Tuesday 19 March 2013

Tugas menjadikan dunia sebagai kebun akhirat bukanlah hal yang mudah. Suasana alami dunia menjadi tantangan bagi petani-petani akhirat.

Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Aku ingin menciptakan khalifah di bumi", mereka berkata: "Apakah Engkau akan jadikan padanya makhluk yang akan berbuat bencana padanya dan akan menumpahkan darah? Padahal kami berbakti dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau". Dia berfirman: "Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui". (Ayat 30: Surah al-Baqarah)
Para malaikat sudah dapat membayangkan kehidupan dunia yang akan dijalani oleh makhluk berbangsa manusia sebelum lagi manusia pertama diciptakan. Sifat kehidupan dunia yang ada dalam pengetahuan malaikat adalah huruhara dan pertumpahan darah. Dunia adalah ibu, sementara huruhara dan pertumpahan darah adalah anak-anaknya. Kelahiran huruhara dan pertumpahan darah adalah sesuatu yang sesuai dengan suasana dunia itu sendiri secara alami. Manusia sebagai khalifah bertugas membersihkan dunia dari huruhara dan pertumpahan darah itu. Khalifah tidak seharusnya membiarkan dunia terus melahirkan anak-anak jahat dan nakal.

Tuhan memperjelas lagi kondisi huruhara penghidupan dunia:

Tuhan berfirman: "Pergilah kamu (Adam dan Hawa). Sebagian dari kamu (manusia) jadi musuh kepada sebagiannya. Dan adalah untuk kamu di bumi itu tempat ketetapan dan pasokan hingga satu waktu (mati dan kiamat)". (Ayat 24: Surah al-A'raaf)
Kehidupan dalam dunia membawa manusia bermusuhan sesama sendiri. Dalam dunia yang huruhara, penuh dengan permusuhan dan pertumpahan darah itulah manusia menetap hingga sampai ajal mereka dan sehingga terjadi kiamat. Tuhan mengajar manusia supaya mengambil pasokan selama hidup di dunia. Tuhan mengajar manusia supaya menghargai tempuh singkat yang Tuhan berikan kepada mereka di dunia ini.

Dia berfirman: "Padanya (bumi) kamu hidup dan di situlah kamu akan mati dan darinya kamu akan dikeluarkan. (Ayat 25: Surah al-A'raaf)

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan tidak akan disempurnakan balasan kamu melainkan pada hari kiamat. Karena itu barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka selamatlah dia, karena kehidupan dunia ini tidak lain melainkan menipu-daya. (Ayat 185: Surat a-Li 'Imran)
Alam dihukumnya dengan kiamat dan setiap yang hidup dihukumnya dengan mati. Manusia hidup dalam dunia, mati dalam dunia dan dibangkitkan dari dunia. Dunia yang dikenal sebagai bidang asbab akan melahirkan berbagai upaya dan tindakan. Sifat dunia tidak mengizinkan usaha dan tindakan melahirkan hasil yang sempurna. Banyak dari pohon yang ditanam tidak sempat berbuah atau buahnya tidak semanis yang diharapkan. Tuhan memperingatkan bahwa apa juga yang manusia tanam di dunia buah yang sempurna muncul di akhirat. Buah yang manis, masam atau beracun akan dirasakan sempurna setelah terjadi kiamat. Apa yang diperoleh di dalam dunia lebih banyak bersifat bayangan yang menipu-daya.

No comments:

Post a Comment