Wednesday 12 June 2013

Orang yang menempuh perjalanan naik bus tentu ingin segera sampai, apalagi kalau yang dinaiki sangat tidak nyaman dan melelahkan, juga orang yang berjalan menempuh suatu jenjang cita-cita selalu ingin cepat sampai, yang ingin jadi tentara, ingin lekas jadi tentara, yang ingin jadi polisi, ingin lekas jadi polisi, yang ingin jadi pejabat juga ingin cepat jadi pejabat, sebab keinginan cepat sampai itu karena timbulnya bayangan bayangan keindahan orang-orang yang sudah jadi polisi, jadi tentara, jadi pejabat, apa apa serba enak di bayangan, kadang segala cara ditempuh, berusaha orang lain membantu agar dirinya cepat meraih apa yang dicapai, bisa dengan menyogok orang dalam, atau dengan lewat dukun atau cara cara yang di luar nalar sampai cara yang tidak dibenarkan, sehingga ketika mendapat kedudukan akan cacat secara kejiwaan, timbul jadi pejabat yang korup, sombong, suka menyalahgunakan jabatan.

Sama, Orang yang masih dalam perjalanan yang menempuh jalan menuju Allah, juga sangat ingin untuk cepat sampai kepada Allah swt. Dia terpesona melihat kondisi orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai ke tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat membantu mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri dari mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, yaitu sampai kepada Allah tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselingi dengan harapan kepada selain-Nya. Ini berarti sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Andai sampai, maka pencapaian sudah tidak murni lagi, kejiwaan akan terpengaruh, merasa ini , merasa itu, akan mempengaruhi segala kelebihan yang dimiliki, lalu akan berbekas ujub, riak, di setiap gerak dan laku.

No comments:

Post a Comment