Wednesday, 27 February 2013

Ketika di dalam daerah kewalian sufi, mengalami fana dan jazbah, orang sufi melupakan dan membuang segalanya kecuali Allah Mereka tidak menginginkan surga dan tidak takut neraka. Dosa dan pahala sama saja bagi mereka. Mereka menyangkal perbuatan diri mereka dan mengisbatkannya kepada perbuatan Tuhan. Mereka tidak beristighfar pada kesalahan yang terjadi pada mereka. Bagi mereka istighfar menunjukkan mereka mengklaim diri mereka memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu, sekalipun perbuatan itu adalah perbuatan dosa. Mengaku diri berkuasa lebih berat dari dosa itu sendiri. Bagi mereka segala daya dan upaya adalah milik Allah Segala sesuatu adalah ciptaan dan perbuatan Allah Allah menciptakan mereka, daya dan upaya mereka, keinginan mereka, perbuatan mereka dan segala-galanya. Karena itu mereka menerima apa saja yang datang ke mereka dengan reda. Mereka membuang ikhtiar memilih. Bagi mereka cukuplah Allah saja yang mengadakan pilihan dan mereka menerima pilihan Tuhan itu. Mereka mengubah kehendak diri mereka kepada kehendak Tuhan. Apa saja yang mendatangi mereka adalah kehendak Tuhan. Jadi mereka tidak menghindarkan kemudaratan yang sampai kepada mereka. Mereka tidak bergembira dengan nikmat dan tidak berdukacita dengan bala. Nikmat dan bala berjalan menurut kehendak Allah, dengan Kudrat dan Iradat-Nya. Jika sesuatu itu ada pada Iradat-Nya, maka Kudrat-Nya melaksanakannya. Tidak ada siapapun yang ikut campur dalam urusan-Nya.

No comments:

Post a Comment