Tingkat kesudahan pencapaian akal dan ilmu makhluk bernama Hijab al-'Izzati atau benteng keteguhan. Ilmu sekalian orang alim dan arif terhenti di sini. Zat Allah swt tidak diketahui oleh makhluk karena Dia tidak termasuk di dalam perbatasan informasi, pendapat dan pernyataan. Allah berfirman:
Dan Allah perintahkan supaya kamu beringat-ingat terhadap kekuasaan diri-Nya (menyiksa kamu). (Ayat 30: Surah a-li 'Imran)
Rasulullah saw bersabda:
Semua kamu (yang berpikir) tentang Zat Allah adalah orang dungu.
Upaya akal untuk menembus Hijab Keteguhan adalah sia-sia. Jika dipaksa juga tidak ada yang ditemukan melainkan kemungkinan menjadi gila.
Begitulah makrifat Allah melalui akal. Tercerahkan dengan akal menjadi dasar kepada makrifat melalui zauk atau pandangaan mata hati. Anggota Allah swt meningkatkan imannya dengan membenamkan dirinya ke dalam ibadah dengan sungguh-sungguh. Mereka berpuasa pada siang hari dan shalat di malam hari. Ada antara mereka yang bersembahyang lebih 500 rakaat sehari, khatam membaca Al-Quran setiap hari dan berpuasa sepanjang tahun. Jika Allah izinkan, mereka akan mengalami hakikat wujud Zat Allah swt. yang sulit untuk dijelaskan.
Pengalaman makrifat menurut akal berhenti pada pernyataan: "Semata-mata zat, yang maujud hanya Wajibul Wujud". Pengalaman tercerahkan secara zauk pula berakhir pada: "Zat yang kosong dari makhluk, yang maujud hanya Allah Telah ada Allah swt dan tiada sesuatu beserta-Nya. Dia sekarang adalah tetap sebagaimana sebelumnya ".
No comments:
Post a Comment