat 103: Surat an-Nisaa ')

Yang mengingat Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit-langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami! Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia! Maha Suci Engkau. Karena itu peliharakanlah kami dari siksa neraka ". (Ayat 191: Surat a-Li 'Imran)
Setiap Muslim seharusnya menemukan kehidupan berzikir; berdzikir sambil duduk dan sambil berbaring; bekerja di dalam berzikir; beristirahat di dalam berzikir dan tidur di dalam berzikir. Lidah berzikir, anggota tubuh berzikir dan hati berzikir. Tentara Islam yang sedang berperang dengan musuh pun dituntut berzikir, apa lagi kaum Muslimin yang berada dalam suasana aman. Muslim sejati selalu berdzikir, mengingat dan mentaati Allah swt

sampai seorang muslim itu merasakan ruh dzikir dan buah manis nya dzikir di setiap gerak dan laku, seorang yang menjalankan dzikir dan mendawamkan dalam menjalankannya seumpama orang yangmenanam pohon mangga, lama di siram, dan di rawat, dan selama belum berbuah yang pertama, maka rasa nikmat mangga itu belum bisa di rasakan bagaimana buah manis apa pahit, tapi setelah pertama kali buah mangga itu berbuah, maka setiap musim mangga itu dengan sendirinya berbuah, sebagaimana dzikir, selama belum di petik buah manis pertama kali maka seseorang harus telaten merawatnya, dan jangan sampai lantas meninggalkannya, karena kebanyakan kegagalan itu terjadi bukan di pertama perjalanan tapi di pertengahan.

No comments:

Post a Comment