Tuesday 19 March 2013

Syariat memberikan konsentrasi kepada penyucian akidah dan akhlak. Akidah yang bersih dari syirik menjadi dasar syariat. Akhlak yang mulia menjadi pengapit ke akidah yang benar. Bila dua hal ini sudah teguh barulah hal-hal lain bisa berdiri dengan tegap. Selama tiga belas tahun berdakwah di Makkah Nabi Muhammad saw berfokus soal akidah dan akhlak. Bidang syariat yang lain banyak dipraktekkan setelah beliau hijrah ke Madinah.

Bidang syariat yang paling penting adalah pengajaran tentang Tuhan dan pengabdian kepada-Nya. Syariat mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah ketergantungan siapa, tidak ada makhluk yang merdeka dari-Nya. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada yang bisa mendakwakan bahwa dirinya adalah bagian dari Tuhan. Dia tidak serupa dengan sesuatu dan Dia Mendengar dan Melihat. Dia menguasai seluruh alam maya. Syariat memperkenalkan Tuhan dalam dua aspek penting. Dalam aspek pertama syariat menceritakan bahwa Tuhan adalah Maha Kaya dari seluruh alam. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari siapa pun. Tuhan tidak tergantung kepada sesuatu. Tuhan tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan tetapi makhluk ditanya tentang apa yang mereka perbuat. Syariat juga mengajarkan bahwa jika manusia bersyukur maka kebaikan syukur itu pergi kepadanya, bukan kepada Tuhan. Jika manusia kufur ia membahayakan diri manusia sendiri, tidak mempengaruhi ketuhanan Allah Dalam aspek kedua syariat memperkenalkan Tuhan sebagai ketergantungan siapa, Dia melakukan apa yang Dia kehendaki kepada makhluk-Nya. Dia meletakkan ketentuan kepada setiap yang Dia ciptakan. Semua makhluk tidak bisa mengubah ketentuan yang telah Tuhan tetapkan pada azali. Semua makhluk tunduk pada ketentuan-Nya. Gabungan dua aspek tersebut menceritakan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Kaya dari segala sesuatu, tidak menundukkan apa-apa pun dari siapa pun, tetapi siapa bergantung, membutuhkan dan memerlukan-Nya. Begitulah dasar akidah seorang muslim yang disimpulkan dengan kalimat:
lailahailallah

Untuk menguraikan dasar akidah tersebut diselenggarakan pengajian sifat dua puluh. Sifat dua puluh dan apapun sifat yang dinisbahkan kepada Allah, termasuk nama-nama-Nya, tunduk pada dasar:
tiada apapun yang meyerupai Allah

No comments:

Post a Comment