Semua manusia berasal dari diri yang satu yaitu Nabi Adam as Sekalian yang lahir dari Adam as dinamakan bangsa manusia. Tidak ada keturunan Adam as yang berbangsa hewan, tumbuh-tumbuhan atau gali-galian. Adam as dan keturunan beliau as menjadi manusia karena mereka semua memiliki kemanusiaan. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kemanusiaan. Benih kemanusiaan yang pertama disemaikan pada kejadian Adam as dan kemudian benih tersebut 'berjalan' ke Siti Hawa, ibu yang mulia dan diberkati dengan keturunan yang sangat banyak. Ketika Adam as dan Ibu Hawa di dalam surga benih kemanusiaan itu hanya aktif pada mereka berdua saja., Tidak 'tumbuh'. Setelah mereka dikeluarkan dari surga dan ditempatkan di bumi, di dalam dunia, baharulah benih kemanusiaan itu menampakkan kemampuannya melahirkan generasi manusia. Benih kemanusiaan akan terus bekerja melahirkan manusia sampai hari kiamat. Bila terjadi kiamat barulah benih kemanusiaan itu berhenti melahirkan manusia.
Mulai dari Adam as sampai kepada manusia terakhir pada hari kiamat, benih kemanusiaan 'berjalan' terus, melahirkan keturunan manusia yang terpecah-pecah ke berbagai bangsa, suku dan keluarga. Perjalanan benih tersebut sangat sempurna sehingga tidak terjadi kesalahan pada pekerjaannya. Jika benih kemanusiaan kesalahan niscaya ada ibu-ibu manusia yang melahirkan ikan, beruang, rambutan dan lain-lain. Kesempurnaan benih kemanusiaan menyebabkan manusia akan terus melahirkan manusia saja tidak bangsa lain.
Keturunan Adam as tumbuh melalui proses percantuman benih pria dengan benih perempuan. Meskipun pada zahirnya percantuman benih menjadi proses reproduksi keturunan manusia tetapi bukanlah benih pria dan benih perempuan itu yang mengontrol keberadaan dan kesinambungan bangsa manusia. Adam as diciptakan bukan dari benih pria atau benih perempuan namun, Adam as tetap memiliki kemanusiaan. Nabi Isa as diciptakan tanpa melalui proses percantuman benih pria dengan benih perempuan namun, Isa tetap memiliki kemanusiaan. Setiap manusia tidak terlepas dari kemanusiaan yang tidak dimengerti hakikatnya. Jika semua manusia mulai dari Adam as sampai manusia terakhir yang ada pada hari kiamat, dibedah untuk dikaji perihal kemanusiaan itu tentu saja perbuatan tersebut hanya sia-sia saja. Tidak mungkin ditemukan hakikat kemanusiaan pada setiap manusia tetapi peran dan pengaruhnya pada setiap manusia tidak dapat disangkal.
Jika mau memahami tentang hakikat ia harus dilihat dari sumbernya. Sumber segala kejadian ada di sisi Allah Allah menciptakan makhluk-Nya menurut Iradat-Nya, dengan Kudrat-Nya dan sesuai dengan Ilmu-Nya. Apa juga yang Allah berkehendak menciptakan sudah termaktub di dalam Ilmu-Nya. Apa yang di sisi Allah atau pada Ilmu-Nya itu dinamakan hakikat. Sebelum Allah menciptakan alam dan benda-benda alam, hakikat alam dan hakikat-hakikat benda alam sudah ada pada Ilmu-Nya. Hakikat adalah keberadaan yang memerintah atau mengontrol. Segala yang diciptakan Allah, yang mengisi ruang alam, dikontrol oleh hakikat masing-masing. Hakikat yang berhubungan dengan kejadian manusia dinamakan Hakikat Manusia atau Hakikat Insan. Hakikat Insan mengontrol kejadian manusia sejak manusia pertama hingga manusia yang penghabisan. Apa juga yang dikontrol oleh Hakikat Insan akan lahir sebagai manusia. Hakikat Malaikat mengontrol keberadaan malaikat. Hakikat Hewan mengontrol keberadaan hewan dan demikian juga dengan hakikat-hakikat yang lain. Hewan tidak bisa menjadi manusia dan manusia tidak bisa menjadi malaikat apa lagi menjadi Tuhan. Hakikat masing-masing tidak mengizinkan hal itu terjadi.
Dan kamu sekali-kali akan memberikan perubahan untuk "Sunnatullah" itu. (Ayat 62: Surah al-Ahzaab)
Tidak ada (atas) perubahan pada kalimat (janji-janji) Allah. (Ayat 64: Surah Yunus)
Tidak ada suatu pun dari makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah-lah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus. (Ayat 56: Surah Hud)
No comments:
Post a Comment