Tuesday 19 March 2013

Syariat mengajarkan prinsip satu untuk banyak karena Allah, Pria bertanggung jawab menyelamatkan dirinya dan anggotanya dari api neraka. Orang yang berharta berkewajiban mengeluarkan zakat untuk membantu orang miskin. Orang yang memiliki makanan yang cukup harus tetap menjaga tetangganya tidak tidur dalam kelaparan. Orang yang berilmu berkewajiban mengajar orang yang jahil. Orang yang berwenang berkewajiban melindungi orang yang lemah. Setiap anggota masyarakat harus menyumbangkan sesuatu untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Syariat Islam mengajarkan agar menyebarkan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Muslim diajarkan untuk mengasihani orang yang dizalimi dan juga orang yang berbuat lalim. Mengasihani orang yang dizalimi adalah dengan cara menyelamatkannya dari kekejaman dan mengasihani orang yang berbuat zalim adalah dengan cara memadai dari berbuat kezhaliman atau setidaknya menasihatinya. Dalam menyebarkan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar tidak ada istilah 'menjaga tepi kain orang lain'.
Satu hal yang sangat diberati oleh syariat adalah perbuatan menzalimi diri sendiri. Tuhan memberi ancaman yang keras terhadap mereka yang melakukan kezaliman terhadap diri mereka. Syariat Islam melarang Muslim sengaja melemparkan diri mereka kepada kebinasaan meskipun pada alasan berserah kepada takdir. Rasulullah saw menyuruh kaum Muslimin mengikat unta mereka terlebih dahulu barulah bertawakal. Umar al-Khattab melarang orang memasuki kampung yang sedang dilanda wabah taun dan pergi ke kampung yang tidak ada taun. Lari dari takdir yang membahayakan dan pergi ke takdir yang mensejahterakan masih lagi dalam bidang takdir.

Maksud menzalimi diri sendiri sangat luas. Zalim adalah lawan adil. Maksud adil adalah menempatkan sesuatu pada posisi yang benar dan layak baginya. Jika menempatkan sesuatu pada posisi yang tidak benar dan tidak layak, ia dinamakan lalim. Menggunakan indera yang dikaruniakan Tuhan untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Tuhan adalah melakukan kezaliman ke pancaindra atau diri sendiri.

Kezaliman yang paling besar dilakukan oleh hamba Tuhan adalah menempatkan Tuhan pada taraf yang tidak benar dan tidak layak untuk-Nya. Ketuhanan Allah meliputi bidang penyembahan, kepatuhan, pemujaan, penyayangan dan kebaktian. Ada batas yang harus dipelihara agar tidak terjadi perbuatan yang menurunkan taraf ketuhanan Allah dari yang seharusnya. Batas tersebut juga dipelihara agar apa saja yang selain Tuhan tidak sampai ke taraf tersebut. Jangan sekali-kali terjadi penyembahan, perbudakan, ketaatan, pemujian dan penyayangan hak ketuhanan Allah turun dari taraf ketuhanan-Nya dan jangan pula yang selain Tuhan naik ke taraf ketuhanan. Jika invasi dilakukan maka perbuatan yang demikian dikatakan menzalimi hak ketuhanan Allah dan ia diistilahkan sebagai syirik. Syirik adalah menyengutukan hak ketuhanan Allah dengan sesuatu yang lain. Menempatkan taraf Isa al-Masih sebagai anak Tuhan adalah syirik. Menganggap Uzair sebagai anak Tuhan adalah syirik. Mengiktikadkan Nur Muhammad sebagai penjelmaan Tuhan atau Tuhan sendiri adalah syirik. Nur Muhammad bukanlah Allah sebagaimana Isa al-Masih (zahirnya atau rohaninya yaitu nurnya) bukan anak Allah Mematuhi guru dengan sepenuh jiwa raga sehingga hal haram dihalalkan dan hal halal dilarang masih juga dipatuhi, pun termasuk di dalam perbuatan syirik. Mencari rezeki yang baik tetapi dengan meninggalkan hak ketuhanan Allah yang wajib dilaksanakan juga berunsur syirik. Kasih sayang sesama makhluk yang menyebabkan tenggelam hukum dan peraturan Tuhan juga berunsur syirik. Besar atau kecilnya syirik itu tergantung pada sejauh mana hak ketuhanan Allah diduduki. Al-Quran menceritakan beberapa kondisi syirik.

Dan mengatakan orang-orang Yahudi: "Uzair anak Allah". Dan mengatakan orang-orang Nasrani: "Al-Masih anak Allah". Itulah kata-kata mereka dengan mulut mereka; menyerupai kata orang-orang kafir yang dahulu. Diperangi Allah akan mereka. Bagaimana mereka dapat dipalingkan? Telah mereka ambil guru-guru mereka dan pendeta-pendeta mereka menjadi Tuhan selain Allah dan (juga) al-Masih anak Maryam; padahal tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk menyembah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka mempersekutukan. (Ayat 30 & 31: Surah at-Taubah)

Bahkan mereka menyembah jin. (Ayat 41: Surah Saba ')

Tidakkah kamu perhatikan mereka yang menyembah nafsu mereka? Maka apakah kamu bisa jadi pemelihara atas mereka? (Ayat 43: Surah al-Furqaan)
Selain yang disebutkan di atas al-Quran juga menceritakan beberapa hal yang dapat menggelincirkan manusia kepada syirik.

Katakanlah: "Jika bapak-bapak kamu, anak-anak kamu, istri-istri kamu, kaum keluargamu, harta yang kamu temukan, bisnis yang kamu takut akan mundur dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih tercinta kepada kamu dari Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan ketentuan-Nya. Dan Allah itu tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang fasik ". (Ayat 24: Surah at-Taubah)

No comments:

Post a Comment