Tuesday, 8 May 2012

Jangan Takut Jadi Pengusaha

Jangan Takut Jadi Pengusaha
Jadilah entrepreneur, kenapa musti takut ?



Menurut beberapa pakar ekonomi, suatu negara akan mencapai kemakmuran jika jumlah para entrepreneur-nya paling sedikit 2% dari jumlah penduduk suatu negara. Jika sa’at ini jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 228 juta jiwa, maka jumlah entrepeneur yang dibutuhkan adalah sekitar 4 juta orang. Namun saát ini jumlah entrepreneur yang ada hanya sekitar 400 ribu orang atau sekitar 0,2% saja. Akibatnya sumber daya alam yang melimpah ruah tidak dikelola dengan baik bahkan dikelola oleh asing.



Banyak hal yang menyebabkan orang sulit untuk menjadi seorang entrepreneur, diantaranya dikarenakan, takut gagal, tidak punya modal, tidak punya bakat, tidak punya koneksi, usia terlalu muda atau terlalu tua.



Modal dalam artian unag, memang dalam usaha perlu uang, tapi tidak semua entrepreneur sukses harus bermodalkan uang yang besar. Ada beberapa pengusaha yang memulai usahanya dengan modal yang amat sedikit bahkan modal dengkul. Karena meskipun tidak punya modal uang tapi modal utama adalah kesungguhan dan ketekunan. Banyak para imigran dari etnis Thionghoa yang meniggalkan negerinya dan merantau keberbagai negara menjadi pengusaha sukses. Ini dikarenakan kesungguhan , ketekunan dan kecerdikan mereka demi meraih cita-cita.



Bakat adal;ah juga modal tetapi juga pula tidak menentukan suatu usaha berhasil atau tidak. Thomas Alfa Edison yang mempunyai beribu-ribu hak paten atas hasil ciptaanya ternyata tidak lulus SD dan keberhasilannya dikarenakan 99% kerja keras dan 1% bakat. Menjadi entrepreneur bukan bakat yang jadi kunci utamanya tetapi kerja keras, berfikir keras dan cerdik.



Seorang memulai usaha dan mengalami kegagalan jangan langsung disimpulkan bahwa dirinya tidak berbakat untuk menjadi seorang entrepreneur. Apalagi yang belum sama sekali melangkah dan memulainya karena tidak punya modal, bakat dan ketakutan lainnya. Menetukan bakat tidak hanya sekedar pandangan dan perasaan semata tapi dilihat sa’at melakukan dengan proses yang panjang dan nyata. Sehingga bakat akan ditemukan dengan sendirinya setelah menjalani usaha yang juga musti mengalami beberapa kegagalan, karena dengan kegagalan tersebut dapat belajar.



Umur yang terlalu muda atau terlalu tua juga faktor yang tidak perlu ditakutkan. Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dari umur belasan tahun seperti Steve Job pendiri Aplle Computer dan Bill Gate pendiri Microsoft, mereka berdua masuk dalam orang yang terkaya dibawah usia 40 tahunan. Yang terpenting bukan umur tetapi ide, kreativitas, inovasi dan semangat mereka sebagai landasan untuk berbisnis menjadi sukses.



Usia terlalu tua juga bukan suatau halangan, banyak orang yang berusia 50 tahun keatas dan memulai bisnis. Contohnya Tirto Utomo pendiri perusahaan air kemasan yang memulai usahanya setelah pensiun dari seorang pegawai.



Juga Ray Croc pendiri Mc Donalds memulai usahanya pada usia 52 tahun dan sekarang membesar usahanya. Jadi tidak ada kat terlambat selama masih sehat dan punya semangat yang tinggi.



Ketakutan karena tidak punya koneksi, padahal koneksi tidak begitu diperlukan dikarenakan setiap manusia mempunyai kelebihan tersendiri satu sama lainnya yang berbeda-beda.



Semua pilihan dalam hidup selalu pasti ada resiko, orang yang melangkah bergerak menghadapi resiko, begitu pula orang yang diam juga menghadapi resiko, akan tetapi dengan bergerak setidaknya dapat mengurangi resiko-resiko yang ada dimasa mendatang. Seorang entrepreneursejati adalah orang yang berani menghadapi resiko, bukan penanggung resiko.



Meskipun resiko kegagalan selalu ada terutama yang menyangkut finansial, namun para entrepreneur mengambil resiko dengan penuh tanggnung jawab. Dengan kegagalan dapat diambil pelajaran untuk meraih kesuksesan. Sudah sa’atnya kita



INSAF = indonesia Sadar Finansia

No comments:

Post a Comment