Monday, 25 February 2013

Tidak semua orang yang menempuh jalan spiritual akan kembali ke kesadaran semula. Ada yang menjadi MAJZUB terus menerus, fana dalam Tuhan secara berkelanjutan dan tidak kembali lagi ke kesadaran keinsanan. Orang yang seperti ini telah naik ke tempat yang tinggi tetapi tidak menemukan jalan turun. Suasana kebatinan mereka berbeda dari masyarakat. Karena itu adab dan sopan santun masyarakat tidak memberi apa-apa makna kepada mereka, malah syariat juga bisa tertanggal ketika mereka dikuasai oleh jazbah. Orang yang hilang kesadaran ini tidak bisa dijadikan pembimbing karena mereka berbicara bahasa zauk sedangkan orang yang dalam kesadaran menggunakan akal untuk menafsirkan pengalaman zauk. Akal tidak mampu menjelaskan pengalaman hakikat.

Orang yang dalam zauk banyak berbicara tentang hal gaib dan hal ketuhanan. Dari mulut mereka juga mudah keluar cerita tentang penyaksian mata hati terhadap rupa, bentuk, warna dan cahaya yang dinisbahkan kepada ketuhanan. Orang yang dalam zauk juga melahirkan keasyikan yang mendalam kepada Tuhan. Dari mereka juga selalu keluar hal luar biasa yang diistilahkan sebagai keramat. Kekeramatan yang disaksikan menyebabkan orang lain menjadi yakin dengan apa yang mereka katakan. Ada orang yang di dalam kesadaran menggubah konsep ketuhanan hanya dengan mendengar ucapan orang MAJZUB. Tuhan dimasukkan ke dalam perbatasan rupa, bentuk, warna dan cahaya atau sesuatu menurut khayalan dan prasangka mereka. Orang yang di dalam kesadaran biasa, tidak pernah mengalami zauk, menjual konsep ketuhanan yang diperoleh dari kata orang MAJZUB, adalah orang yang sesat dan menyesatkan. Golongan ini dan pengikut mereka adalah kafir, tetapi orang MAJZUB, meskipun pada zahirnya melanggar syariat, mereka patut dimaafkan karena mereka dikuasai oleh mabuk.

No comments:

Post a Comment