Tuesday 19 March 2013

Setan menjadi agen yang mengirim sifat-sifat iblis kepada manusia. Setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui sirkulasi. Darah yang dimasuki setan akan menerbitkan rangsangan atau dorongan yang mengajak manusia melakukan kejahatan. Setan hanya mampu memberi rangsangan tetapi tidak mampu menggerakkan anggota manusia untuk melakukan sesuatu. Nafsu manusia sendiri yang bertindak menggerakkan anggotanya untuk melakukan kejahatan sebagaimana yang dirangsang oleh setan. Nafsu adalah umpama tuan rumah dan setan umpama pendatang haram. Tuan rumah sendiri yang mengizinkan imigran gelap memasuki rumahnya dan membiarkannya memerintah di dalam rumah itu. Setan bertindak sebagai pengajar dan nafsu yang menerima pengajaran setan bertindak sebagai pelaku.

Nafsu yang jahat, seperti tuan rumah yang jahat, melakukan kejahatan di dalam rumahnya meskipun kejahatan dari luar tidak masuk. Nafsu yang rendah memang cenderung kepada kejahatan meskipun tidak menerima rangsangan setan. Rangsangan setan ditujukan kepada hal yang melanggar ubudiah, kedurhakaan kepada Tuhan, berbuat syirik dan kufur terhadap kebenaran. Bila manusia menolak satu rangsangan jahat, setan dengan cepat mengusulkan kejahatan yang lain. Asal saja kejahatan dilakukan setan sudah merasa senang dan puas. Jika setan gagal merangsang manusia agar meninggalkan shalat, setan akan berpindah ke merangsang agar manusia shalat dengan lupa dan lalai. Jika manusia berhasil melanjutkan shalatnya hingga selesai, setan beralih ke merangsang agar manusia merasa riak dengan shalatnya. Sikap nafsu berbeda dengan sikap setan. Nafsu suka kepada hal-hal yang menyenangkan, suka kepada kebesaran dan kemuliaan dan cenderung kepada yang melalaikan. Tabiat nafsu, jika ia menginginkan sesuatu, ia akan mengejar atau menanti sesuatu itu. Ia tidak mau menyerah sebelum ia mendapatkannya. Ia bisa diam meskipun untuk tempuh yang lama. Bila ada kesempatan ia akan muncul kembali, selagi keinginannya belum tercapai. Cita-cita merupakan bakat nafsu. Mencitai kesejahteraan hidup adalah bakat nafsu yang baik. Banyak pula bakat nafsu yang tidak baik. Nafsu yang menginginkan seorang perempuan cantik tidak berhenti menginginkannya meskipun perempuan itu sudah menjadi istri orang lain. Sebab itulah nafsu yang tidak dikendalikan oleh iman sanggup merusak rumah tangga orang lain demi mencapai keinginannya. Begitu juga keinginan nafsu pada mobil mewah. Ketika tidak mampu ia diam. Setelah ada kemampuan, mobil mewah yang diinginkan itulah yang pertama sekali dibelinya. Keinginan dan cita-cita nafsu tidak mudah berubah, tetapi rangsangan setan mudah berubah dari satu kejahatan kepada kejahatan yang lain. Nafsu yang rendah merusak nilai-nilai murni kemanusiaan dan setan pula merusak kehambaan kepada Tuhan. Gabungan keduanya membuat manusia kaum yang ingkar dan berbuat maksiat.

Banyak sekali kerusakan yang terjadi karena nafsu. Al-Quran menceritakan sebagian.

Sesungguhnya nafsu ammarah sangat menyeret ke kejahatan. (Ayat 53: Surah Yusuf)

No comments:

Post a Comment