"Wujudkan kembali karya nyata yang pernah kita miliki untuk pembangunan peradaban Indonesia," ajak Habibie. Hal itu diungkapkan Habibie di sela penutupan Hari Teknologi Nasional (Harteknas) 2012 di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (10/8/2012).
Ia menuturkan, produk pesawat terbang, kapal laut dan kereta api yang pernah dirancang Indonesia beberapa tahun lalu kini telah dihentikan pembinaannya, bahkan dalam proses 'penutupan'.
"Misalnya PT DI yang dulu memiliki sekitar 16 ribu karyawan, sekarang tinggal kurang-lebih 3 ribu karyawan yang dalam tiga sampai empat tahun mendatang akan pensiun karena tidak ada kaderisasi dalam segala tingkat," jelasnya.
Ia juga menyoroti terpuruknya program pengembangan dalam negeri di bidang industri pesawat. Itu terlihat dari banyaknya design engineers yang memilih bekerja di industri pesawat luar negeri.
Padahal jika industri pesawat terbang dan teknologi lain terus dikembangkan, hal itu akan berdampak positif bagi bangsa. Apalagi potensi pasar nasional atau domestik Indonesia sangat besar.
"Misalnya pertumbuhan penumpang pesawat terbang sejak 10 tahun terakhir meningkat sangat tinggi, sekitar 10-20 persen rata-rata tiap tahun," papar pria yang sempat menjabat sebagai menristek dan wakil presiden di era Presiden Soeharto itu.
Berkaca dari hal itu, ia menyebut perlunya melakukan reaktualisasi peran iptek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing di masa mendatang.
"Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global. Dan hal tersebut membutuhkan solusi tepat, terencana dan terarah," tutur Habibie.
Ia berharap, pengalaman pahit industri dirgantara dan industri strategis lainnya tidak kembali terulang karena euforia reformasi. Habibie pun mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tak kalah dari negara lain dalam bidang iptek. "Bangkitlah, sadarlah atas kemampuanmu," tegasnya.
No comments:
Post a Comment