Wednesday 27 March 2013

Daerah-daerah nafsu perlu dipahami untuk memudahkan tugas membawanya ke arah dan tujuan yang benar. Sebelum nafsu sampai ke arah yang benar ada tiga daerah nafsu harus ditempuh. Tiga daerah tersebut adalah ammarah, Lawwamah dan mulhamah.

Rantai yang mengikat nafsu dalam daerah nafsu ammarah adalah yang paling kasar dan paling kuat. Pengikat nafsu dalam daerah ini adalah sifat-sifat keji seperti sombong, ujub, riya dan sama'ah. Sifat-sifat tersebut membuat manusia merasakan dirinya lebih baik, lebih mulia dan lebih cerdik dari orang lain. Dia suka pamer, suka dipuji dan suka namanya menjadi terkenal. Di daerah ini tidak ada nilai-nilai murni kemanusiaan dan tidak ada aturan. Orang yang berada dalam daerah ini sangat tamakkan harta dan tidak peduli dari sumber mana harta itu diperoleh. Setelah memperoleh harta dia menjadi kikir. Nafsu yang berada dalam daerah ammarah ini juga kuat berdengki, dendam dan sanggup berbuat khianat. Apalagi nafsu ammarah bertabiat suka berangan-angan. Dia merasakan apa yang dia angankan akan diperoleh walaupun dia tidak ada kemampuan untuk melakukannya. Orang yang dibungkus oleh nafsu ammarah suka menggunakan dua cara penilaian. Untuk dirinya digunakan cara positif dan untuk orang lain digunakan cara negatif. Dia mengatakan orang lain mengumpat tetapi untuk dirinya, berbuat hal yang serupa dikatakan mengatakan yang benar. Orang lain dikatakan berdengki tapi buat dirinya dikatakan mempertahankan yang hak. Orang lain dikatakan bakhil tetapi buat dirinya dikatakan berjimat cermat. Sikap yang demikian membuat tertutup pandangannya dari melihat ke keburukan, kejahatan dan kerusakan yang ada dengan dirinya. Dia dikuasai oleh perasaan bahwa dialah manusia yang paling tahu dan paling sempurna. Dia merasakan surga adalah haknya sekali pun dia tidak melakukan kebaikan. Perasaan yang demikian muncul karena sifat ammarah tidak menghalangi seseorang menggunakan ilmu yang bersangkutan dengan kehidupan dunia. Ia hanya menutup ilmu tentang Tuhan dan akhirat. Kemampuan menggunakan ilmu dunia membuat anggota nafsu ammarah bisa sukses dalam kehidupan, bisa menjadi cendikiawan dan pemimpin masyarakat. Dia juga mempelajari ilmu agama dan menjadi alim dalam bidang tersebut. Tetapi ilmu tidak berdaya menyelamatkannya karena dia disibukkan dengan ilmunya. Dia menjadi marah jika mengetahui orang berguru dengan orang alim yang lain. Dia suka mengeluarkan pernyataan yang merendah-rendahkan ilmu orang lain. Dia merasakan dirinya adalah anggota agama yang sempurna, ahli surga yang tidak akan diperiksa, sudah mencapai makam makrifat sementara orang lain tidak sempurna, ahli neraka dan tidak bermakrifat.

No comments:

Post a Comment