Wednesday, 27 February 2013

Wali yang menyempurnakan perjalanannya dan sampai ke daerah kekhalifahannya bertanggung jawab membersihkan jalan menuju Allah dari pencemaran dan kesamaran. Yang benar adalah jelas dan jalan ke kebenaran ini jelas. Yang salah adalah jelas dan jelas kepada kesalahan juga jelas. Wali kelas khalifah mampu menguraikan ucapan-ucapan ganjil yang muncul dalam daerah kewalian sufi. Nabi adalah umpama titik awal yang tanpanya tidak mungkin dilukiskan huruf. Wali-wali sufi adalah titik-titik yang membentuk garis lengkung. Titik Nabi dan titik-titik wali sufi membentuk huruf nun. Meskipun garis lengkung itu panjang tetapi ia tidak bergabung titik awal. Jadi ada perbedaan di antara garis lengkung dengan titik awal. Wali pada jalan kenabian yaitu khalifah spiritual adalah pencantum garis lengkung kewalian sufi dengan titik awal kenabian. Khalifah memahami suasana kewalian sufi dan mampu membawa mereka ke jalan kenabian. Khalifah menjadi penerjemah kata wali dan penegak kata Nabi. Kekusutan di Jalan kewalian Sufi diuraikan oleh khalifah. Kebenaran pada jalan kenabian diperjuangkan oleh khalifah. Dari waktu ke waktu Tuhan menampakkan khalifah-Nya untuk memperjuangkan jalan kenabian dan melindungi wali-wali yang tenggelam dalam jazbah, fana dan baqa.

Kebenaran sejati seperti yang ditemukan oleh para khalifah berada dalam syariat yang lengkap yang menggabungkan syariat lahir dengan syariat batin. Orang yang memasuki Jalan Sufi sangat mementingkan syariat batin sehingga biasa terjadi ada di kalangan mereka yang tidak menerapkan sebagian besar syariat lahir terutama yang melibatkan hubungan sesama manusia. Mereka yang tidak memasuki Jalan Sufi pula mementingkan syariat lahir sehingga kebanyakan penilaian dibuat berdasarkan perbuatan zahir dan mengabaikan praktek hati. Khalifah Allah mengetahui bahwa kebenaran terletak pada cantuman kedua syariat tersebut. syariat lahir adalah peraturan agama seperti yang dibicarakan oleh ilmu fikih. Syariat batin adalah amalan hati seperti yang dibicarakan oleh ilmu tasauf. Keislaman seseorang dikenal melalui syariat lahir. Syariat lahir yang membedakan orang Islam dengan orang kafir. Rasulullah saw menolak permintaan kaum Taqif yang mau dibebaskan dari shalat lima waktu. Khalifah Abu Bakar as-Siddik memerangi kelompok yang enggan mengeluarkan zakat. Rasulullah saw dan para sahabat beliau bertindak tegas terhadap orang yang menolak syariat lahir dan mereka sangat waspada terhadap orang diketahui meninggalkan syariat batin. Orang yang menolak syariat lahir karena ingkar adalah kufur. Orang yang membuang syariat batin adalah munafik. Syariat lahir berhubungan dengan praktek Islam. syariat batin berhubungan dengan praktek hati yaitu iman. Al-Quran menggabungkan iman dengan Islam (amal shalih).

Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih .. (Ayat 25: Surah al-Baqarah)

No comments:

Post a Comment